Mengenal Sejarah Singkat Metode Seduh Manual Brewing July 2, 2022 – Posted in: Kopipedia

Menyeduh kopi di rumah tentu memiliki keasyikannya sendiri, selain murah tentu saja juga mudah dilakukan. Banyak alat seduh manual yang bisa dipakai dan dieksplor untuk mendapatkan cita rasa kopi yang diinginkan. Ibaratnya kalian menjadi barista bagi diri kalian sendiri.

Manual brew memiliki sejarah yang cukup panjang. Dimana alat seduh yang diciptakan dari tahun ke tahun memiliki keunikannya masing-masing. Nah dalam artikel ini kami akan membahas sejarah, metode dan alat seduh manual.

Baca juga : Mengenal Perbedaan Kopi Espresso Dan Manual Brew

Awal Mula Manual Brew

Meski tidak ada catatan pasti sejak kapan orang-orang mulai mengkonsumsi kopi, tetapi kebanyakan orang berpendapat hal ini dimulai di daerah Ethiopia. Menurut penjelajah Eropa, bangsa Oromo yang merupakan nenek moyang bangsa Ethiopia adalah yang pertama kali mengkonsumsi kopi. Tetapi dengan cara mencampurnya dengan lemak hewan sehingga menjadikan cherry kopi semacam cemilan yang bisa tahan lama.

Kemudian pada abad ke-15 kekaisaran Ottoman (Turki) yang saat itu mencakup wilayah Afrika Utara, Eropa Tengah dan Timur serta Asia. Mereka membuat jalur perdagangan utama, dan dari sinilah kopi mulai dikenal bangsa Turki dan kemudian dijadikannya minuman.

Kopipedia Indonesia

Kopipedia Indonesia

Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!

Bangsa Turki juga menemukan metode seduh manual yang pertama. Dimana biji kopi yang sudah disangrai, ditumbuk dengan alu dan lesung. Setelah itu ditaruh di semacam wadah yang bernama cezve (ibrik), ditambahkan air dan kemudian direbus. Metode seduh ini menyebar dengan cepat ke semua lapisan bangsa Turki, meski sebelumnya hanya bisa dinikmati para elit kekaisaran.

Bangsa Ottoman berusaha untuk menyimpan biji kopi untuk mereka konsumsi sendiri. Tetapi kemudian diselundupkan ke luar dan sampai di Eropa. Setelah kolonial menyebar, dimana bangsa Eropa menjajah Afrika atau Asia. Dimulailah ketenaran kopi pada abad ke-18, meski pada awalnya hanya bisa dinikmati orang-orang kaya.

Seiring berjalannya waktu kopi menjadi produk minuman yang digemari banyak orang. Dan manual brew masih menjadi idola, tidak hanya di coffee shop, juga di kalangan para home brewer.

Baca juga : Perbedaan Coffee Shop Slow Bar & Coffee Shop Fast Bar

Drip, Immersion dan Pour Over

Secara garis besar ada 3 metode dalam seduh manual, drip (tetes), immersion (rendam) dan pour over (tuang). Ketiga metode seduh tersebut tentu memiliki alatnya masing-masing dengan keunikannya tersendiri. 

Metode manual brew pertama yang menjadi populer setelah cezve adalah metode drip. Metode ini pertama kali dikembangkan di Prancis selama abad ke-19 dan menggunakan wadah yang ditempatkan di antara dua ruang pot. Kopi ditempatkan di wadah dan air panas ditambahkan ke ruang atas, yang kemudian mulai ‘menetes’ melalui bubuk kopi ke ruang bawah.

Abad ke-19 membawa penemuan hebat lainnya, filter kertas. Dikembangkan oleh Amalie Auguste Melitta Bentz untuk meningkatkan rasa kopinya dan menyaring bubuk kopi, khususnya minyak dalam kopi. Pada 1930-an, filter Melitta memiliki desain berbentuk kerucut yang diikuti oleh penemuan dripper berbentuk kerucut dengan lubang di bagian bawahnya.

Metode ini kemudian dikenal sebagai pour over (penuangan). Metode penuangan bergantung pada gravitasi, karena air panas dituangkan di atas bubuk kopi dan kemudian ‘menetes’ ke dalam cangkir atau decanter. Beberapa merk pour over dripper yang populer antara lain adalah Hario V60, Chemex, dan Kalita Wave.

Baca juga : Mengenal Lebih Dalam Tentang Apa Itu Pour Over Coffee

Terakhir ada metode immersion (perendaman). Tentu saja sesuai namanya : bubuk kopi direndam sepenuhnya dalam air panas. Kemudian dibiarkan beberapa saat, sehingga air panas akan mengekstrak kopi. Bisa dikatakan alat seduh manual pertama dengan metode immersion adalah cezve.

Penemuan yang membuat metode immersion menjadi populer di seluruh dunia tidak diragukan lagi adalah French Press. Selain itu ada lainnya termasuk Clever Dripper, Siphon (alias pembuat kopi vakum) dan Aeropress.

Banyak dari alat seduh manual ini juga mengandalkan prinsip lain untuk mendapatkan ekstraksi yang maksimal. Aeropress misalnya, selain merendam bubuk kopi dalam air tetapi juga menggunakan tekanan untuk ekstraksi. Clever Dripper merupakan dripper tapi dengan metode immersion, dimana setelah ekstraksi selesai, katup yang ada di bawah bisa dibuka dan hasil ekstraksi menetes. 

Baca juga : 5 Perbedaan Utama Antara Kopi Instan Dan Kopi Bubuk

Alat seduh manual lain yang menggunakan tekanan untuk mengekstrak kopi adalah moka pot yang juga dikenal sebagai perkolator. Saat menggunakan moka pot, tekanan memungkinkan air panas di ruang bawah menembus lapisan kopi untuk mengekstraksi dan mencapai ruang atas.

Ada beberapa opsi bukan untuk menyeduh kopi secara manual?

Namun perbedaan antara metode ini tidak hanya mengacu pada desainnya, tetapi juga pada hasil ekstraksi. Mengetahui tips dan trik tentang metode yang digunakan untuk menyeduh, dapat membantu menemukan cita rasa kopi seperti apa yang diinginkan.

Baca juga : Ukuran Gilingan Kopi (Grind Size) Dan Metode Seduhnya

Selain itu setiap alat seduh manual memiliki pendekatan yang berbeda. French Press dan Aeropress misalnya, keduanya menggunakan metode immersion. Tetapi memiliki fitur yang berbeda, berujung pada cita rasa kopi yang dihasilkan pun berbeda meski menggunakan jenis biji kopi yang sama.

Untuk hasil ekstraksi, metode immersion umumnya akan memberikan cita rasa kopi yang mouthfull dan tebal, sedangkan pour over akan menghasilkan rasa yang clean dan ringan. Namun, ada banyak variabel yang dapat diubah saat menyeduh yang akan mempengaruhi hasil ekstraksi, apapun metode yang digunakan.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.