Mengenal Perbedaan Kopi Espresso dan Manual Brew June 26, 2021 – Posted in: Kopipedia

Apa bedanya espresso dan kopi manual brew?

Bagi beberapa orang, secangkir kecil espresso merupakan cara menikmati kopi yang sebenarnya, sementara bagi yang lain seperti pemborosan biji kopi yang sebenarnya bagus, karena kopi yang dihasilkan pahit.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Kopi Lanang Atau Peaberry

Tetapi apapun yang Anda pilih, tidak ada salahnya untuk mencoba hal baru. Jika Anda seorang espresso addict, mungkin sekali waktu perlu mencoba kopi manual brew, begitu juga sebaliknya.

Nah, di kopipedia kali ini kami akan coba berbagi apa saja perbedaan diantara keduanya.

Apa Itu Espresso?

Pada dasarnya espresso merupakan metode menyeduh kopi, dimana kopi yang dihasilkan volumenya kecil tetapi memiliki rasa yang kuat. Espresso diseduh dengan cara menyemburkan air panas dengan tekanan tinggi dan kecepatan tertentu melewati bubuk kopi yang sudah ditempatkan di wadah, biasa disebut portafilter. Oleh karena itu perlu mesin khusus untuk membuat espresso.

Sejarah singkat, mesin espresso pertama kali dibuat oleh orang Italia pada akhir abad 19. Pada waktu itu beberapa mesin dengan desain yang berbeda telah dibuat untuk menghasilkan espresso. Meski berbeda desain tapi mesin-mesin tersebut memiliki beberapa bagian yang sama, seperti grouphead dan portafilter. Mesin espresso juga memiliki steam wand yang digunakan untuk memanaskan dan membuat buih (frothing) susu, biasanya ditambahkan dalam minuman kopi seperti cappucino dan cafe latte.

Baca juga: Mengenal Sejarah dan Komponen-komponen dari Mesin Espresso

Kopipedia Indonesia

Kopipedia Indonesia

Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!

Kopi Manual brew, di sini kita memakai pour over sebagai perbandingan. Merupakan metode menyeduh kopi yang lebih simple daripada espresso. Secara teknis yang diperlukan hanya air dan biji kopi untuk menyeduh kopi. Meskipun saat ini, banyak sekali inovasi yang ditemukan, terutama oleh orang Jepang di metode pour over.

Beberapa orang menganggap espresso sebagai kopi “paling murni”, sementara yang lain lebih memilih pour over karena kualitasnya yang lebih lembut dan mudah diminum. Pada akhirnya hal ini bermuara pada keterampilan seorang barista, dia akan dapat menyeduh kopi dengan metode apapun.

Baca juga: Kesalahan Yang Sering Terjadi Saat Menyeduh Kopi

Kandungan Caffeine

Ada satu kesalahpahaman klasik tentang espresso dan kopi, yaitu kandungan kafeinnya.

Kami yakin Anda tahu dengan pemikiran bahwa espresso memiliki kandungan kafein yang jauh lebih banyak daripada secangkir kopi. Dan, seperti yang bisa kita perhatikan dari kalimat di atas, jawabannya adalah benar dan tidak.

Ketika kita mengambil jumlah yang sama dari espresso dan kopi (30 ml misalnya), maka benar bahwa espresso akan memiliki lebih banyak kafein. Tapi sebenarnya itu bukanlah hal mengejutkan. Karena semua orang tahu bahwa segelas kecil espresso benar-benar penuh dengan segala macam rasa dan elemen yang jauh lebih terkonsentrasi daripada yang Anda dapatkan dalam secangkir kopi.

Namun, jika Anda membandingkan berdasarkan ukuran sesuai porsinya, Anda akan menemukan bahwa secangkir kopi 180 ml, sebenarnya memiliki sedikit lebih banyak kafein dibanding single shot espresso (30 ml). Angka spesifiknya bisa sedikit berbeda tergantung pada biji kopi yang digunakan, metode seduhnya, suhu air, waktu ekstraksi, dan lain sebagainya.

Baca juga: Pentingnya Memilih Air Yang Digunakan Untuk Menyeduh Kopi

Rata-rata, secangkir kopi biasanya memiliki antara 80 dan 100 mg kafein, sementara espresso biasanya akan menghasilkan sekitar 60 mg kafein. Jadi bisa dikatakan, espresso dan kopi yang diseduh memiliki jumlah kafein yang berbeda, tetapi keduanya memiliki “lebih banyak” daripada yang lain tergantung pada bagaimana kita melihatnya.

Metode Seduh

Semua kopi berasal dari sumber yang sama, tanaman kopi yang dibudidayakan dan diproses oleh para petani. Tidak ada perbedaan nyata antara “biji espresso” dan biji kopi lainnya. Perbedaan antara kopi dan espresso adalah dari cara mereka diproses dan diseduh.

Baca juga: Beginilah Cara Menyimpan Kopi Yang Baik Dan Benar

Roasting

Setelah dipanen dan diproses, biji kopi berwarna hijau pucat, dan tidak layak untuk diseduh. Biji kopi masih perlu disangrai untuk mengeluarkan kualitas terbaiknya.

Baca juga: Mengenal Bermacam Proses Pengolahan Pasca Panen Kopi

Biji espresso disangrai sampai sangat gelap (dark roast), hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menahan tekanan tinggi ketika diseduh. Dark roast juga menghasilkan rasa kopi yang full body dengan keasaman rendah, dan sangat cocok untuk diminum dengan campuran susu, seperti latte atau cappuccino.

Profil sangrai yang lebih ringan (light roast) sangat cocok untuk metode pour over, dimana cenderung menghasilkan rasa kopi yang lebih ringan dan rasa buah. Tapi itu semua kembali pada preferensi pribadi Anda. Tidak ada salahnya mencicipi seduhan dengan biji kopi yang berbeda.

Baca juga: Roasting Kopi: Proses Penting Dalam Menentukan Cita Rasa

Grinding

Espresso mungkin adalah metode yang paling tidak mentolerir kesalahan dalam menyiapkan kopi. Biji kopi diseduh dengan tekanan yang sangat tinggi dan batas waktu sekitar 30 detik. Dalam batasan ini, bahkan perubahan terkecil akan berdampak signifikan pada hasil espresso.

Ukuran gilingan (grind size) yang terlalu halus akan menghasilkan espresso yang pahit dan over-extracted, sedangkan gilingan kasar akan menghasilkan espresso yang under-extracted. Grind size untuk espresso harus halus, seukuran antara tepung terigu dan garam meja. Untuk pour over, grind size biasanya lebih kasar. Karena grind size sangat penting, agar menghasilkan espresso yang baik, tentu memerlukan alat penggiling kopi yang berkualitas.

Baca juga: Menentukan Ukuran Gilingan Kopi (Grind Size) Dan Metode Seduhnya

Brewing

Inilah perbedaan yang paling mencolok di antara keduanya, yang dijelaskan pada langkah-langkah sebelumnya (roasting dan grinding) merupakan persiapan sebelum brewing.

Kopi saring (filtered pour over) bisa diseduh dengan berbagai cara berbeda dan juga alat pour over yang berbeda, dimana prinsip yang digunakan sama, sedangkan espresso perlu dibuat menggunakan mesin espresso.

Baca juga: Cara Menyeduh Kopi Menggunakan V60 (Pour Over)

Mesin espresso menggunakan tekanan sekitar 9 bar untuk mendorong air panas melalui bubuk kopi dalam waktu 20-30 detik. Ada banyak teknik yang terlibat, dimana setiap detail penting untuk secangkir espresso yang dihasilkan.

Mesin espresso bisa otomatis, semi otomatis, atau manual. Kebanyakan mesin espresso keluaran terbaru akhir-akhir ini otomatis, jadi barista tidak harus memahami semua detail dari alat yang digunakannya.

Jadi, Pilih Espresso atau Pour Over ?

Perbedaannya terletak pada cara kita menyeduhnya. Singkatnya, espresso adalah kopi ala Italia yang diseduh dengan tekanan dan kecepatan tinggi. Anda membutuhkan gilingan halus yang merata pada portafilter dan mesin khusus untuk membuat espresso yang baik. Sebagai perbandingan, pour over biasanya diseduh dengan menyaring air secara perlahan melalui bubuk kopi.

Baca juga: Perbedaan Kopi Single Origin Dan House Blend

Jadi, espresso vs kopi?

Bukan mana yang lebih enak, atau lebih terasa kopinya. Beberapa pecinta kopi bersikeras bahwa espresso adalah bentuk kopi yang paling sejati, sementara yang lain lebih menyukai pour over yang ringan dan kaya rasa. Pada akhirnya, semua kembali ke selera Anda, kopi seperti apa yang ingin Anda nikmati, serta keterampilan barista dan kualitas biji kopinya.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.