Mengenal Tentang First, Second dan Third Wave Coffee November 26, 2022 – Posted in: Kopipedia

Perkembangan industri kopi memiliki sejarah yang cukup panjang. Banyak terobosan-terobosan diperkenalkan sejak biji kopi pertama kali ditemukan hingga saat ini. Dari penemuan alat seduh yang sangat beragam, hingga cara menikmati si hitam agar sesuai dengan cita rasa yang diharapkan.

Dalam perkembangannya itu ada tiga periode utama, yang kemudian disebut coffee wave. Beberapa dari kalian mungkin sudah pernah mendengar istilah third wave coffee, istilah ini sering ditemui dalam industri specialty coffee. Lalu bagaimana dengan first dan second wave?

Di artikel ini kami akan coba bahas secara singkat, dari first, second dan third wave coffee.

Baca juga : Sejarah Masuknya Kopi Di Indonesia Yang Kamu Wajib Tahu

Apa Itu Coffee Wave?

Coffee wave merupakan istilah dalam perkembangan industri kopi. Pengertian mudahnya hal ini mengacu pada perubahan cara konsumsi pada minuman hitam ini. Ada tiga gelombang utama dalam coffee wave, first, second dan third wave coffee.

Tiap gelombang ditandai dengan perubahan yang cukup signifikan dalam industri kopi, yang kemudian juga berdampak pada budaya menikmati kopi itu sendiri.

Kopipedia Indonesia

Kopipedia Indonesia

Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!

Baca juga : Inilah Beberapa Tradisi Ngopi Yang Unik Di Indonesia

First Wave Coffee

Menurut catatan sejarah gelombang pertama diawali pada tahun 1800-an. Dimana pada waktu itu komoditas kopi meningkat sangat tajam. Hal ini terjadi karena orang-orang mulai menyadari potensi minuman ini, selain itu minuman ini juga menjadi konsumsi harian. Ya, adanya pergeseran dari budaya menikmati teh menjadi kopi.

Dengan meningkatnya keinginan pasar yang sangat masif, membuat produksi kopi bisa dikatakan seadanya. Yang kemudian membuat cita rasa kopi yang didapat sangatlah buruk, dan hal inilah yang menjadi kritikan saat itu. Istilah kuantitas di atas kualitas sangat di jelas di gelombang pertama ini. Bahkan tidak ada keterangan kopi yang dikonsumsi jenis apa, berasal dari mana, dan lain-lain.

Di gelombang pertama ini ada penemuan cukup signifikan dalam cara pengemasan kopi, vacuum packaging. Ditemukan oleh Austin dan RW Hills, seorang shipbuilders yang alih profesi menjadi coffee roasters, dan juga merupakan pendiri Hill Bros Coffee. Proses pengemasan ini mengeluarkan gas yang ada di dalam kemasan, berdampak pada cita rasa kopi lebih fresh. Cara pengemasan ini bahkan masih dipakai hingga saat ini.

Kemudian pada awal tahun 1900-an, tercipta inovasi lain yaitu bagaimana cara menikmati kopi cepat dan praktis. Penemuan kopi instan menjawab semua itu, diperkenalkan oleh Satori Kato, seorang Japanese-American pada tahun 1903. Mengaplikasian dehydration process pada kopi yang sebelumnya sudah dilakukan pada teh larut. Proses tersebut dipatenkan, “Coffee Concentrate and Process of Making Same”, yang sekarang kita sebut kopi instan.

Baca juga : Beginilah Cara Menyimpan Kopi Yang Baik Dan Benar

Pada gelombang pertama ini merek kopi ternama di Amerika Serikat, Folgers dan Maxwell House mendominasi industri kopi. Dengan mudahnya produk mereka bisa ditemui di supermarket bahkan dapur di rumah-rumah. Jangan lupakan juga penemuan pertama  automatic drip home coffee maker, oleh seorang entrepreneur Vincent Marotta.

Second Wave Coffee

Gelombang kedua dimulai pada tahun 1970-an, hal ini karena kurang puasnya para peminum kopi dengan cita rasa kopi pada periode gelombang pertama. Para peminum kopi tidak hanya ingin meminum kopi. Tetapi juga ingin tahu apa yang ada di dalam cangkir kopi mereka. Mereka ingin tahu bagaimana secangkir kopi yang nikmat bisa disajikan di depan mereka, apa itu proses roasting, dan lain-lain.

Kesempatan inilah yang dilihat oleh Starbucks, mereka mencantumkan asal kopi dari mana, tingkat roasting-nya seperti apa (specialty coffee beans). Selain itu juga memperkenalkan minuman kopi yang tidak hanya “hitam”, seperti latte, cappuccino, frappuccino atau malah espresso dengan pemanis, dan lain sebagainya.

Baca juga : Istilah-Istilah Dalam Dunia Kopi Yang Kamu Perlu Tahu

Selain berorientasi pada proses, bukan hanya meminumnya. Gelombang kedua ini juga menandai berubahnya budaya ngopi di kantor/rumah ke coffee shop. Perkembangan coffee shop sangat signifikan waktu itu, banyak tersebar di kota-kota besar. Bahkan bisa dikatakan minum kopi menjadi gaya hidup yang penting pada waktu itu.

Third Wave Coffee

Gelombang ketiga, istilah ini pertama kali digunakan oleh Trish Rothgeb pada tahun 2002 dalam Roasters Guild Publications, yang mendefinisikan tiga periode sebagai “gelombang”.

Peminum kopi dalam gelombang ketiga ini jauh lebih tertarik untuk memiliki secangkir kopi yang enak dan sesuai dengan selera mereka.

Dalam gelombang ini kopi mulai memiliki banyak kesamaan dengan wine, orang lebih ingin tahu tentang asal-usul kopi, dan juga proses bagaimana cara kopi diseduh. Hal penting dari gelombang ini adalah lahirnya specialty coffee yang merupakan titik balik industri kopi.

Kualitas kopi menjadi sangat penting, beriringan dengan keingintahuan para penikmat kopi dari mana asal kopi tersebut, bagaimana proses pasca panen-nya, level roast, dll. Dari situ lahirlah istilah single origin.

Baca juga : Mengenal Beragam Varietas Kopi Yang Populer Di Dunia

Selama gelombang ketiga, ada peningkatan yang signifikan dalam kopi single origin, juga biji kopi dicari karena rasa uniknya seperti keasaman, rasa manis, dan cita rasa lain. Flavor Wheel yang di-inisiasi ole SCA (Specialty Coffee Association) menjadi jawaban untuk mengetahui aroma dan cita rasa dari biji kopi tertentu.

Hal penting lainnya dari gelombang ketiga adalah fokus industri pada keberlanjutan di seluruh rantai pasokan. Dengan inisiatif seperti fair trade yang melindungi petani kopi dengan membayar mereka dengan harga yang pantas.

Selain itu pada gelombang ketiga ini proses dari hulu ke hilir benar-benar transparan. Hal ini menjadikan gelombang ketiga mempunyai pengaruh secara positif kepada semua orang yang terlibat dalam dunia kopi dari petani hingga konsumen, dari benih hingga sampai di cangkir.

Perbedaan dari gelombang pertama, kedua dan ketiga memang signifikan. Banyak inovasi, figur dan merek-merek yang berperan penting dalam setiap gelombang. Saat ini masih menjadi perdebatan apakah sekarang ini sudah bisa dikatakan masuk ke gelombang keempat (fourth wave) atau masih di third wave.

Menurut kalian bagaimana ? mungkin bisa berbagi di kolom komentar.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.