Kebun Kopi Lereng Kelir, Salah Satu Penghasil Java Coffee April 10, 2021 – Posted in: Industri Kopi, Kebun Kopi – Tags: Ambarawa
Pagi ini kami menyambangi salah satu perkebunan kopi di Lereng Kelir, Gertas, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Berjarak kurang lebih 2 km dari jalan raya Semarang-Jogja, kami tempuh dengan naik sepeda motor. Ada yang menarik sewaktu kami menuju ke lokasi, kami melintasi rel kereta api yang bisa dibilang tidak biasa. Kenapa tidak biasa, karena ada jalur gerigi di tengah rel tersebut untuk membantu kereta melewati jalur tanjakan.
Tanpa berlama-lama kami kembali meneruskan perjalanan, melewati area perkebunan desa hawa sejuk menyapa kami. Sampailah kami di daerah Gertas, di situ sudah ada salah satu petani kopi yang sudah menunggu, sebutlah namanya Pak Sus. Setelah sedikit beramah-tamah, kami langsung menuju area perkebunan kopi. Kondisi tanah yang sedikit becek karena hujan semalam, tidak mengurangi semangat kami untuk melihat langsung area perkebunan kopi Lereng Kelir.
Oh iya, daerah ini juga memiliki objek wisata, Puncak Lereng Kelir, jalur yang kita lewati menuju area perkebunan bisa juga untuk akses ke sana. Sampailah kami di salah satu spot yang cukup teduh di area perkebunan kopi Lereng Kelir. “Bisa diceritakan pak, sejarah kebun kopi ini sejak kapan?”, kami coba bertanya. Beliau menceritakan sekitar 70 tahun bahkan lebih, keberadaan kebun kopi Lereng Kelir ini, yang merupakan peninggalan dari generasi sebelumnya. “Tanaman kopi di sini sudah ada ketika saya masih kecil, ini yang ada di dekat kita ini mungkin sudah berumur sekitar 40 tahun”, begitu beliau menambahkan.
Kopipedia Indonesia
Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!
Tidak heran jika di dekat Kecamatan Jambu, tepatnya di daerah Bedono, dahulu juga sudah ada yang mengolah hasil kopi dari perkebunan-perkebunan sekitarnya, yaitu Kopi Eva. Jika ditelisik lebih jauh menurut beliau, jenis kopi yang ada di Lereng Kelir ini merupakan salah satu varietas yang disebut Java Coffee (Kopi Jawa). Untuk hasil kopi Lereng Kelir, pak Sus berujar, “Mayoritas adalah kopi robusta, hampir 99%. Hal ini karena kecocokan ketinggian di sini yang berada di ketinggian sekitar 900 mdpl, dimana kurang tinggi untuk jenis kopi arabika, yang bisa tumbuh dan berkembang dengan baik di ketinggian sekitar 1.300 mdpl.”
Untuk perawatan tanaman kopi beliau menceritakan, pada zaman dahulu ketika perawatan pertanian belum semaju sekarang. Pohon-pohon kopi tumbuh tinggi, sehingga kesulitan untuk waktu panen, harus memanjat ataupun menurunkan cabang yang tinggi. Pada tahun 90an barulah ada kelembagaan dan pelatihan SLPHT (Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu) pada tanaman komoditi kopi, dari dinas Kecamatan Jambu maupun Kabupaten Semarang. Dari sinilah dimulai sistem pengolahan tanah dan perawatan tanaman yang lebih modern.
Modern di sini salah satunya adalah penggunaan pupuk kimia dalam perawatan tanaman. Akan tetapi, karena menurut beliau efek dari pemakain pupuk kimia secara terus menerus, malah menjadikan tanah menjadi kurang subur. Pak Sus menggerakkan lagi para petani, terutama petani muda di Lereng Kelir ini untuk menggunakan kembali pupuk organik, dengan pupuk kandang maupun pupuk organik cair. “Regenerasi tanah akan lebih baik jika menggunakan pupuk organik dalam perawatan tanaman, bisa dikatakan tetap subur”, beliau menambahkan.
Kami juga bertanya apa yang didapat dari para petani, dengan industri kopi yang sedemikian maju sekarang ini. Beliau kemudian bercerita bagaimana dahulu sebelum ada kelompok tani, para petani memasarkan kopinya sendiri-sendiri, tidak ada keseragaman harga. Barulah ketika ada kelompok tani dan gapoktan (gabungan kelompok tani) di daerah gunung Kelir, pemasaran dibuat satu pintu. Selain itu, para petani juga sudah diberi pengertian bagaimana cara mengolah tanah, merawat tanaman, memanen kopi dan pemrosesan pasca panen yang benar. Bahkan beliau berujar, “Kita para petani punya slogan, petik merah menjadi harga mati.” Tentu saja kualitas kopi akan mengikuti, begitu pemrosesan di awal sudah dilakukan dengan benar. Hingga saat ini kopi Lereng Kelir sudah diekspor ke negara Jepang dan beberapa negara di Eropa.
Baca Juga: Khamidin, Lahir di Kebun Kopi dan Tumbuh Besar Menjadi Seorang Petani Kopi
Selain tanaman kopi di sekitar perkebunan kopi Lereng Kelir, ada juga beberapa tanaman lain yang mendukung perekonomian para petani. Beliau berujar, “Sebagai tanaman tumpang sari, juga sebagai naungan ada pohon Durian. Dimana dusun Gertas juga dikenal penghasil buah durian yang baik. Kita masih masuk di kelurahan Brongkol yang dikenal sebagai salah satu penghasil durian terbaik”. Sebelum Durian kebanyakan petani di dusun Gertas memiliki pohon Cengkeh. Dikarenakan tahun 2016 terserang hama membuat kebanyakan pohon Cengkeh mati, dan tinggal sedikit sekali yang masih. Tambahan pohon lain yang menjadi tumpang sari di perkebunan kopi Lereng Kelir antara lain Alpukat, Nangka, dll. Sehingga selama kurun 1 tahun para petani tidak hanya menggantungkan hasil dari panen kopi.
Menyikapi perkembangan kopi di indonesia yang semakin pesat, pak Sus berpendapat “Perkembangan di industri kopi sangat membantu kami sebagai petani. Dimana dulu kami hanya menjual kopi dalam bentuk kopi cherry atau green bean. Sekarang para pemuda kami sudah berinovasi mengolah pasca panen, sehingga bisa meningkatkan pendapatan petani”. Sebagai tambahan, di dusun Gertas para pemudanya juga memiliki cafe yang menjual hasil perkebunan kopi di Lereng Kelir. Kita akan bahas lebih lanjut mengenai kedai ini lain waktu.
Baca juga: Coffe Shop Hillside Cafe Lereng Kelir, Sensasi Ngopi di Lereng Pegunungan
Menutup obrolan dengan pak Sus, kami bertanya apa harapan beliau, yang berperan di hulu dalam industri kopi. “Kalau bisa yang di hilir (pemilik coffee shop) membantu kami, mungkin bisa main ke kebun kopi. Mari kita belajar dan bekerja sama, kita saling bantu”. Kita tahu antara hulu dan hilir dalam industri kopi di indonesia, bisa dikatakan sedikit jomplang.
Terima kasih pak Sus, sudah menemani kami jalan-jalan di perkebunan kopi. Kita sudah belajar banyak, tidak hanya soal kopi, juga hal-hal lain.
Semoga selalu sukses perkebunan kopi Lereng Kelir. Salam rahayu.
Perkebunan Kopi Lereng Kelir
Jl. Ke Dusun Gertas, Gertas, Kel. Brongkol, Kec. Jambu, Kab. Semarang, Jawa Tengah 50663
Kontak: 0888-9822-215 (Pak Sus)
Facebook: Ihwan Susilo
Bergabung dan ikutilah perjalanan kami selanjutnya!
2 Comments
dhave April 11, 2021 - 06:21
Ayooo ke Salib Putih.. ada kopi kopi tua juga di Salatiga…
LUDEN April 11, 2021 - 09:43 – In reply to: dhave
Siap mas, langsung tak follow-up ke project leader/host e (Sani)