4 Jenis Tanaman Kopi Di Indonesia dan Perbedaannya March 20, 2021 – Posted in: Kopipedia

Saat ini menyeduh kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup, mulai dari kaum milenial sampai orang tua serta dari masyarakat desa sampai kota-kota besar menikmati secangkir kopi.  Indonesia merupakan salah satu penghasil kopi terbaik di dunia dengan berbagai jenis tanaman kopi yang bervariatif, mulai dari tanah Aceh Gayo sampai Papua Wamena memiliki jenis dan karakternya tersendiri, mengingat geografis yang berbeda-beda mulai dari ketinggian, jenis tanah, dan kelembaban. Ada 4 jenis tanaman kopi di Indonesia yang kamu perlu tahu.

Baca juga: Sejarah Masuknya Kopi di Indonesia

Kopi Arabika

Coffea arabica adalah nama ilmiah dari jenis tanaman ini. Pohon kopi jenis ini memiliki daun yang kecil dan halus serta biji buah yang lebih besar dari kopi robusta. Ketinggian tanam kopi arabika agar bisa tumbuh dan berbuah dengan baik berkisar di 1.300-1.700 mdpl, dengan suhu sekitar 18⁰-23⁰ C.

Jenis Biji Kopi Arabika
Jenis Biji Kopi Arabika. Sumber: unsplash.com

Kopi arabika rentan akan penyakit karat daun Hemileia vastatrix jika tidak ditanam sesuai dengan minimal ketinggiannya. Bisa dikatakan kopi arabika merupakan tanaman kopi yang paling sulit untuk dibudidayakan dibanding jenis kopi yang lain. Untuk kadar kafeinnya, kopi arabika memiliki kadar yang lebih kecil dari jenis kopi lain.

Kopi ini juga memiliki sensasi rasa asam dan juga fruity, bisa dikatakan kaya rasa, jadi yang ingin menikmati kopi tanpa rasa yang tidak terlalu pahit, kopi arabika bisa menjadi pilihan. Di Indonesia sendiri kopi arabika tersebar di berbagai daerah di penjuru nusantara, seperti Gayo (Aceh), Malabar (Jawa Barat), Toraja, Flores, Papua, Kintamani (Bali), dll.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Kopi Lanang Atau Peaberry

Persentase produksi kopi arabika di Indonesia berkisar 25-30% dari total produksi kopi nasional per tahun, dan 60-65% dari hasil tersebut ditujukan untuk ekspor ke beberapa negara. Di seluruh dunia sendiri permintaan kopi arabika paling tinggi, yaitu sekitar 60%. Jadi bisa dikatakan  kopi arabika merupakan primadona untuk penikmat kopi di seluruh dunia. 

Kopi Robusta

Nama kopi robusta diambil dari kata bahasa Inggris yaitu robust berarti kuat, serta nama ilmiahnya adalah Coffea canephora. Bentuk biji yang lebih kecil dan bulat daripada arabika menjadi ciri dari jenis kopi ini. Kopi robusta akan tumbuh dan berbuah dengan baik jika ditanam di ketinggian 400-700 mdpl, dengan suhu sekitar 21⁰-23⁰ C.

Jenis Biji Kopi Robusta
Jenis Biji Kopi Robusta. Sumber: unsplash.com

Penanamannya pun tidak terlalu sulit karena tidak memerlukan medan yang terlalu tinggi, serta untuk panen juga lebih cepat dari kopi arabika. Kadar kafein kopi robusta paling tinggi jika dibanding jenis kopi lain. Rasa kopi robusta sendiri cenderung pahit, ditambah gula atau krimer kental manis bisa menjadi pilihan saat menyeduh kopi ini.

Baca juga: Mengenal Bermacam Proses Pengolahan Pasca Panen Kopi

Persebaran kopi robusta di Indonesia lebih luas dibanding arabika, daerah penghasil kopi robusta yang terkenal antara lain dari Lampung dan Temanggung. Dengan persebaran yang luas tersebut, tidak memungkiri kopi robusta memiliki nilai produksi nasional terbesar, yaitu sebesar 70-75% per tahunnya, sedangkan permintaan kopi robusta di seluruh dunia berada satu tingkat di bawah kopi arabika.

Kopipedia Indonesia

Kopipedia Indonesia

Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!

Kopi Liberika

Kopi yang berasal dari Liberia ini memiliki nama ilmiah Coffea liberica. Banyak orang yang tidak tahu jenis kopi ini, karena biasanya hanya tahu arabika dan robusta. Berbeda dari jenis kopi sebelumnya, biji kopi liberika mempunyai ukuran yang lebih besar serta bentuknya bulat dan lonjong.

Jenis Biji Kopi Liberika
Jenis Biji Kopi Liberika. Sumber: Casa Liberica

Kopi ini biasanya tumbuh di ketinggian 400 sampai 600 mdpl, tetapi ada juga yang bisa tumbuh di ketinggian 1.200 mdpl. Jenis kopi ini kurang diminati untuk dibudidayakan karena selain permintaannya sedikit, kopi ini hanya memiliki berat kering tak lebih dari 10% berat basahnya.

Tentu saja hal ini kurang begitu menguntungkan bagi para petani. Karakter kopi ini memiliki cita rasa seperti robusta, tetapi kadar kafein kopi ini paling rendah dibanding yang lain. Meskipun peminatnya sedikit, jenis kopi ini masih bisa ditemui di daerah Jember, Jambi dan Kuala Tungkal.

Baca juga: Roasting Kopi: Proses Penting dalam Menentukan Cita Rasa Kopi

Kopi Excelsa

Kopi yang nama ilmiahnya masih diperdebatkan, ada yang menyebutnya Coffea excelsa (Auguste Chevalier), kemudian oleh Emile De Wildeman dan Theophile Durand disebut Coffea dewevrei, dan terakhir disebut oleh para ahli  Coffea liberica var. excels, hal ini karena kopi excelsa adalah variasi dari kopi liberika.

Jenis Biji Kopi Excelsa
Jenis Biji Kopi Excelsa. Sumber: Fair Trade Communities

Sama seperti kopi liberika, kopi excelsa pun tidak banyak diproduksi karena kalah saing dengan kopi arabika dan kopi robusta. Jenis kopi ini akan tumbuh ideal di ketinggian 0-750 mdpl, sesuai iklim tropis dan curah hujan sedang.

Karakter rasa kopi ini cenderung asam saat meminumnya, terkadang juga ada sensasi alkohol, tetapi juga disertai rasa gurih. Daerah di Indonesia yang membudidayakan excelsa tidak banyak, tetapi kita masih bisa menemuinya di daerah Wonosalam dan Temanggung.

Baca juga: Varietas Kopi Populer Di Dunia

Dari keempat jenis tanaman kopi yang kami jelaskan secara singkat di atas, tentunya kembali kepada anda, untuk memilih kopi seperti apa yang ingin anda seduh. Jika anda penggemar robusta, tidak ada salahnya untuk mencicipi kopi arabika ataupun liberika dan excelsa. Siapa tahu justru anda menemukan sensasi tersendiri. Ataukah anda malah penggemar semuanya? mungkin bisa bagikan pengalaman anda di kolom komentar di bawah.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Baca juga: Apa itu Specialty Coffee Association dan Asosiasi Kopi Spesial Indonesia