Daerah-Daerah Penghasil Kopi Arabika Terbaik Di Indonesia December 24, 2022 – Posted in: Kopipedia

Kita cukup berbangga tentunya karena negara kita termasuk salah satu eksportir kopi di dunia. Menurut data di ICE (Inter Continental Exchange), kopi jenis arabika menyumbang angka sebesar 75%, dimana sebagian besarnya (40%) menjadi komoditas ekspor kopi negara Brazil. Sementara jenis robusta ada di angka 25% dimana Vietnam dan negara kita Indonesia, menjadi eksportir terbesarnya.

Meskipun sebagai salah satu eksportir terbesar untuk kopi jenis robusta. Indonesia juga memiliki jenis kopi arabika yang bisa dikatakan, salah satu dari yang terbaik di dunia. Tentu saja kopi yang ada bermacam-macam varietasnya dan dari beberapa darah.

Nah, di artikel ini kami akan coba membahas daerah-daerah penghasil kopi arabika terbaik di Indonesia.

Baca juga : 4 Jenis Tanaman Kopi Di Indonesia Dan Perbedaannya

Gayo, Aceh

Kopi Gayo Sumatera jenis kopi arabika memang sudah terkenal di berbagai belahan dunia. Kopi ini memiliki cita rasa yang paling khas dan disukai dibandingkan dengan kopi arabika yang ditanam di tempat lain di Indonesia. Memiliki cupping note yang nikmat dan aroma yang khas, tingkat keasaman yang lebih rendah dan rasa pahit yang solid menjadi ciri khas kopi Gayo.

Perkebunan di Gayo, Aceh Tengah rata-rata berada pada ketinggian antara 1.200 hingga 1.600 mdpl. Dimana lokasi tepatnya berada di sekitar kota Takengon dan berdekatan dengan Danau Tawar. Mayoritas suku yang tinggal di kawasan ini adalah suku Gayo dan perkebunan di daerah ini dikelola oleh perorangan.

Baca juga : Mengenal Apa Itu Flavor Wheel Atau Roda Rasa Kopi

Q grader yang pernah mencicipinya rata-rata menilai rasa kopi Gayo Aceh cenderung nutty dan buttery. Aromanya sangat kuat dengan aksen kacang dan rempah-rempah. Tingkat keasamannya sangat rendah, rasa manisnya cenderung tinggi, dan menghasilkan body medium.

Lintong, Sumatra Utara

Kopi Lintong adalah Kopi Arabika Lintong Sumatera yang tumbuh di dataran tinggi Danau Toba tepatnya di Lintongnihuta (1.400 mdpl), Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Kopi Lintong telah lama menjadi salah satu kopi terbaik dan terkenal di dunia kopi internasional. Karena  sangat terkenal sehingga sebagian orang menggeneralisasikan kopi Lintong dengan kopi Lintong Brastagi, kopi Mandheling Sumatra, kopi Sipirok, Dolok Sanggul dan kopi Sidikalang.

Kopi Lintong memiliki aroma khas kopi Sumatera yaitu aroma alami dari kesegaran tanah yang disiram air hujan (earthy). Juga beberapa aroma lainnya seperti coklat, buah-buahan tropis, dan rempah-rempah. Keasaman kopi yang kuat membuat kesegaran kopi ini bertahan cukup lama di mulut setelah diminum.

Baca juga : Inilah Beberapa Tradisi Ngopi Yang Unik Di Indonesia

Rasa dark chocolate dan tembakau semakin memperkuat ciri khas kopi dari Sumatera ini. Kopi Lintong juga memiliki body yang kuat, tetapi tidak menghilangkan notes rasa lainnya. Kopi Lintong dikenal memiliki rasa yang kental namun tetap lembut. Selain itu juga dilengkapi dengan aroma yang harum. Kopi ini juga dikenal memiliki rasa asam yang unik.

Mandailing, Sumatra Utara

Kopi Mandailing merupakan jenis kopi yang dibawa Belanda ke Indonesia pada tahun 1699 yang kemudian ditanam di Sumatera, lebih tepatnya Mandailing Natal, Kabupaten Pakantan, Sumatera Utara. Kopi ini sudah sangat terkenal di dunia sejak tahun 1878 dengan rasa dan aroma yang sangat kuat dan hanya ditanam di dataran Mandailing sehingga membuat kopi ini menjadi sangat spesial.

Baca juga : Mengenal Beragam Varietas Kopi Yang Populer Di Dunia

Kopi Mandailing dikenal dengan rasa yang kuat dengan tingkat keasaman yang rendah, dengan aroma bunga dan aftertaste yang manis adalah karakter dari kopi mandailing. Bodynya full sehingga teksturnya cenderung kental. Perpaduan rasa manis dan asam yang tidak terlalu tinggi menjadi favorit orang-orang yang menyukai kopi namun memiliki lambung yang sensitif. Aroma yang khas dengan sensasi buah dan aftertaste yang sangat enak dan tahan lebih lama, yang sangat jarang ditemui pada jenis kopi Indonesia lainnya.

Malabar, Jawa Barat

Kopi arabika ini ditanam di dataran tinggi yang tidak terlalu tinggi, namun proses pasca panen yang rapi dan terstruktur membuat hasilnya menjadi salah satu yang terbaik. Jika melihat petani di kebun mereka setelah panen, prosesnya sangat rapi sehingga rasanya lebih enak dan lebih beragam. Ada proses natural, proses semi wash sampai full wash.

Baca juga : Mengenal Bermacam Proses Pengolahan Pasca Panen Kopi

Kopi Arabika Malabar memiliki rasa asam sedang. Namun ada juga yang memiliki rasa asam yang cukup tinggi. Karakter kopi java preanger terletak pada aroma dan rasa yang sangat kuat. Aroma yang membuatnya unik adalah wangi bunga. Hal ini membuat peminum merasakan relaksasi tubuh saat menghirup aromanya. Rasa manis juga ditemukan saat menyeruput kopinya. Jika ingin lebih spesifik dalam merasakan rasa aslinya, disarankan untuk tidak menambahkan gula saat menikmatinya.

Kopipedia Indonesia

Kopipedia Indonesia

Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!

Gunung Puntang, Jawa Barat

Aroma fruity menyebar saat kopi baru diseduh, karakter asam tidak terlalu keras dan manis natural seperti dibalut dengan aroma buah yang keluar pada seduhan kopi ini. Cita rasa kelas dunia dengan skor 83,42 berdasarkan tes cupping yang mengantarkan kopi Java Preanger Gunung Puntang menjadi juara kedua dalam Specialty Coffee Association of America Expo 2016 di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

Kopi ini berasal dari Gunung Puntang, Jawa Barat dan bisa dibilang paling banyak dicari oleh masyarakat. Pasalnya meski aroma kopi masih melekat kuat, rasa pisang kering saat diseduh sangat dominan. Uniknya, ada sedikit cita rasa belimbing dan blackcurrant yang menjadi ciri khas kopi dari Gunung Halu yang satu ini.

Baca juga : Mengenal Asosiasi Specialty Coffee Di Dalam Dan Luar Negeri

Honey proses meningkatkan rasa manis yang menyerupai gula dari kopi ini. Saat masih panas, aroma yang kita ditemukan sangat kompleks; belimbing dan peach cukup dominan, disertai dengan sedikit aroma blackberry. Selain itu juga ada rasa coklat yang dominan dengan sentuhan blackcurrant dan raisin, tentunya rasa belimbing yang sesuai dengan aromanya tetap ada.

Ijen, Jawa Timur

Kabupaten Bondowoso memiliki suhu yang cukup sejuk berkisar antara 15,40 hingga 25,10 derajat Celcius. Kabupaten Bondowoso juga dikelilingi pegunungan, ada pegunungan Kendeng Utara dengan puncak Gunung Raung juga Gunung Ijen di sebelah timur. Selain itu, kaki Gunung Hyang dengan puncak Gunung Argopuro, Gunung Krincing dan Gunung Kilap berada di sebelah barat. Sedangkan Gunung Alas Sereh, Gunung Biser, dan Gunung Bendusa di sisi utara.

Jenis kopi yang sudah ternama sejak abad ke-17 ini selalu menjadi pilihan terbaik pejabat Belanda dengan aroma rempah-rempahnya. Proses penggilingan basah ini juga yang membuat kopi jawa sangat nikmat dan menjadi salah satu kopi dengan kualitas terbaik di dunia.

Baca juga : Sejarah Masuknya Kopi Di Indonesia Yang Kamu Wajib Tahu

Kopi Ijen memiliki cita rasa yang khas dengan rasa nutty, coklat, dan rempah-rempah dengan tingkat keasaman yang rendah, dan sedikit rasa manis. Dibandingkan dengan kopi yang diproduksi di daerah lain di Indonesia, kopi Arabika Jawa Ijen-Raung memiliki cita rasa yang khas, yaitu perpaduan antara sensasi spicy dengan sedikit rasa jahe dan sedikit asam.

Tumbuh di ketinggian 900-1500 meter, kopi Arabika Ijen-Raung Jawa berbau harum, dan rasanya manis. Dipadu dengan rasa pedasnya, perpaduan aroma coklat dan karamel menjadi ciri khas kopi yang ditanam petani di Ijen dan Raung.

Kintamani, Bali

Selain pesona wisata yang sangat terkenal di dunia. Bali juga memiliki hidden gems, yaitu salah satu penghasil kopi terbaik di dunia. Di daerah Kintamani, kopi Bali memiliki kualitas yang tidak sama dengan kopi Indonesia lainnya. Rasa asam bercampur dengan rasa buah jeruk. Hal ini disebabkan oleh sistem penanaman biji kopi yang dicampur dengan aneka sayuran atau biasa disebut dengan sistem tumpangsari. Hasil panen juga berbeda karena menghasilkan green bean lebih besar dari arabika yang ditanam di daerah lain.

Baca juga : Sedikit Mengenal Tentang Apa Itu Specialty Coffee

Karakter rasa kopi Bali Kintamani yang unik adalah rasa segar dan asam seperti buah jeruk tanpa meninggalkan aftertaste di mulut. Body-nya sedang dan aroma yang dihasilkan sangat kuat dan manis. Tidak ada rasa rempah seperti kebanyakan kopi di Indonesia. Kopi ini sangat cocok bagi kalian yang tidak menyukai rasa pahit.

Bajawa, Flores

Bajawa adalah ibu kota kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur. Kawasan Bajawa terletak di dataran tinggi dengan ketinggian 1.700 mdpl. Pesona keindahan alam Flores di kaki Gunung Inerie inilah yang dijadikan tempat menanam kopi Bajawa. Kopi di Flores tumbuh subur karena abu vulkanik dari gunung berapi. Daerah ini terkenal dengan perkebunan kopinya yang mendunia.

Dari segi rasa, kopi Bajawa memiliki karakter rasa nutty, orange dan caramel. Apalagi jika diseduh dengan air panas dalam keadaan segar, aromanya akan terasa sangat kuat menggoda indera penciuman. Keunikan dari jenis kopi Flores ini karena rasa yang bisa dihasilkan sangat beragam mulai dari coklat, pedas, tembakau, jeruk, bunga, hingga kayu. Dengan body medium, kopi ini juga cenderung memiliki tingkat keasaman sedang.

Baca juga : Mengenal Perbedaan Kopi Single Origin Dan House Blend

Semua kopi Flores Bajawa melewati proses organik, tanpa bahan kimia. Inilah salah satu alasan mengapa kopi Flores memiliki cita rasa yang kuat dan harum. Debu vulkanik Gunung Inerie membuat aromanya semakin harum dan menyengat. Cita rasa kopi yang kuat juga banyak digandrungi oleh masyarakat dunia. Beberapa penikmat kopi mengatakan bahwa kopi ini rasanya seperti mangga dicampur dengan apel dan melon, dan setelahnya rasanya seperti tembakau.

Toraja, Sulawesi Selatan

Kopi dari Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan ini juga sangat terkenal kenikmatannya. Rasa yang identik dari kopi ini adalah cokelat, tembakau, atau karamel. Tingkat keasaman dan body yang sedang, cocok untuk semua orang yang tidak suka terlalu asam atau terlalu pahit. 

Kopi Toraja memiliki bentuk dan ukuran yang tidak beraturan dengan warna coklat tua. Bentuk ini membuat kopi toraja cukup mudah dikenali. Memiliki aroma yang sangat harum dan khas, bahkan saat pertama kali membuka kemasannya. Kopi ini memiliki aroma buah dengan rasa yang tidak terlalu pahit saat dikonsumsi.

Baca juga : Mengenal Lebih Dalam Kopi Tubruk, Sajian Kopi Khas Indonesia

Tingkat keasamannya juga cukup rendah menjadi idola bagi mereka yang memiliki masalah asam lambung. Salah satu alasannya karena ditanam di daerah pegunungan dengan ketinggian mencapai 1.400-2.100 mdpl, yaitu di Pegunungan Sasean. Ditanam di tanah vulkanik, pohon kopi di kawasan ini ditanam berdampingan dengan aneka rempah, sehingga tak heran jika kopi Toraja memiliki aroma yang khas.

Wamena, Papua

Jenis kopi ini tumbuh subur di Pegunungan Wamena, Tanaman Kopi di Lembah Baliem ditanam pada ketinggian 1.400-2.000 mdpl. Perkebunan kopi Papua di Wamena terletak di sepanjang lembah yang berada di sekitar Kota Wamena yaitu Lembah Baliem. Lembah ini terletak di sisi timur Gunung Jayawijaya dengan panjang kurang lebih 80 km.

Lahan perkebunan bersifat vulkanik dan suhu mencapai 15°C pada malam hari. Kondisi ini sangat baik untuk bercocok tanam. Sebagian besar kegiatan pengolahan kopi dilakukan hanya dengan proses tangan. Pupuk kimia, pestisida dan herbisida tidak digunakan untuk tanaman kopi ini, dan menjadikan kopi Papua Wamena sebagai kopi yang langka dan bernilai tinggi.

Baca juga : Roasting Kopi: Proses Penting Dalam Menentukan Cita Rasa

Kopi Papua wamena terkenal memiliki rasa yang balance dan smooth. Aroma yang dihasilkan cukup harum beraroma coklat dan floral, body medium, sweetness medium, dan low acidity. Selain itu, jenis ini juga menghasilkan flavor notes yang cenderung earthy dengan sensasi herba dan aftertaste yang terasa smokey.

Cita rasa kopi wamena Papua terbilang cukup unik karena jarang kopi Indonesia yang memiliki sensasi floral. Banyak Q grader berpendapat bahwa munculnya aroma dipengaruhi oleh kondisi tanam yang tidak menggunakan pestisida dan senyawa kimia apapun.

Apakah sudah pernah mencicipi kopi dari daerah-daerah yang disebutkan di atas? Jika belum tidak ada salahnya untuk mencoba dan membandingkan rasa yang didapatkan. Sebagai tambahan perlu diperhatikan, meski berasal dari kebun dan proses pasca panen yang sama. Jika berbeda roastery, bisa jadi cita rasa yang dihasilkan juga berbeda.

Silahkan berbagi pengalamannya menikmati kopi dari daerah-daerah tersebut di kolom komentar. 

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.