Kedai Kopi Gubuk Pentjeng, Damai di Pinggir Sawah Ambarawa March 11, 2021 – Posted in: Coffee Shop, Industri Kopi – Tags: Ambarawa
Pagi ini sang surya memancarkan cahayanya dengan lembut membuat udara pagi Ambarawa sedikit hangat. Tepat pukul delapan pagi kami sudah berada di sekitar jalan lingkar Ambarawa, jalan yang lapang membelah manis lautan sawah nan hijau, sungguh komposisi alam pagi ini sangat damai.
Langkah kami masuk menuju ke sebuah jalan di samping pom bensin jalan lingkar yang mana kombinasi hijaunya persawahan dengan segarnya udara pagi masih bisa kami nikmati. Kita berhenti tepat di sebuah kedai kopi yang masih tutup tepat di kiri jalan. Gubuk Pentjeng (penceng), itulah kedai kopi yang akan kami singgahi kali ini.
Semalam kami sudah konfirmasi dengan Gubuk Pentjeng via DM instagram dan dipersilahkan datang pagi hari ke kedai meskipun di luar jam operasional. “Kalau pintu masih ditutup langsung masuk saja sambil menikmati pagi di sana”, begitulah sang admin membalas DM kami.
Kopipedia Indonesia
Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!
Dari depan pintu gerbang sudah terlihat suasana klasik khas pedesaan di Jawa. Bangunan jawa yang terbuat dari kayu dan beratap genteng tanah liat serta banyak sekali tanaman hijau menjadi bingkainya mencuri perhatian kami. Tanpa pikir panjang kita buka pintu gerbangnya dan masuk, seketika kami berhenti sejenak di area parkir dan dibuat terpukau dengan apa yang kami lihat.
Area parkir di sini cukup luas dan bisa menampung beberapa sepeda motor dan mobil. Kemudian kami berjalan masuk menuju bangunan depan, tepat di samping pintu masuk bangunan depan terdapat sebuah tulisan di papan kayu yang digantungkan di sebuah pohon yang bertuliskan “adhol kopi”, dalam bahasa Indonesia adhol kopi berarti jual kopi, kita datang di tempat yang tepat.
Masuk ke bangunan depan terdapat satu meja dan tiga kursi yang pas di dalam bangunan berukuran 3 x 5 meter ini. Di Sudutnya ada rak buku dengan beberapa koleksi buku bacaan yang menarik, serta di sudut lainnya ada sebuah lukisan dari kanvas serta karya karya seni visual lainnya. Kami tidak heran karena dari profil instagram Gubuk Pentjeng sering sekali mengadakan acara pameran.
Kita keluar dari bangunan depan dan menuju ke bangunan utama, di antara kedua bangunan tersebut ada area outdoor dengan beberapa kursi serta banyak sekali koleksi tanaman daun, bunga dan buah yang ditata sangat serasi. Kami berdiri di tengah bangunan utama dari Gubuk Pentjeng, sebuah bangunan mirip pendopo dengan lantai klasik nya yang berwarna kuning menjulang 4 meter keatas dengan genteng tanah liat sebagai atapnya.
Mata saya berkeliaran menikmati seisi bangunan ini. Di sini terdapat satu set meja kursi model sedan yang sangat lawas dan satu set meja kursi dari rangka besi beralaskan rajutan rotan. Di sudut pertama terdapat sebuah meja kayu yang sangat klasik yang atasnya ada beberapa asbak kayu, kemudian di sudut kedua terdapat lemari kayu yang usianya mungkin sudah tua tapi masih berdiri kokoh, lanjut ke sudut ketiga terdapat sebuah bingkai kayu untuk televisi yang klasik serta di atasnya terdapat tiga buah setrika lawas yang menggunakan bahan bakar arang.
Di atasnya terdapat lampu gantung klasik yang menawan serta di beberapa sudutnya ada kalung untuk kerbau, kalung tersebut terbuat dari kayu yang berbentuk seperti lonceng persegi lima. Dahulu pada leher kerbau dikalungkan lonceng tersebut, sehingga ketika kerbau berjalan maka lonceng tersebut akan berbunyi, bunyinya dihasilkan dari gesekan kayu tersebut.
Dari bangunan utama kita akan menuju bangunan selanjutnya, yaitu bangunan yang di dalamnya ada meja bar untuk meracik kopi dan kita bisa mengobrol banyak dengan baristanya di sana. Dari bangunan utama menuju bangunan bar juga terdapat area outdoor yang lebih luas dari pada yang ada di antara banguna depan dan utama.
Di sini terdapat satu set kursi dan meja yang sangat nyaman serta berbagai macam tanaman yang ditata rapi, bahkan di salah satu sudutnya terdapat koleksi bonsai yang indah. Di sini yang paling memikat buat saya adalah dua buah gentong lepek berisi air dan tanaman teratai yang mengapit sebuah pintu koboi yang tinggi, sungguh seperti pintu masuk ke sebuah kerajaan.
Kita buka pintu tersebut dan menjumpai sebuah meja bar yang terbuat dari kayu menambah kuat konsep jawanya. Di Atas meja bar terdapat beberapa toples roast bean kopi, grinder, timbangan, mesin espresso single yang tertata rapi. Karena belum jam operasional maka tidak ada barista di sini, tapi itu tidak masalah karena bisa menikmati suasana seperti ini sudah membuat kami sangat bahagia. Di bangunan bar juga terdapat koleksi perabot perabot klasik, mulai dari lemari, kursi dan ornamen ornamen lainnya.
Kita lanjut ke belakang, tepat di belakang bangunan bar ada sebuah kolam ikan dan di atasnya ada surau yang diletakkan tepat di atas kolam. Surau adalah kosa kata bahasa jawa yang berarti mushola, jadi buat yang beragama Islam bisa melaksanakan ibadah sholat di sini. Di samping surau terdapat satu set meja dan kursi di ruang outdoor, tempatnya sangat nyaman seperti kita berada di kebun rumah.
Baca juga: Menyeduh Kopi Di Rumah Dikala Pandemi COVID-19
Lanjut ke belakang ada sebuah bangunan yang pintunya terkunci. Bangunan tersebut sangat klasik dan jawa sekali, Bangunan tersebut rencananya akan disewakan buat yang ingin bermalam di sini, karena rencana kedepannya Gubuk Pentjeng tidak hanya menawarkan racikan kopi yang nikmat tetapi juga akan menyewakan vila-vila klasik.
Di ujung belakang terdapat sebuah kamar mandi, nah ini point yang selalu kami nilai dari sebuah kedai atau resto, karena jika sebuah kedai, coffee shop, dan resto memiliki kamar mandi yang bersih dan terawat pastinya seluruh bangunannya juga akan bersih dan terawat.
Kembali ke toilet dari Gubuk Pentjeng, di sini toiletnya terbuat dari batu bata tanpa finishing dengan pintu koboinya, menariknya toilet ini tidak memiliki atap yang membuat konsep jawa klasiknya semakin kental. Terdapat satu kloset duduk dan secara keseluruhan toilet ini bersih.
Kami sangat senang berkeliling di sini karena konsep bangunanya adalah jawa klasik serta penuh dengan tanaman daun, bunga, dan buah. Sungguh ini tempat yang sangat bisa merilekskan pikiran. Buat teman teman yang biasa tinggal di kota, kami sarankan singgah atau mampir di Gubuk Pentjeng karena tempat ini sangat asri, klasik, dan nyaman sehingga menjadi solusi buat merefreshkan pikiran anda yang kacau karena keruwetan hidup di kota besar.
Baca juga: Hendro Teguh Prastowo, Berawal Dari Hobi Menjadi Kedai Kopi (Gubuk Pentjeng)
Akhirnya kita memilih kursi yang berada di antara bangunan utama dengan bangunan bar, karena tempat ini spot yang menarik untuk kami.
Kedai Kopi Gubuk Pentjeng Ambarawa
Dusun Rejosari, Jl. Rejosari Raya, RT.01/RW.05, Rejosari, Pojoksari, Kec. Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah 50614
Hari Buka: Senin – Minggu
Jam Buka: 17.00 WIB – 22.00 WIB
Kontak: 0822-2686-7007 (Hendro Teguh P)
Instagram: @gubukpentjeng
Bergabung dan ikutilah perjalanan kami selanjutnya!
2 Comments
Adhi March 13, 2021 - 20:56
Joss reviewnya…👍
LUDEN March 13, 2021 - 21:06 – In reply to: Adhi
Terima Kasih gan..