Perbandingan Origami Dripper, Rok W1, dan Tricolate

Berkembangnya industri kopi di dunia berbanding lurus dengan semakin banyaknya alat seduh kopi ditemukan, terutama di lini manual brew. Dahulu kita mengenal metode seduh manual hanya sebatas kopi tubruk yang sangat khas di Indonesia dan V60 untuk versi yang lebih modern.

Saat ini metode seduh manual sangat banyak jumlahnya, seperti origami dripper dari Jepang, tricolate dari Australia, rok w1 produk dari rok presso, kalita coffee dripper, dan lain – lainnya. Tentu saja setiap alat seduh memiliki karakter yang berbeda, sehingga tidak ada mana yang lebih baik, karena semua kembali ke selera masing -masing.

Kali ini kita akan mencoba menyeduh menggunakan tiga alat seduh yang berbeda, yaitu origami dripper, rok w1, dan tricolate. Tujuan kami adalah membagikan pengalaman menyeduh pada setiap alatnya. Dalam kesempatan ini kami bersama dengan mas majid selaku manajer dari coffee shop lodji londo. Roast bean yang digunakan adalah hasil gorengan dari mormor roestery. Langsung saja kita eksekusi.

Drpper
Dripper

Baca Juga : Mormor Roestery, pemain baru yang patut diperhitungkan

Origami Dripper

Alat seduh dari Jepang ini seperti V60 yang berbentuk “V” yang terdapat lubang di bawahnya, tetapi memiliki perbedaan pada desain dindingnya yang memiliki lekukan tegas seperti lipatan kertas. Mungkin dengan lekukan tersebut menjadikan air yang turun akan semakin deras. 

Origami Dripper
Origami Dripper

Kami giling roast bean Flores mewangi honey dari mormor roastery sebanyak 15 gram dengan ukuran medium to coarse menggunakan hand grinder. Kali ini kita menggunakan rasio 1 : 15. Kita taruh paper filter pada dripper dan tuangkan air panas untuk membasahi serta membersihkan aroma kertas supaya tidak mengganggu hasil seduhan. Proses menyeduh origami dripper kami samakan dengan cara menyeduh V60. Tuangan pertama sebanyak 30 gram air secara memutar untuk proses preinfusion. Kemudian lanjutkan tuangan kedua dan ketiga dengan total akhir sebanyak 225 gram air.

Baja Juga : Pentingnya Rasio air dan Kopi saat menyeduh

Clean serta body yang ringan adalah hasil kopi yang diseduh menggunakan origami dripper. Menurut kami alat ini cocok untuk mereka yang menyukai kopi yang ringan. Secara umum tidak jauh berbeda dengan menyeduh menggunakan V60.

Rok W1

Alat ini memiliki bentuk yang unik dan berbeda dengan origami dripper maupun V60, karena memiliki bentuk “W”. Rok W1 ini adalah produk dari ROK presso yang sudah sangat terkenal. Rok W1 diklaim oleh sang penciptanya sebagai terobosan baru dalam dunia pour over, karena rok W1 tidak memerlukan teknik pouring yang profesional berkat desain uniknya. 

Rok W1
Rok W1

Kita masih menggunakan roast bean yang sama seperti waktu menyeduh menggunakan origami dripper. Cara meletakan paper filter sangat berbeda dengan origami dripper, karena paper filter harus kita tekuk menggunakan ring agar bisa diletakan ke dripper berbentuk “w” dari rok W1. Setelah itu kita flash paper filter tersebut, kemudian kita tuang air dengan suhu 91 derajat celcius sebesar 30 gram untuk proses pre infusing. Lalu saya tuang langsung air dengan bebas, tetapi tetap membasahi kopi dengan dua interval untuk membuktikan klaim dari rok presso tentang tidak dibutuhkan skill pouring ketika menggunakan alat ini.

Diluar dugaan, kopi yang dihasilkan cukup enak. Balance serta medium body tercipta dari menyeduh menggunakan alat ini. Menurut kami klaim dari rok mengenai tidak perlu teknik pouring cukup bisa diterima.

Baca Juga : Mengenal Lebih Dalam Pour Over Coffee

Tricolate

Alat seduh dari negeri kanguru ini cukup unik, karena seperti aeropress tetapi tanpa press serta jauh berbeda dengan origami maupun rok W1. Tricolate memiliki beberapa lubang dan menggunakan paper filter berbentuk lingkaran seperti aeropress. Tricolate mengklaim tidak memerlukan ketel leher angsa untuk menyeduhnya, karena terdapat beberapa lubang untuk menetesnya air. Secara teori itu benar, karena menggunakan ketel leher angsa maupun ketel biasa menjadikan air yang jatuh akan tetap sama. 

Tricolate
Tricolate

Langsung saja kita basahi paper filter menggunakan air panas terlebih dahulu. Setelah suhu air mencapai 91 derajat, kita tuangkan ke dalam roast bean Flores mewangi honey untuk proses pre infusion dan dilanjutkan dengan menuang air sampai penuh. Khusus menyeduh menggunakan tricolate menggunakan ketel biasa untuk membuktikan klaim dari sang pencipta. 

Body yang tebal dan bulat dan rasa yang intense adalah kesimpulan yang kami dapatkan ketika menikmati hasil seduhan dari tricolate. Sesuatu yang diluar dugaan, karena tanpa ketel leher angsa serta teknik pouring dapat menghasilkan rasa kopi yang nikmat

Kesimpulan

Meskipun menggunakan roast bean yang sama, tetapi menyeduh menggunakan tiga alat berbeda ini memberikan pengalaman baru untuk kami. Origami dripper, rok W1, dan tricolate memiliki kelebihan masing – masing. Origami dripper sangat cocok untuk kalian yang menyukai minuman kopi yang ringan, selain itu alat ini memiliki bentuk dan warna yang cantik sehingga cocok juga untuk pajangan. Untuk merasakan kopi dengan body sedang tetapi skill pouring pas – pasan, rok W1 adalah solusinya. Ingin menyeduh kopi manual tetapi tidak ribet, tricolate jawabannya.

Ulasan diatas adalah opini kami, jika ada tambahan bisa ketik di kolom komentar. Sampai jumpa di artikel berikutnya. Salam rahayu.

Continue Reading

Review Roast Bean Dari Mormor Coffee Roastery (Lodji Londo)

Beberapa waktu yang lalu kami mengunjungi sebuah coffee shop yang bernama Lodji Londo. Kedai kopi tersebut memiliki bangunan yang sangat unik, yaitu menyerupai kastil dan berada di sekitar persawahan. Lodji Londo sempat menjadi perbincangan, karena sawah di samping kedai digambar oleh pemiliknya. Siluet wajah gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menjadi karya seni terbaru dengan media sawah dari pak Gun sang pemilik Lodji Londo, tetapi maha karya tersebut bisa dinikmati dengan jelas menggunakan drone.

Baca Juga : Lodji Londo, Coffee Shop dengan Model Bangunan Kastil

Kali ini kita mendapatkan hadiah dari Lodji Londo yang berupa roast bean. Lodji Londo memiliki sub brand bernama Mormor Roastery dengan roast bean sebagai produk utamanya. Menurut kami ini hal yang wajar dilakukan oleh sebuah coffee shop, karena dengan memiliki roastery sendiri bisa lebih memperkuat identitasnya serta memperluas jenis produk yang dijual.

Sebuah kotak coklat yang bersegelkan stiker bulat bertuliskan BREW MORE TASTE MORE – MORMOR ROASTERY menjadi packaging dari Mormor Roastery. Kesan pertama kami, kotak ini simpel, elegan, dan aman tentunya. Setelah dibuka kotak tersebut, kami mendapatkan dua kantong roast bean masing – masing seberat 200 gram, satu drip bag, dan beberapa sticker bertuliskan Mormor Roastery

Roast Bean Mormor Roastery
Roast Bean Mormor Roastery

Pertama, kami ambil drip bag kopinya. Kertas tebal berwarna coklat yang rapat menjadi bungkus dari drip bag kopi ini. Hal ini sangat bagus, karena dengan tempat yang rapat akan tetap menjaga kualitas kopi di dalamnya. Pada bungkus drip bag tersebut terdapat stiker putih yang bertuliskan semua informasi mengenai kopi di dalamnya yang disusun rapi dengan sedikit sentuhan motif batik diatasnya. 

Drip Bag Coffee Mormor Roastery
Drip Bag Coffee Mormor Roastery

Java Frinsa Estate adalah kopi yang ada pada drip bag tersebut. Kopi ini ditanam pada ketinggian 1350 – 1750 MDPL dengan proses wethull. Ada beberapa macam proses pengolahan pasca panen kopi, maka dengan keterangan yang jelas pada setiap produk roast bean akan mempermudah konsumen untuk menyeduhnya.

Selanjutnya kami mendapatkan dua buah roast bean dengan berat masing – masing 200 gram dan keduanya dikemas dengan sealed foil packaging yang berwarna transparan, sehingga kita bisa melihat rupa dari roast bean yang ada di dalamnya. Untuk pembukanya menggunakan zipper yang sangat mudah dan dapat ditutup rapat kembali untuk menjaga kualitas dari kopi tersebut. Untuk informasi produknya sama persis dengan drip bag kopi sebelumnya yang menggunakan sticker putih bertuliskan informasi kopi dan terdapat motif batik simpel diatasnya. Untuk design keseluruhannya sangat simpel dan informatif. 

Single Origin Mormor Roastery
Single Origin Mormor Roastery

Single origin arabica Gunung Tilu Fruit Enzyme dan Kamojang Natural Lactic adalah kedua kopi tersebut. Selain single origin, Mormor Roastery juga mengeluarkan produk house blend  yang sangat cocok untuk espresso based. Tentu saja dalam membuat sebuah house blend diperlukan jam terbang yang tinggi untuk menghasilkan kualitas roast bean yang bagus. Sepertinya Mormor Roastery patut diperhitungkan.

Baca Juga : Perbedaan Single Origin dengan House Blend

Saya buka yang Gunung Tilu, seketika aroma tropical fruit langsung menusuk hidung. Kemudian saya baca pada deskripsi produk dan ternyata benar terdapat tropical fruit pada salah satu notes kopi ini. Gunung Tilu maupun Kamojang Natural dari Mormor Roastery berasal dari varietas kopi campuran. Banyak sekali varietas kopi di dunia ini. Untuk Gunung Tilu sendiri berasal dari campuran varietas Sigarar Utang dan Lini-S.

Kami sangat salut dengan Mormor Roastery, karena mereka mampu menghasilkan roast bean yang cukup merata pada ukuran bean, hampir tidak ada biji kopi yang rusak, serta hasil gorengan yang cukup merata. Untuk ukuran roastery yang baru seumur jagung, mereka patut diperhitungkan. Tidak ada salahnya kalian mencicipi maha karya dari mereka.

Link Pembelian Roast Bean Mormor Roastery

Sukses selalu odji Londo dan Mormor Roastery. Sampai jumpa pada artikel berikutnya. Salam Rahayu. Kopi Tidak Pernah Salah.

Continue Reading

Japanese Iced Coffee: Cara Berbeda Menikmati Es Kopi

Menyeruput secangkir kopi panas merupakan kenikmatan yang hakiki, tetapi meneguk kopi dingin juga memiliki sensasi tersendiri. Cold brew coffee adalah metode seduh yang paling umum untuk menikmati minuman kopi dingin. Metode ini menggunakan alat khusus serta memerlukan waktu yang lama, sehingga kebanyakan dari kita memilih membeli cold brew di coffee shop dari pada menyeduh sendiri dirumah. 

Baca Juga : Mengenal Kopi Cold Brew

Semakin meningkatnya jumlah penikmat kopi, maka metode seduh baru juga mulai banyak ditemukan. Japanese ice coffee menjadi salah satu metode seduh paling mudah untuk menikmati minuman kopi dingin, karena hanya menggunakan alat pour over seperti v60. Meskipun prosesnya hampir sama ketika menyeduh V60 panas, tetapi menyeduh japanese ice coffee memiliki beberapa perbedaan yang signifikan. Kali ini kami akan membagikan tutorial membuat japanese ice coffee.

Baca Juga : Tutorial Membuat V60

Perlengkapan

  • Roast Bean 

Kali ini kami menggunakan roast bean single origin Koerintji Sumatra Natural dari The Creator Coffee. Biji kopi ini berasal dari Jernih Jaya, Gunung Tujuh Kerinci, Jambi, Indonesia. Tanaman kopi ini di tanaman pada ketinggian 1300 – 1400 MDPL. Kalian bisa menggunakan single origin sesuai dengan selera masing masing. Kami menyarankan kopi single origin dari pada  kopi blend, tetapi semua kembali pada selera.

Baca Juga : Perbedaan Single Origin Dengan kopi Blend

Roast Bean
Roast Bean
  • V60

Kali ini kami menggunakan alat seduh V60, karena kenyataannya hanya memiliki itu. Kalian bisa mencoba menggunakan rok dripper, tricolate, maupun origami air

V60
V60
  • Ketel dan Thermometer

Penggunaan ketel leher angsa sangat wajib untuk menyeduh dengan teknik pour over, karena volume dan tekanan air yang jatuh ke kopi akan lebih stabil. Kita juga memerlukan termometer untuk mengetahui dan menjaga suhu air yang digunakan untuk menyeduh.

Ketel dan Termometer
Ketel dan Thermometer
  • Grinder Kopi

Untuk urusan menggiling kopi, kami menggunakan grinder Latina N600 yang menyandang sebagai grinder sejuta umat. Selain hasil gilingannya yang cukup konsisten, grinder ini bisa dibilang bandel dan tahan lama. Kalian bisa menggunakan grinder elektrik maupun manual, itu hanya masalah selera.

Grinder Kopi
Grinder Kopi
  • Timbangan dan Timer

Alat ini sangat penting untuk semua metode seduh manual, karena rasio kopi dengan air serta lama waktu seduh sangat mempengaruhi hasil seduhan kopi yang dibuat. Kami menggunakan timbangan digital yang sudah ada penghitung waktunya. Untuk kalian yang memiliki timbangan saja, maka bisa gunakan gadget untuk menghitung durasi seduhnya.

Digital Scale With Timer
Digital Scale With Timer
  • Es Batu

Perbedaan pembuatan cold brew dengan japanese ice kopi adalah penggunaan es batu. Dalam membuat cold brew tidak menggunakan es batu, tetapi es batu dibutuhkan ketika membuat japanese es kopi. Kami sarankan gunakan es batu dengan potongan yang besar.

Es Batu
Es Batu
  • Gelas dan Coffee Server

Selalu gunakan gelas terbaik yang kalian miliki untuk menikmati secangkir kopi, karena akan menambah kenikmatan dari segi psikologis. Siapkan juga satu gelas kosong untuk menaruh sisa kopi dan air yang tertahan di paper filter.

Coffee Server dan Gelas
Coffee Server dan Gelas

Tahapan Membuat Japanese Ice Coffee

  • Persiapan

Rebuslah air sampai mendidih. Sambil menunggu air mendidih, kalian bisa persiapkan seperangkat alat seduh V60. Taruh gelas atau coffee server diatas timbangan, kemudian letakan V60 diatas coffee server dan jangan ketinggalan paper filter diletakan diatas V60.

Masukan air yang sudah mendidih kedalam ketel leher angsa dan sematkan termometer. Jika air mendidih, maka termometer akan menunjukan pada suhu 100 derajat celcius. Kemudian tuangkan air mendidih kedalam V60 yang beralaskan paper filter, hal ini bertujuan untuk membasahi paper filter dan menghilangkan bau kertas. Buanglah air bekas flash paper filter tersebut.

Membilas Paper Filter
Membilas Paper Filter
  • Proses Seduh

Kali ini kami akan menggunakan rasio menyeduh kopi 1:15 dengan suhu air sekitar 91 derajat celcius. Sambil menunggu suhu air turun, maka kalian bisa timbang kopi sebesar 15 gram untuk 1 porsi. Giling biji kopi tersebut dengan ukuran medium coarse, karena itu yang paling cocok untuk menyeduh dengan metode pour over. Seperti kita tahu, setiap metode seduh kopi memiliki grind size yang berbeda – beda.

Roast Bean 15 Gram
Roast Bean 15 Gram

Baca Juga : Varian Grind Size Kopi beserta Metode Seduhnya

Nah, ini yang membedakan japanese ice kopi dengan membuat V60 panas biasanya. Dengan perbandingan 1:15, dimana kita menggunakan 15 gram biji kopi maka dibutuhkan air seberat 225 ml untuk secangkir V60 panas. Sedangkan untuk Japanese ice kopi, komposisi air dibagi dua dengan es batu yang menghasilkan perbandingan 15 gram kopi : 112 gram es batu : 113 air.

Tuangkan Es batu kedalam coffee server seberat 112 gram dan biji kopi sebanyak 15 gram berukuran medium coarse ke V60. Setelah suhu air mencapai 91 derajat celcius, maka kalian bisa tuang air memutar dengan perlahan sebanyak 30 gram untuk proses preinfusion selama 13 – 15 detik. Kemudian lanjut pada tuangan kedua sebesar 40 gram air dan tuangan terakhir sebesar 43 gram air. Proses ini memerlukan waktu tidak sampai 2 menit.

Proses Pouring
Proses Pouring

Setelah semua air turun, maka kalian bisa singkirkan V60 dari coffee server. Angkat coffee server yang berisi seduhan kopi dingin kalian dan goyangkanlah memutar, kemudian ciumlah aroma kopi dingin yang tercipta. Japanese ice coffee sudah bisa dinikmati.

Japanese Ice Coffee
Japanese Iced Coffee

Sekarang kalian sudah menikmati kopi dingin dengan alat seduh rumahan, jadi tidak perlu lagi membeli cold brew di kedai kopi. Tutorial diatas hanya sebagai gambaran umum, karena kalian bisa bereksperimen sendiri seperti mengubah rasio air dengan kopi maupun suhu yang digunakan. Sekian tutorial dari kami, sampai jumpa pada artikel selanjutnya. Salam Rahayu.

Continue Reading

Mencicip Kopi Pak Jarwo (Arabica) dari Klinik Kopi

Selama pandemi dan pembatasan beberapa waktu lalu, mungkin banyak diantara Anda harus menunda untuk mengunjungi coffee shop favorit. Mencari asupan kafein memang sudah menjadi rutinitas bagi kebanyakan orang saat ini. Menyeduh kopi di rumah tentu bisa menjadi pilihan.

Ditambah dengan perkembangan industri kopi di Indonesia yang cukup pesat. Mulai dari hulu, dimana para petani mengolah hasil kopi sedemikian rupa. Sampai ke hilir, yaitu seduhan kopi di dalam cangkir yang bisa Anda nikmati. Anda juga bisa dengan mudah untuk membeli alat seduh ataupun bermacam jenis kopi yang Anda inginkan.

Mencicip Kopi Pak Jarwo (Kopi Single Origin Arabica) dari Klinik Kopi

Nah, pada kesempatan kali ini, kami mencoba mencicip kopi dari Klinik Kopi Yogyakarta. Kopi Pak Jarwo namanya, merupakan kopi single origin arabica dari daerah Temanggung, Jawa Tengah. Kopi ini menggunakan natural process, untuk proses pasca panennya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Kopi Lanang Atau Peaberry

Kami memesan kopi ini lewat salah satu merchant online, paket tersebut datang tepat waktu sesuai harapan kami. Paket tersebut dikemas di dalam box warna coklat, dengan tulisan Klinik Kopi dan Jamaah Light Roast. Di dalam box kami mendapatkan bonus stiker 2 buah, yang juga bertuliskan Klinik Kopi dan Jamaah Light Roast. Juga ada deskripsi singkat kopi Pak Jarwo dan tentu saja sekantong kopi tersebut. 

Oh ya, Klinik Kopi sendiri merupakan kedai kopi dan roastery rumahan yang dimiliki oleh mas Pepeng, berlokasi di jalan Kaliurang Yogyakarta. Jadi jika Anda berkunjung ke sana layaknya main ke rumah teman dan disuguhi kopi, kemudian bisa ngobrol apapun, tidak melulu soal kopi. Dalam waktu dekat mungkin kami akan bahas di artikel tersendiri mengenai Klinik Kopi dan Mas Pepeng.

Baca Juga : Roasting Kopi: Proses Penting Dalam Menentukan Cita Rasa

Menurut lembar deskripsi singkat yang disertakan, kopi Pak Jarwo merupakan salah satu kopi yang lulus dari kurasi yang dinisiasi oleh Klinik Kopi. Program tersebut bernama One Shot One Kill. Dari program itulah yang akhirnya menarik perhatian Mas Pepeng untuk melihat langsung bagaimana praktik kebun kopi Pak Jarwo.

Ketika kami membuka kemasan, aroma manis tembakau langsung keluar. Hal ini tidak mengherankan karena kopi Temanggung memang terkenal akan aroma tembakaunya. Selain memiliki kebun kopi, pak Jarwo juga memiliki kebun tembakau dan mengolah keduanya sesuai musimnya.

Biji kopi yang dihasilkan dari kebun pak Jarwo juga berkualitas bagus, kami tidak menemukan cacat di bijinya. Meski menurut mas Pepeng kebunnya kecil dan pengolahannya masih sederhana, hal ini tidak menghalangi Pak Jarwo untuk menghasilkan green beans yang mungkin bisa dikatakan specialty.

Kami akan coba menyeduh kopi ini dengan dua metode. Yang pertama cara tradisional, yaitu tubruk. Dan berikutnya akan kami seduh menggunakan dripper Hario v60. Untuk rasio kopi dan air yang dipakai, kedua metode tersebut menggunakan rasio 1:15.

Untuk kopi tubruk, kami coba menggiling biji menggunakan hand grinder Latina Sumba. Semerbak wangi kopi dengan aroma tembakau semakin terasa saat mulai menggiling kopi tersebut. Dan sesaat setelah air panas mengenai bubuk kopi tersebut, aroma tersebut semakin kentara.

Setelah menunggu beberapa saat sampai bubuk kopi turun ke dasar. Kami coba mengecap seduhan tersebut, ada rasa sereh dan juga sedikit manis jeruk di sana. Khas kopi Temanggung tetapi dengan keunikan rasa tersendiri.

Selanjutnya kami menyeduh menggunakan paper filter, dengan memakai dripper Hario v60. Kali ini kami menggiling biji tersebut menggunakan mesin. Sensasi aroma ketika air panas menyentuh bubuk kopi pertama kali sama, yaitu aroma tembakau.

Kami coba menyeduh dengan metode 4:6 dari Tetsu Kasuya. Hasil seduhan yang dihasilkan lebih clean dari seduhan kopi tubruk. Sesaat setelah kami mengecap seduhan tersebut, rasa manis jeruk lebih mendominasi daripada rasa sereh yang keluar dari seduhan tubruk. Bisa dikatakan ada rasa eksotis ketika meminumnya.

Baca juga : Beginilah Tahapan-Tahapan Dalam Proses Menyeduh Kopi

Secara keseluruhan menurut kami kopi Pak Jarwo dari Klinik Kopi ini lebih maksimal diseduh menggunakan paper filter daripada diseduh dengan tubruk. Hal ini mungkin ini dikarenakan jika di Klinik Kopi, kopi ini memang biasanya hanya diseduh dengan menggunakan paper filter.

Bagi Anda yang mungkin sudah mencicipi kopi Pak Jarwo dari Klinik Kopi. Atau mungkin Anda menyeduh dengan metode lain, bisa berbagi di kolom komentar aroma dan rasa apa yang mungkin Anda temukan. 

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Continue Reading

Membuat Signature Coffee Mocktail Es Kopi Kayu Manis

Beberapa tahun terakhir es kopi susu sangat mendominasi di industri kopi kita, dimana hampir semua coffee shop memiliki menu varian es kopi susu. Dengan kehadiran trend tersebut menjadikan budaya dan lifestyle “ngopi” semakin kuat dan terus berkembang di negara kita. Menurut kami setiap trend pasti ada masanya, begitu pula dengan es kopi susu. Dengan adanya inovasi dan jenuhnya pasar adalah jalan keluar atau transisi dari sebuah trend, jadi tinggal masalah waktu dan momentum yang tepat saja.

Baca juga: Beginilah Tren Bisnis Dan Usaha Kopi Di Tahun 2022

Menariknya beberapa coffee shop mulai berani mengeluarkan beberapa varian menu baru berbahan dasar kopi yang diracik secara spesial, yang mana mereka menyebutnya dengan istilah signature drink. Menurut kami hal tersebut sangat menarik, karena setiap coffee shop saling berlomba untuk memberikan sajian terbaiknya.

Signature drink adalah racikan minuman kopi spesial dari setiap kedai menggunakan campuran bahan baku yang ada di daerah tersebut, jadi jangan harap menu signature drink antara satu kedai dengan kedai lainnya akan sama. Intinya tidak ada mana yang paling benar, tetapi mana yang paling kreatif.

Dari ulasan di atas, maka kami ingin membagikan sebuah racikan minuman dari seduhan kopi yang diberi nama es kopi kayu manis. Semoga bisa menjadi referensi untuk kalian yang ingin menikmati kopi dengan cara yang lain.

Dalam membuat es kopi kayu manis sangatlah mudah, karena menggunakan bahan – bahan yang hampir di setiap rumah selalu tersedia. Berikut adalah bahan bahan yang diperlukan.

  • 150-250 ml kopi tanpa ampas
  • Madu
  • Kayu manis bubuk
  • Kayu manis batang
  • Es batu
Bahan baku untuk membuat es kopi kayu manis
Bahan baku untuk membuat es kopi kayu manis

Kami sarankan untuk menggunakan biji kopi arabika yang diseduh dengan metode pour over. Tetapi jika tidak ada, maka seduh saja kopi yang kalian punya dan buang ampasnya. Untuk bahan lainnya coba kalian cari di dapur atau warung terdekat.

Setelah bahan-bahan yang diperlukan tersedia, maka langkah selanjutnya adalah siapkan beberapa alat yang digunakan seperti dibawah ini.

  • Satu set alat seduh pour over (optional)
  • Shaker
  • Gelas saji andalan kalian
Alat untuk membuat es kopi kayu manis
Alat-alat untuk membuat es kopi kayu manis

Jika kalian tidak memiliki shaker, maka bisa diganti dengan tumbler, tetapi jika itu masih tidak ada, bisa juga gunakan botol bekas air mineral yang ada tutupnya. Setelah bahan dan alat tersedia langsung saja kita buat es kopi kayu manis nya.

1. Menyeduh kopi

Kali ini kami menyeduh kopi menggunakan metode pour over dengan kopi single origin sunda gulali hasil gorengan dari thekopifactory, karena menurut kami kopi ini enak diseduh menggunakan metode apapun. Apabila kalian tidak memiliki alat seduh ini, bisa juga kalian menyeduh kopi dengan metode dan biji kopi yang dimiliki, asalkan ampasnya dibuang dan sisakan air seduhannya saja.

Menyeduh kopi dengan metode pour over
Menyeduh kopi dengan metode pour over

2. Tuangkan semua bahan ke dalam shaker

Langkah selanjutnya adalah tuangkan kopi yang sudah kalian buat, begitu pula bahan bahan lainnya, seperti madu 1 sdm, bubuk kayu manis, dan es batu.

tuangkan semua bahan ke dalam shaker
Tuangkan semua bahan ke dalam shaker

3. Shake

Setelah semua ramuan dimasukan ke dalam shaker, kemudian kocoklah shaker tersebut dan jangan lupa pasti kan tertutup rapat. Proses ini bertujuan untuk mencampur semua bahan yang sudah dituangkan. Jangan terlalu lama atau cepat ketika mengocok shaker.

shake semua bahan yang sudah dicampur
Shake semua bahan yang sudah dicampur

4. Sajikan

Siapkan gelas andalan kalian. Bukalah tutup shaker dan tuangkan ke gelas yang sudah anda siapkan. Tambahkan pula beberapa kayu manis batang sebagai pemanis dan tentu saja bisa menjaga aromanya di seduhan kalian.

Signature es kopi kayu manis siap disajikan
Signature es kopi kayu manis siap disajikan

Itulah tutorial menyeduh es kopi kayu manis, sangat mudah bukan? Resep diatas hanya gambaran umum saja, untuk lebih detailnya bisa kalian coba kembangkan sendiri, seperti kopi yang digunakan serta takaran bahan lainnya, atau mungkin ada saran resep yang lebih baik ? silahkan beri masukan di kolom komentar dibawah. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, salam rahayu.

Baca juga: Beberapa Hal yang Harus di Perhatikan Saat Membuat Kopi Latte

Continue Reading

Ini Yang Harus Di Perhatikan Saat Membuat Kopi Latte

Kita semua tahu cara menyeduh kopi terbagi menjadi dua garis besar, yaitu manual brew dan espresso based, yang mana kedua metode tersebut memiliki cara serta tantangan tersendiri, jadi tidak ada mana yang lebih baik. Pada artikel sebelumnya, kita pernah membahas cara menyeduh kopi menggunakan Hario V60 (Pour Over), dimana itu adalah salah satu metode seduh manual.

Nah, kali ini kita akan membagikan urutan proses membuat Hot Coffee Latte menggunakan mesin espresso Simonelli Aurelia II dan grinder Simonelli MDX OD. Tentu saja kedua alat tersebut sudah kami kalibrasi sesuai dengan bean dan air yang digunakan. Oh iya, untuk masalah kalibrasi akan kita bahas di artikel selanjutnya. 

Simonelli Aurelia II dan Grinder Simonelli MDX OD

Kali ini kita akan membuat Hot Coffee Latte menggunakan espresso single shot, kemudian untuk espresso nya sendiri kita memakai kopi blend, sebenarnya kita ingin memakai kopi single origin arabica, berhubung adanya kopi blend, ya sudahlah. Untuk lebih lengkapnya langsung saja kita mulai prosesnya.

Baca juga : Mengenal Perbedaan Kopi Single Origin dan House Blend

Menggiling Kopi atau Grinding Coffee

Sebelum masuk ke proses yang pertama pastikan selalu gunakan kopi yang fresh, supaya mendapatkan hasil seduhan kopi yang segar dan nikmat. Langsung saja ke tahap pertama yang disebut grinding coffee, yaitu kita giling dulu roast bean yang akan dipakai.

Berhubung akan membuat espresso, maka kita menggunakan fine grind size, dimana dalam membuat espresso membutuhkan ukuran yang halus dan kali ini kita menggunakan kopi kurang lebih sebanyak 10-12 gram yang langsung kita tampung pada portafilter.

Proses Menggiling Kopi Menggunakan Grinder Simonelli MDX OD

Tamping

Kemudian kita padatkan secara merata kopi hasil gilingan di portafilter menggunakan alat yang bernama tamper, dimana proses ini dinamakan tamping. Tahap ini bisa dibilang krusial, karena tamping akan mempengaruhi hasil ekstraksi kopi espresso yang akan kita buat. Intinya semakin padat dan merata kopi di portafilter maka akan semakin baik hasil espresso nya.

Proses Tamping

Membuat Espresso

Setelah kita yakin semua bubuk kopi merata dan padat di portafilter, maka langkah selanjutnya adalah memasukan portafilter kedalam head group mesin espresso. Pastikan portafilter menempel presisi pada head group, karena jika tidak pas bisa berakibat fatal.

Baca juga : Mengenal Sejarah dan Komponen pada Mesin Espresso

Masukan Portafilter ke Headgroup

Mesin espresso Simonelli Aurelia II sudah kita setting dan kalibrasi sesuai dengan biji kopi dan air yang dipakai, jadi kita tinggal pencet dan proses ekstraksi kopi bisa dimulai dan akan berhenti sendiri. Apa itu kalibrasi? Akan kita bahas di artikel selanjutnya, Akhirnya kita sudah memiliki secangkir espresso, jadi kita tinggal memproses susunya.

Proses Membuat Espresso

Steam Milk

Setelah espresso sudah jadi, kemudian langkah berikutnya adalah menuang susu ke dalam milk jug dengan takaran kurang lebih 170 ml. Susu tersebut akan dihangatkan untuk membuat microfoam. Kita menyarankan agar selalu menggunakan susu segar, karena tidak semua jenis susu bisa untuk membuat microfoam yang halus.

Tuangkan Susu ke Milk Jug

Selanjutnya adalah proses steamed milk, yaitu kita akan menghangatkan dan membuat microfoam dari susu segar yang sudah ada di dalam milk jug menggunakan tekanan tinggi. Caranya adalah masukan steam wand yang ada pada mesin espresso ke dalam milk jug yang berisi susu, kemudian cari posisi yang tepat, selanjutnya tarik tuas sampai steam wand mengeluarkan tekanan. Disini adalah fase krusialnya, karena kalian harus tetap menjaga suhu susu supaya tidak terlalu panas dan tentunya membuat microfoam yang cantik.

Proses Steam Susu

Pouring Latte Art

Sekarang kita sudah memiliki satu cangkir espresso dan microfoam didalam milk jug. Langkah terakhir adalah tuangkan susu yang sudah di steam kedalam cangkir yang berisi espresso. Nah, disinilah proses membuat latte art, dimana kita dituntut memiliki nilai seni dalam menuangkan susu tadi, mulai dari jatuhnya susu ke espresso, kemudian menggoyangkan tangan untuk membentuk sebuah pola yang akan menghasilkan gambar yang indah di atas cangkir kopi kita.

Belajar Latte Art

Akhirnya selesai sudah proses membuat hot coffee latte kali ini. Uraian diatas adalah gambaran secara umum saja. Setiap tahap prosesnya memiliki treatment tersendiri, mungkin ada tambahan atau tips dari teman-teman bisa komen di bawah. Oh iya, saya tidak ahli dalam latte art, sampai jumpa di pembahasan selanjutnya, salam rahayu.

Hot Coffee Latte
Continue Reading

Cara Menyeduh Kopi Menggunakan Hario V60 (Pour Over)

Pour over merupakan salah satu metode menyeduh kopi secara manual. Metode ini sudah dikenal cukup lama di Eropa, sekitar tahun 1900-an. Meskipun bisa dikatakan sederhana, tetapi metode ini membutuhkan kejelian agar menghasilkan kopi yang nikmat dan berkualitas. 

Sederhananya pour over merupakan teknik penyeduhan kopi dengan mengalirkan air panas ke dalam bubuk kopi. Kemudian kopi yang terekstraksi akan menetes secara perlahan-lahan ke dalam server atau pot saji.

Baca juga: Kesalahan Yang Sering Terjadi Saat Menyeduh Kopi

Salah satu alat yang dikenal banyak orang untuk metode pour over adalah V60. Alat ini diproduksi oleh Hario, pabrik dari Jepang yang berdiri sejak 1921. Pada awalnya pabrik ini hanya memproduksi gelas/tabung kaca kimia tahan panas, kemudian dalam perkembangannya merambah ke tableware.

V60 pertama kali diperkenalkan tahun 2015 oleh Hario. Bentuknya cukup unik seperti cangkir, tetapi mengerucut ke bawah. Alat ini berbahan dasar macam-macam, ada keramik, metal, kaca dan plastik. Yang menarik, di bagian dalam alat ini ada semacam tekstur spiral, dimana berfungsi untuk mengatur aliran air ketika digunakan untuk menyeduh. Sedangkan angka 60 berarti sudut kemiringan kerucutnya, yaitu sebesar 60°.

Baca juga: Pentingnya Memilih Air Yang Digunakan Untuk Menyeduh Kopi

Dalam tips kali ini kami akan berbagi cara menyeduh secara manual, pour over menggunakan Hario V60. Kami ditemani oleh Andre, seorang barista profesional yang biasa bekerja di coffee shop cukup ternama di Semarang.

Baca juga: Andre Rivaldo Barista Profesional dari Ambarawa

Bertempat di lereng pegunungan dengan hawa yang begitu sejuk, perpaduan yang mantap untuk menyeduh kopi. Untuk menyeduh pour over menggunakan Hario V60, kami menyiapkan beberapa alat, ada Hario V60, kettle gooseneck, paper filter, server, biji kopi, grinder dan gelas. Selain itu tentu saja kompor untuk memanaskan air.

Kenapa menggunakan kettle gooseneck, bukan kettle yang lain atau biasa. Karena kettle gooseneck memiliki ujung yang runcing dan kecil. Dengan bentuknya yang seperti itu lebih memudahkan untuk mengatur air yang keluar dari kettle. 

Baca juga: Mengenal Perbedaan Kopi Espresso Dan Manual Brew

Menunggu air panas, kita menyiapkan biji kopi. Untuk seduhan kali ini, biji kopi yang dipakai 15 gr. Menurut Andre rasio yang akan digunakan adalah 1:15, artinya untuk 1 gr kopi diperlukan 15 gr air. Jadi seduhan yang dihasilkan nanti sekitar 225 gr. Biji kopi digiling dengan tingkat kehalusan medium. Untuk suhu air, akan memakai air di suhu 92°.

  • Langkah pertama yang dilakukan adalah flushing. Merupakan teknik membasahi paper filter, langkah ini dilakukan supaya sisa bahan kimia yang tertinggal saat produksi luruh. Sederhananya langkah ini untuk menghilangkan aroma kertas, supaya tidak mempengaruhi cita rasa hasil seduhan kopi nantinya.
  • Setelah membuang air flushing dari server, langkah berikutnya adalah menaruh kopi yang sudah digiling ke paper filter. Setelah ditaruh kemudian kopi tersebut diratakan atau distribusi, hal ini dilakukan supaya ekstraksi kopi rata.
  • Dari sini kita bisa memulai menuang air panas. Ketika menuang air panas dilakukan dengan gerakan memutar atau circular motion. Tuangan pertama menggunakan rasio 1:2, atau 30 gr air. Tuangan pertama ini biasa disebut pre infusion atau blooming, dan ditunggu selama 35 detik. Hal ini dilakukan untuk menguapkan gas yang masih terjebak dalam biji kopi. Gas ini yang biasanya menyebabkan kembung pada perut saat kita minum kopi.
  • Setelah 35 detik, tuangan kedua sebesar 50 gr, sehingga total 80 gr pada timbangan. Ketika air hampir turun semua dari dripper, kemudian dituang lagi sampai berat di timbangan 130 gr. Kebetulan biji kopi yang dibawa Andre dari single origin Toraja Sapan, seperti apa taste notesnya kami coba bertanya. “Acid-nya dari lime, seperti lime juice gitu, ada juga black currant dan palm sweet”, begitu Andre berujar.
  • Selanjutnya tuangkan berikutnya sampai seberat 180 gr kemudian tuangkan terakhir sampai berat total 225 gr, biasanya total waktu untuk menyeduh dengan metode ini sekitar 2 menit 45 detik. Langkah terakhir adalah flushing gelas yang akan kita pakai.

Baca juga: Menentukan Ukuran Gilingan Kopi (Grind Size) Dan Metode Seduhnya

Tanpa basa-basi kami langsung icip seduhan ini setelah dituangkan ke gelas. Dan benar taste notes yang disebutkan Andre diatas begitu terasa, taste good, kopinya pas tidak terlalu tebal. Sungguh beda rasanya ketika kita menyeduh sendiri dibanding diseduhkan oleh barista profesional.

Tutorial Pour Over Menggunakan Hario V60 (Manual Brewing)

Sekian tutorial singkat kami bersama Andre, seduh manual pour over dengan menggunakan Hario V60. Siapa tahu anda ingin mencobanya di rumah, tentu saja dengan biji kopi sesuai selera anda. Kami juga akan bagikan perbincangan santai kami dengannya di artikel selanjutnya. Salam rahayu.

Baca juga: Menyeduh Kopi Di Rumah Dikala Pandemi COVID-19

Continue Reading