Mengenal Lebih Dalam Kopi Tubruk, Sajian Kopi Khas Indonesia November 13, 2021 – Posted in: Kopipedia
Siapa yang tidak tahu cara menikmati kopi dengan cara ini. Kopi tubruk merupakan salah satu tradisi dari sekian banyak cara menikmati si hitam yang ada di Indonesia. Cara menyeduh kopi yang sederhana tetapi dengan sejarah yang cukup panjang. Hampir bersamaan dengan masuknya kolonial di negara ini yang juga membawa bibit tanaman kopi.
Kopi berjenis arabika ini dibawa oleh Belanda pada abad 17 melalui Gubernurnya di Malabar, India, tepatnya tahun 1696. Yang kemudian oleh Gubernur Belanda di Batavia (sekarang Jakarta) ditanam, namun karena banjir bibit kopi tersebut gagal tumbuh. Barulah pada tahun 1771, kopi berhasil ditanam dan diekspor oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).
Baca juga: Sejarah Awal Mula Kopi Masuk ke Indonesia
Budidaya kopi tersebut kemudian berkembang pesat, dan sangat menguntungkan Belanda. Kemudian disebarluaskanlah budidaya tanaman kopi ini ke beberapa daerah kolonial di Indonesia. Seperti Preanger, Jawa Barat, Aceh, Sumatera Utara, Bali, Sulawesi hingga di ujung timur, Papua.
Dengan letak geografis sangat strategis, menjadikan Indonesia memiliki keanekaragam hayati dan tanah yang subur. Tidak mengherankan jika tanah Indonesia “ramah” untuk berbagai macam jenis, bahkan varietas tanaman kopi. Selepas kemerdekaan, industri kopi Belanda tersebut kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia dan juga swasta. Hal ini menjadikan Indonesia salah satu penghasil dan pengekspor kopi terbesar di dunia sampai saat ini.
Kopipedia Indonesia
Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!
Apakah itu Kopi Tubruk ?
Kata tubruk berasal dari bahasa Jawa yang artinya “bertabrakan”. Dimana bubuk kopi yang sudah ada di dalam gelas “ditabrak” dengan air panas, ada yang juga sudah dicampur gula. Gampangnya adalah ketika Anda menyeduh secangkir kopi tubruk, air panas, bubuk kopi dan gula pasir saling bertabrakan.
Baca juga: Tahapan-tahapan dalam Proses Menyeduh Kopi
Selain itu, tubruk juga bisa berarti hantam. Dikarenakan pada zaman dahulu belum ada alat penggiling modern seperti sekarang (kecuali yang dimiliki Belanda). Biji kopi yang diseduh akan dihaluskan dengan cara dihantam (ditumbuk) dengan menggunakan alat, yaitu alu dan lesung.
Sejarah Kopi Tubruk
Menurut sejarah kopi tubruk diperkenalkan pertama kali oleh pedagang dari Timur Tengah di era kolonial. Jika diperhatikan hampir mirip dengan metode seduh Turkish Coffee/Ibrik. Yang membedakan mungkin Ibrik langsung dipanaskan di semacam wadah yang sudah berisi kopi dan air di atas media pasir panas. Kita akan bahas metode ini di artikel lain.
Pada awalnya kopi tubruk juga dapat ditemui di daerah Jawa dan Bali. Dimana di daerah Bali cara menyeduh seperti ini disebut Kopi Salem (kopi hitam). Seiring berjalannya waktu dan juga dipengaruhi oleh migrasi penduduk, kopi tubruk mudah ditemui di seluruh penjuru nusantara. Tidak salah jika kemudian banyak yang menyebutnya kopi khas nusantara.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Kopi Lanang Atau Peaberry
Kopi Tubruk di Era Third Wave Coffee
Di era third wave coffee, di mana cara menikmati kopi tidak hanya soal meminumnya saja. Para penikmat kopi menjadi tertarik akan kopi itu sendiri. Entah itu asal muasal biji kopinya, proses pasca panennya sampai kepada penyajian sebelum kopi tersebut bisa diseruput. Bahkan era ini juga memberikan reaksi (nilai) terhadap kopi, jika dalam penyajiannya kopi yang dihasilkan dirasa kurang enak.
Dengan cara penyeduhan dan penyajian kopi yang beraneka ragam di era ini. Kopi tubruk masih mempunyai tempat tersendiri di kalangan penikmat kopi. Meskipun sama-sama hitam, kopi tubruk berbeda dengan americano maupun pour over coffee. Semuanya berbeda, mulai dari grind size, cara menyeduh dan final notes kopi yang dihasilkan.
Kopi tubruk disajikan dengan ampas kopinya. Jadi ketika Anda menikmati kopi tubruk akan ada endapan sisa bubuk kopi di cangkir. Ada juga yang menyebut kopi tubruk dalam bahasa Inggris dengan sebutan mud coffee. Tidak salah memang, karena bubuk kopi yang tercampur dengan air akan bertekstur seperti lumpur. Apalagi jika kopi tubruk yang pekat, tetapi di situ salah satu sensasi menikmati kopi tubruk.
Di era ini juga, kopi tubruk termasuk di dalam metode seduh immersion brew. Di mana bubuk kopi yang diseduh direndam secara terus menerus dalam air panas. Hal ini tentu menghasilkan ekstraksi kopi berkelanjutan. Tidak dipungkiri jika notes seduhan kopi tubruk di awal akan berbeda ketika hampir habis, akan ada rasa pekat pada tegukan akhir.
Coffee Cupping, Kopi Tubruk ?
Coffee cupping merupakan proses untuk mengobservasi kopi, sebelum kopi bisa dinikmati di cangkir para penikmatnya. Sederhananya proses ini adalah tahap untuk menemukan segala macam rasa yang ada di dalam kopi, selain itu juga untuk mendeteksi kemungkinan cacat rasa pada kopi tersebut. Hal ini dilakukan agar kopi yang akan dinikmati oleh konsumen, merupakan kopi yang sesuai dengan karakter dan profil yang diinginkan.
Lalu apa hubungannya dengan kopi tubruk?
Proses coffee cupping dilakukan dengan immersion brew, mirip sekali dengan kopi tubruk bukan. Ya, sederhananya bubuk kopi yang sudah disiapkan dalam cangkir akan disiram dengan air panas. Yang membedakan tentu detail-detail kecil yang lebih diperhatikan dalam coffee cupping. Mulai dari berat bubuk kopi, grind size, suhu air dan juga jumlah air yang dituang, semuanya benar-benar dihitung dan diperhatikan.
Baca juga: Pentingnya Memilih Kualitas Air Untuk Menyeduh Kopi
Menarik bukan ketika membahas kopi tubruk, penyajiannya sederhana, namanya juga unik. Selain itu sejarahnya juga cukup panjang, masih bertahan dan bisa ditemui di banyak tempat. Jika Anda berkunjung ke coffee shop modern, menu kopi tubruk pasti ada di antara menu-menu kopi kekinian.
Ada yang menyebut, menyeruput kopi tubruk merupakan cara menikmati kopi yang sebenarnya. Tidak salah memang, karena karakter rasa dan juga profil dalam kopi akan benar-benar keluar ketika menikmati kopi tubruk.
Sebagian orang suka kopi tubruk dengan grind size halus, ada juga dengan grind size kasar. Anda sendiri suka kopi tubruk yang seperti apa? Mungkin bisa berbagi di kolom komentar.
Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.