Perbandingan Origami Dripper, Rok W1, dan Tricolate

Berkembangnya industri kopi di dunia berbanding lurus dengan semakin banyaknya alat seduh kopi ditemukan, terutama di lini manual brew. Dahulu kita mengenal metode seduh manual hanya sebatas kopi tubruk yang sangat khas di Indonesia dan V60 untuk versi yang lebih modern.

Saat ini metode seduh manual sangat banyak jumlahnya, seperti origami dripper dari Jepang, tricolate dari Australia, rok w1 produk dari rok presso, kalita coffee dripper, dan lain – lainnya. Tentu saja setiap alat seduh memiliki karakter yang berbeda, sehingga tidak ada mana yang lebih baik, karena semua kembali ke selera masing -masing.

Kali ini kita akan mencoba menyeduh menggunakan tiga alat seduh yang berbeda, yaitu origami dripper, rok w1, dan tricolate. Tujuan kami adalah membagikan pengalaman menyeduh pada setiap alatnya. Dalam kesempatan ini kami bersama dengan mas majid selaku manajer dari coffee shop lodji londo. Roast bean yang digunakan adalah hasil gorengan dari mormor roestery. Langsung saja kita eksekusi.

Drpper
Dripper

Baca Juga : Mormor Roestery, pemain baru yang patut diperhitungkan

Origami Dripper

Alat seduh dari Jepang ini seperti V60 yang berbentuk “V” yang terdapat lubang di bawahnya, tetapi memiliki perbedaan pada desain dindingnya yang memiliki lekukan tegas seperti lipatan kertas. Mungkin dengan lekukan tersebut menjadikan air yang turun akan semakin deras. 

Origami Dripper
Origami Dripper

Kami giling roast bean Flores mewangi honey dari mormor roastery sebanyak 15 gram dengan ukuran medium to coarse menggunakan hand grinder. Kali ini kita menggunakan rasio 1 : 15. Kita taruh paper filter pada dripper dan tuangkan air panas untuk membasahi serta membersihkan aroma kertas supaya tidak mengganggu hasil seduhan. Proses menyeduh origami dripper kami samakan dengan cara menyeduh V60. Tuangan pertama sebanyak 30 gram air secara memutar untuk proses preinfusion. Kemudian lanjutkan tuangan kedua dan ketiga dengan total akhir sebanyak 225 gram air.

Baja Juga : Pentingnya Rasio air dan Kopi saat menyeduh

Clean serta body yang ringan adalah hasil kopi yang diseduh menggunakan origami dripper. Menurut kami alat ini cocok untuk mereka yang menyukai kopi yang ringan. Secara umum tidak jauh berbeda dengan menyeduh menggunakan V60.

Rok W1

Alat ini memiliki bentuk yang unik dan berbeda dengan origami dripper maupun V60, karena memiliki bentuk “W”. Rok W1 ini adalah produk dari ROK presso yang sudah sangat terkenal. Rok W1 diklaim oleh sang penciptanya sebagai terobosan baru dalam dunia pour over, karena rok W1 tidak memerlukan teknik pouring yang profesional berkat desain uniknya. 

Rok W1
Rok W1

Kita masih menggunakan roast bean yang sama seperti waktu menyeduh menggunakan origami dripper. Cara meletakan paper filter sangat berbeda dengan origami dripper, karena paper filter harus kita tekuk menggunakan ring agar bisa diletakan ke dripper berbentuk “w” dari rok W1. Setelah itu kita flash paper filter tersebut, kemudian kita tuang air dengan suhu 91 derajat celcius sebesar 30 gram untuk proses pre infusing. Lalu saya tuang langsung air dengan bebas, tetapi tetap membasahi kopi dengan dua interval untuk membuktikan klaim dari rok presso tentang tidak dibutuhkan skill pouring ketika menggunakan alat ini.

Diluar dugaan, kopi yang dihasilkan cukup enak. Balance serta medium body tercipta dari menyeduh menggunakan alat ini. Menurut kami klaim dari rok mengenai tidak perlu teknik pouring cukup bisa diterima.

Baca Juga : Mengenal Lebih Dalam Pour Over Coffee

Tricolate

Alat seduh dari negeri kanguru ini cukup unik, karena seperti aeropress tetapi tanpa press serta jauh berbeda dengan origami maupun rok W1. Tricolate memiliki beberapa lubang dan menggunakan paper filter berbentuk lingkaran seperti aeropress. Tricolate mengklaim tidak memerlukan ketel leher angsa untuk menyeduhnya, karena terdapat beberapa lubang untuk menetesnya air. Secara teori itu benar, karena menggunakan ketel leher angsa maupun ketel biasa menjadikan air yang jatuh akan tetap sama. 

Tricolate
Tricolate

Langsung saja kita basahi paper filter menggunakan air panas terlebih dahulu. Setelah suhu air mencapai 91 derajat, kita tuangkan ke dalam roast bean Flores mewangi honey untuk proses pre infusion dan dilanjutkan dengan menuang air sampai penuh. Khusus menyeduh menggunakan tricolate menggunakan ketel biasa untuk membuktikan klaim dari sang pencipta. 

Body yang tebal dan bulat dan rasa yang intense adalah kesimpulan yang kami dapatkan ketika menikmati hasil seduhan dari tricolate. Sesuatu yang diluar dugaan, karena tanpa ketel leher angsa serta teknik pouring dapat menghasilkan rasa kopi yang nikmat

Kesimpulan

Meskipun menggunakan roast bean yang sama, tetapi menyeduh menggunakan tiga alat berbeda ini memberikan pengalaman baru untuk kami. Origami dripper, rok W1, dan tricolate memiliki kelebihan masing – masing. Origami dripper sangat cocok untuk kalian yang menyukai minuman kopi yang ringan, selain itu alat ini memiliki bentuk dan warna yang cantik sehingga cocok juga untuk pajangan. Untuk merasakan kopi dengan body sedang tetapi skill pouring pas – pasan, rok W1 adalah solusinya. Ingin menyeduh kopi manual tetapi tidak ribet, tricolate jawabannya.

Ulasan diatas adalah opini kami, jika ada tambahan bisa ketik di kolom komentar. Sampai jumpa di artikel berikutnya. Salam rahayu.

Continue Reading

Review Roast Bean Dari Mormor Coffee Roastery (Lodji Londo)

Beberapa waktu yang lalu kami mengunjungi sebuah coffee shop yang bernama Lodji Londo. Kedai kopi tersebut memiliki bangunan yang sangat unik, yaitu menyerupai kastil dan berada di sekitar persawahan. Lodji Londo sempat menjadi perbincangan, karena sawah di samping kedai digambar oleh pemiliknya. Siluet wajah gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menjadi karya seni terbaru dengan media sawah dari pak Gun sang pemilik Lodji Londo, tetapi maha karya tersebut bisa dinikmati dengan jelas menggunakan drone.

Baca Juga : Lodji Londo, Coffee Shop dengan Model Bangunan Kastil

Kali ini kita mendapatkan hadiah dari Lodji Londo yang berupa roast bean. Lodji Londo memiliki sub brand bernama Mormor Roastery dengan roast bean sebagai produk utamanya. Menurut kami ini hal yang wajar dilakukan oleh sebuah coffee shop, karena dengan memiliki roastery sendiri bisa lebih memperkuat identitasnya serta memperluas jenis produk yang dijual.

Sebuah kotak coklat yang bersegelkan stiker bulat bertuliskan BREW MORE TASTE MORE – MORMOR ROASTERY menjadi packaging dari Mormor Roastery. Kesan pertama kami, kotak ini simpel, elegan, dan aman tentunya. Setelah dibuka kotak tersebut, kami mendapatkan dua kantong roast bean masing – masing seberat 200 gram, satu drip bag, dan beberapa sticker bertuliskan Mormor Roastery

Roast Bean Mormor Roastery
Roast Bean Mormor Roastery

Pertama, kami ambil drip bag kopinya. Kertas tebal berwarna coklat yang rapat menjadi bungkus dari drip bag kopi ini. Hal ini sangat bagus, karena dengan tempat yang rapat akan tetap menjaga kualitas kopi di dalamnya. Pada bungkus drip bag tersebut terdapat stiker putih yang bertuliskan semua informasi mengenai kopi di dalamnya yang disusun rapi dengan sedikit sentuhan motif batik diatasnya. 

Drip Bag Coffee Mormor Roastery
Drip Bag Coffee Mormor Roastery

Java Frinsa Estate adalah kopi yang ada pada drip bag tersebut. Kopi ini ditanam pada ketinggian 1350 – 1750 MDPL dengan proses wethull. Ada beberapa macam proses pengolahan pasca panen kopi, maka dengan keterangan yang jelas pada setiap produk roast bean akan mempermudah konsumen untuk menyeduhnya.

Selanjutnya kami mendapatkan dua buah roast bean dengan berat masing – masing 200 gram dan keduanya dikemas dengan sealed foil packaging yang berwarna transparan, sehingga kita bisa melihat rupa dari roast bean yang ada di dalamnya. Untuk pembukanya menggunakan zipper yang sangat mudah dan dapat ditutup rapat kembali untuk menjaga kualitas dari kopi tersebut. Untuk informasi produknya sama persis dengan drip bag kopi sebelumnya yang menggunakan sticker putih bertuliskan informasi kopi dan terdapat motif batik simpel diatasnya. Untuk design keseluruhannya sangat simpel dan informatif. 

Single Origin Mormor Roastery
Single Origin Mormor Roastery

Single origin arabica Gunung Tilu Fruit Enzyme dan Kamojang Natural Lactic adalah kedua kopi tersebut. Selain single origin, Mormor Roastery juga mengeluarkan produk house blend  yang sangat cocok untuk espresso based. Tentu saja dalam membuat sebuah house blend diperlukan jam terbang yang tinggi untuk menghasilkan kualitas roast bean yang bagus. Sepertinya Mormor Roastery patut diperhitungkan.

Baca Juga : Perbedaan Single Origin dengan House Blend

Saya buka yang Gunung Tilu, seketika aroma tropical fruit langsung menusuk hidung. Kemudian saya baca pada deskripsi produk dan ternyata benar terdapat tropical fruit pada salah satu notes kopi ini. Gunung Tilu maupun Kamojang Natural dari Mormor Roastery berasal dari varietas kopi campuran. Banyak sekali varietas kopi di dunia ini. Untuk Gunung Tilu sendiri berasal dari campuran varietas Sigarar Utang dan Lini-S.

Kami sangat salut dengan Mormor Roastery, karena mereka mampu menghasilkan roast bean yang cukup merata pada ukuran bean, hampir tidak ada biji kopi yang rusak, serta hasil gorengan yang cukup merata. Untuk ukuran roastery yang baru seumur jagung, mereka patut diperhitungkan. Tidak ada salahnya kalian mencicipi maha karya dari mereka.

Link Pembelian Roast Bean Mormor Roastery

Sukses selalu odji Londo dan Mormor Roastery. Sampai jumpa pada artikel berikutnya. Salam Rahayu. Kopi Tidak Pernah Salah.

Continue Reading

Review Mesin Espresso VBM Lollo Volumetric Single Group

Banyak sekali keuntungan yang didapat ketika sebuah coffee shop memiliki mesin espresso, seperti semakin banyak varian menu minuman yang bisa dibuat, kemudian kapasitas produksi yang semakin banyak, dan tentu saja akan terlihat lebih proper. Saat ini banyak dijumpai mesin espresso yang dijual di pasaran dengan harga, bentuk, rupa, dan model yang sangat bervariasi. 

Baca Juga : Tips Memilih Mesin Espresso

Kali ini kita berkesempatan me review dan unboxing mesin Espresso VBM LOLLO Volumetric 1 Group yang didistribusikan oleh TOFFIN Indonesia. Tidak hanya mesin espresso, tetapi kita juga kedatangan sebuah grinder COMPAK K3 DOSER. Saat pengiriman barang dan instalasi mesin akan didampingi oleh teknisi berpengalaman dan trainer handal dari pihak TOFFIN Indonesia.

Pengiriman mesin oleh TOFFIN
Pengiriman mesin oleh TOFFIN

Mesin espresso dan grinder kopi dengan packing kardus warna coklat sudah diturunkan beserta bonus dari pihak distributor berupa milk jug, knock box, dan tamper. Sebelum proses instalasi mesin, teknisi dari TOFFIN akan mengecek kelistrikan tempat kita terlebih dahulu yang meliputi tegangan listrik, jalur ground, dan stabilizer. Kita semua tahu musuh utama dari barang elektronik adalah listrik, begitu pula dengan mesin espresso.

Setelah listrik aman, kemudian kami melakukan unboxing dengan membuka kardus dari mesin espresso VBM LOLLO VOLUMETRIC 1 GROUP warna hitam. Pertama kali membuka kardus kita mendapati stereoform sebagai pengunci mesin dengan kardus, setelah itu dibuka terdapat sebuah manual book, kemudian ada satu kardus kecil yang berisi kelengkapan mesin berupa portafilter single shot, double shot, dan terdapat blind porta yang berfungsi untuk backflush.

Unboxing VBM LOLLO VOLUMETRIC
Unboxing VBM LOLLO VOLUMETRIC

Butuh dua orang untuk mengeluarkan mesin espresso ini, sebelum diangkat kita pastikan dahulu meja yang akan dipakai sudah aman dan bersih. Setelah mesin espresso diletakan diatas meja, maka teknisi akan melanjutkan instalasi mesin yang meliputi kelistrikan serta pemasangan selang jalur keluar masuknya air. Mesin Espresso VBM LOLLO ini berskala komersial yang mampu memproduksi 50 cup lebih per jam nya, sehingga cocok untuk usaha coffee shop menengah.  

Sebelum mesin espresso dinyalakan, kita unboxing sekalian grinder COMPAK K3 DOSER. Dalam paketnya terdapat satu set grinder beserta manual book. Tentu saja grinder ini lebih ringan dari pada mesin espresso sebelumnya, sehingga tidak perlu bantuan orang lain untuk mengangkatnya. Langkah selanjutnya kita pasangkan hopper dengan grinder dan kita posisikan bersebelahan dengan mesin espresso.

Unboxing Grinder COMPAK K3 Doser
Unboxing Grinder COMPAK K3 Doser

Setelah selang sumber air dan pembuangan terpasang maka kita colokan mesin ke listrik dan tekan tombol power yang berada di kanan mesin. Berhubung ini mesin baru, maka ketika setelah dihidupkan akan menyedot sumber air untuk ditampung di dalam mesin. Mesin ini memiliki dua indikator, yang sebelah kiri sebagai penunjuk pressure dari pump dan yang sebelah kanan sebagai penunjuk pressure steam, dimana ketika indikator sudah mencapai 1 bar maka mesin sudah siap untuk dipakai. Kemudian untuk tombol volumetrik nya berada di tengah atas mesin ini. 

Baca Juga : Mengenal Komponen Mesin Espresso

Mesin Espresso VBM LOLLO VOLUMETRIC
Mesin Espresso VBM LOLLO VOLUMETRIC

Setelah proses instalasi mesin selesai, maka kita akan lanjut untuk mencoba kemampuan mesin espresso ini bersama dengan trainer professional dari toffin. Grinder COMPAK K3 DOSER ini memiliki tombol power di sisi kanan bawah. Untuk mengatur grind size nya ada berada disisi atas grinder dan dibawah hopper dengan cara diputar ke kiri untuk ke ukuran yang lebih kasar, atau ke kanan untuk ukuran yang halus. 

Baca Juga :  Jenis – Jenis Grind Size kopi Beserta Metode Seduhnya

Setelah mesin siap, maka kami menggiling kopi dengan ukuran serta porsi yang telah kami tentukan. Kemudian kita melakukan proses tamping, dimana hal ini salah satu faktor yang yang mempengaruhi hasil ekstraksi pada sebuah espresso. Klik,, proses ekstraksi espresso dimulai, kali ini kita coba double shot, hasilnya? Mantap.

Proses Tamping
Proses Tamping

Espresso sudah jadi, kemudian kita lanjutkan uji kemampuan mesin ini untuk steam susu. Kita tuang susu segar ke dalam milk jug dan dimulailah proses steam susu dengan menarik penuh tuas yang ada di sebelah kiri mesin dan jangan lupa langsung bersihkan steam wand setelah digunakan. Mesin ini dapat menghasilkan foam susu yang sangat halus. Secangkir espresso dan steam milk halus di milk jug siap dikombinasikan menjadi secangkir hot coffee latte. Trainer dari toffin mulai menuangkan susu dari milk jug kedalam gelas berisi espresso yang menghasilkan hot cafe latte yang sempurna dari sisi rasa maupun tampilan.

Baca juga : Tahapan Membuat Hot Coffee Latte

Spesifikasi VBM LOLLO VOLUMETRIC 1 GROUP

  • Group Head E64 Kornetta
  • Height 55 Cm
  • Depth 60 Cm
  • Width 42 Cm
  • Weight 33 Kg
  • Brewing System Volumetric
  • Boiler Size 5 Lt
  • Boiler type Heat Exchanger
  • Power 1800 Watt
  • Pump Rotary

Spesifikasi COMPAK K3 DOSER

  • Hopper Capacity 0.8 Kg
  • Height 49.5 Cm
  • Depth 36.5 Cm
  • Width 17 Cm
  • Weight 6.1 Kg
  • Power 210 Watt
  • RPM 1340
  • Burn Size Flat 58 Mm
  • Type of Grinding Micrometric

Mesin espresso VBM LOLLO VOLUMETRIC 1 GROUP dan grinder COMPAK K3 DOSER adalah perpaduan yang harmonis. Dua alat ini sangat direkomendasikan untuk kalian yang ingin memiliki usaha coffee shop kelas menengah dan bisa juga untuk kebutuhan pribadi di rumah jika kalian mampu. 

Sampai jumpa pada pembahasan menarik lainnya. Kopi tidak pernah salah. Salam Rahayu.

Continue Reading

Mencicip Kopi Pak Jarwo (Arabica) dari Klinik Kopi

Selama pandemi dan pembatasan beberapa waktu lalu, mungkin banyak diantara Anda harus menunda untuk mengunjungi coffee shop favorit. Mencari asupan kafein memang sudah menjadi rutinitas bagi kebanyakan orang saat ini. Menyeduh kopi di rumah tentu bisa menjadi pilihan.

Ditambah dengan perkembangan industri kopi di Indonesia yang cukup pesat. Mulai dari hulu, dimana para petani mengolah hasil kopi sedemikian rupa. Sampai ke hilir, yaitu seduhan kopi di dalam cangkir yang bisa Anda nikmati. Anda juga bisa dengan mudah untuk membeli alat seduh ataupun bermacam jenis kopi yang Anda inginkan.

Mencicip Kopi Pak Jarwo (Kopi Single Origin Arabica) dari Klinik Kopi

Nah, pada kesempatan kali ini, kami mencoba mencicip kopi dari Klinik Kopi Yogyakarta. Kopi Pak Jarwo namanya, merupakan kopi single origin arabica dari daerah Temanggung, Jawa Tengah. Kopi ini menggunakan natural process, untuk proses pasca panennya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Kopi Lanang Atau Peaberry

Kami memesan kopi ini lewat salah satu merchant online, paket tersebut datang tepat waktu sesuai harapan kami. Paket tersebut dikemas di dalam box warna coklat, dengan tulisan Klinik Kopi dan Jamaah Light Roast. Di dalam box kami mendapatkan bonus stiker 2 buah, yang juga bertuliskan Klinik Kopi dan Jamaah Light Roast. Juga ada deskripsi singkat kopi Pak Jarwo dan tentu saja sekantong kopi tersebut. 

Oh ya, Klinik Kopi sendiri merupakan kedai kopi dan roastery rumahan yang dimiliki oleh mas Pepeng, berlokasi di jalan Kaliurang Yogyakarta. Jadi jika Anda berkunjung ke sana layaknya main ke rumah teman dan disuguhi kopi, kemudian bisa ngobrol apapun, tidak melulu soal kopi. Dalam waktu dekat mungkin kami akan bahas di artikel tersendiri mengenai Klinik Kopi dan Mas Pepeng.

Baca Juga : Roasting Kopi: Proses Penting Dalam Menentukan Cita Rasa

Menurut lembar deskripsi singkat yang disertakan, kopi Pak Jarwo merupakan salah satu kopi yang lulus dari kurasi yang dinisiasi oleh Klinik Kopi. Program tersebut bernama One Shot One Kill. Dari program itulah yang akhirnya menarik perhatian Mas Pepeng untuk melihat langsung bagaimana praktik kebun kopi Pak Jarwo.

Ketika kami membuka kemasan, aroma manis tembakau langsung keluar. Hal ini tidak mengherankan karena kopi Temanggung memang terkenal akan aroma tembakaunya. Selain memiliki kebun kopi, pak Jarwo juga memiliki kebun tembakau dan mengolah keduanya sesuai musimnya.

Biji kopi yang dihasilkan dari kebun pak Jarwo juga berkualitas bagus, kami tidak menemukan cacat di bijinya. Meski menurut mas Pepeng kebunnya kecil dan pengolahannya masih sederhana, hal ini tidak menghalangi Pak Jarwo untuk menghasilkan green beans yang mungkin bisa dikatakan specialty.

Kami akan coba menyeduh kopi ini dengan dua metode. Yang pertama cara tradisional, yaitu tubruk. Dan berikutnya akan kami seduh menggunakan dripper Hario v60. Untuk rasio kopi dan air yang dipakai, kedua metode tersebut menggunakan rasio 1:15.

Untuk kopi tubruk, kami coba menggiling biji menggunakan hand grinder Latina Sumba. Semerbak wangi kopi dengan aroma tembakau semakin terasa saat mulai menggiling kopi tersebut. Dan sesaat setelah air panas mengenai bubuk kopi tersebut, aroma tersebut semakin kentara.

Setelah menunggu beberapa saat sampai bubuk kopi turun ke dasar. Kami coba mengecap seduhan tersebut, ada rasa sereh dan juga sedikit manis jeruk di sana. Khas kopi Temanggung tetapi dengan keunikan rasa tersendiri.

Selanjutnya kami menyeduh menggunakan paper filter, dengan memakai dripper Hario v60. Kali ini kami menggiling biji tersebut menggunakan mesin. Sensasi aroma ketika air panas menyentuh bubuk kopi pertama kali sama, yaitu aroma tembakau.

Kami coba menyeduh dengan metode 4:6 dari Tetsu Kasuya. Hasil seduhan yang dihasilkan lebih clean dari seduhan kopi tubruk. Sesaat setelah kami mengecap seduhan tersebut, rasa manis jeruk lebih mendominasi daripada rasa sereh yang keluar dari seduhan tubruk. Bisa dikatakan ada rasa eksotis ketika meminumnya.

Baca juga : Beginilah Tahapan-Tahapan Dalam Proses Menyeduh Kopi

Secara keseluruhan menurut kami kopi Pak Jarwo dari Klinik Kopi ini lebih maksimal diseduh menggunakan paper filter daripada diseduh dengan tubruk. Hal ini mungkin ini dikarenakan jika di Klinik Kopi, kopi ini memang biasanya hanya diseduh dengan menggunakan paper filter.

Bagi Anda yang mungkin sudah mencicipi kopi Pak Jarwo dari Klinik Kopi. Atau mungkin Anda menyeduh dengan metode lain, bisa berbagi di kolom komentar aroma dan rasa apa yang mungkin Anda temukan. 

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Continue Reading