Mengenal Tentang First, Second dan Third Wave Coffee

Perkembangan industri kopi memiliki sejarah yang cukup panjang. Banyak terobosan-terobosan diperkenalkan sejak biji kopi pertama kali ditemukan hingga saat ini. Dari penemuan alat seduh yang sangat beragam, hingga cara menikmati si hitam agar sesuai dengan cita rasa yang diharapkan.

Dalam perkembangannya itu ada tiga periode utama, yang kemudian disebut coffee wave. Beberapa dari kalian mungkin sudah pernah mendengar istilah third wave coffee, istilah ini sering ditemui dalam industri specialty coffee. Lalu bagaimana dengan first dan second wave?

Di artikel ini kami akan coba bahas secara singkat, dari first, second dan third wave coffee.

Baca juga : Sejarah Masuknya Kopi Di Indonesia Yang Kamu Wajib Tahu

Apa Itu Coffee Wave?

Coffee wave merupakan istilah dalam perkembangan industri kopi. Pengertian mudahnya hal ini mengacu pada perubahan cara konsumsi pada minuman hitam ini. Ada tiga gelombang utama dalam coffee wave, first, second dan third wave coffee.

Tiap gelombang ditandai dengan perubahan yang cukup signifikan dalam industri kopi, yang kemudian juga berdampak pada budaya menikmati kopi itu sendiri.

Baca juga : Inilah Beberapa Tradisi Ngopi Yang Unik Di Indonesia

First Wave Coffee

Menurut catatan sejarah gelombang pertama diawali pada tahun 1800-an. Dimana pada waktu itu komoditas kopi meningkat sangat tajam. Hal ini terjadi karena orang-orang mulai menyadari potensi minuman ini, selain itu minuman ini juga menjadi konsumsi harian. Ya, adanya pergeseran dari budaya menikmati teh menjadi kopi.

Dengan meningkatnya keinginan pasar yang sangat masif, membuat produksi kopi bisa dikatakan seadanya. Yang kemudian membuat cita rasa kopi yang didapat sangatlah buruk, dan hal inilah yang menjadi kritikan saat itu. Istilah kuantitas di atas kualitas sangat di jelas di gelombang pertama ini. Bahkan tidak ada keterangan kopi yang dikonsumsi jenis apa, berasal dari mana, dan lain-lain.

Di gelombang pertama ini ada penemuan cukup signifikan dalam cara pengemasan kopi, vacuum packaging. Ditemukan oleh Austin dan RW Hills, seorang shipbuilders yang alih profesi menjadi coffee roasters, dan juga merupakan pendiri Hill Bros Coffee. Proses pengemasan ini mengeluarkan gas yang ada di dalam kemasan, berdampak pada cita rasa kopi lebih fresh. Cara pengemasan ini bahkan masih dipakai hingga saat ini.

Kemudian pada awal tahun 1900-an, tercipta inovasi lain yaitu bagaimana cara menikmati kopi cepat dan praktis. Penemuan kopi instan menjawab semua itu, diperkenalkan oleh Satori Kato, seorang Japanese-American pada tahun 1903. Mengaplikasian dehydration process pada kopi yang sebelumnya sudah dilakukan pada teh larut. Proses tersebut dipatenkan, “Coffee Concentrate and Process of Making Same”, yang sekarang kita sebut kopi instan.

Baca juga : Beginilah Cara Menyimpan Kopi Yang Baik Dan Benar

Pada gelombang pertama ini merek kopi ternama di Amerika Serikat, Folgers dan Maxwell House mendominasi industri kopi. Dengan mudahnya produk mereka bisa ditemui di supermarket bahkan dapur di rumah-rumah. Jangan lupakan juga penemuan pertama  automatic drip home coffee maker, oleh seorang entrepreneur Vincent Marotta.

Second Wave Coffee

Gelombang kedua dimulai pada tahun 1970-an, hal ini karena kurang puasnya para peminum kopi dengan cita rasa kopi pada periode gelombang pertama. Para peminum kopi tidak hanya ingin meminum kopi. Tetapi juga ingin tahu apa yang ada di dalam cangkir kopi mereka. Mereka ingin tahu bagaimana secangkir kopi yang nikmat bisa disajikan di depan mereka, apa itu proses roasting, dan lain-lain.

Kesempatan inilah yang dilihat oleh Starbucks, mereka mencantumkan asal kopi dari mana, tingkat roasting-nya seperti apa (specialty coffee beans). Selain itu juga memperkenalkan minuman kopi yang tidak hanya “hitam”, seperti latte, cappuccino, frappuccino atau malah espresso dengan pemanis, dan lain sebagainya.

Baca juga : Istilah-Istilah Dalam Dunia Kopi Yang Kamu Perlu Tahu

Selain berorientasi pada proses, bukan hanya meminumnya. Gelombang kedua ini juga menandai berubahnya budaya ngopi di kantor/rumah ke coffee shop. Perkembangan coffee shop sangat signifikan waktu itu, banyak tersebar di kota-kota besar. Bahkan bisa dikatakan minum kopi menjadi gaya hidup yang penting pada waktu itu.

Third Wave Coffee

Gelombang ketiga, istilah ini pertama kali digunakan oleh Trish Rothgeb pada tahun 2002 dalam Roasters Guild Publications, yang mendefinisikan tiga periode sebagai “gelombang”.

Peminum kopi dalam gelombang ketiga ini jauh lebih tertarik untuk memiliki secangkir kopi yang enak dan sesuai dengan selera mereka.

Dalam gelombang ini kopi mulai memiliki banyak kesamaan dengan wine, orang lebih ingin tahu tentang asal-usul kopi, dan juga proses bagaimana cara kopi diseduh. Hal penting dari gelombang ini adalah lahirnya specialty coffee yang merupakan titik balik industri kopi.

Kualitas kopi menjadi sangat penting, beriringan dengan keingintahuan para penikmat kopi dari mana asal kopi tersebut, bagaimana proses pasca panen-nya, level roast, dll. Dari situ lahirlah istilah single origin.

Baca juga : Mengenal Beragam Varietas Kopi Yang Populer Di Dunia

Selama gelombang ketiga, ada peningkatan yang signifikan dalam kopi single origin, juga biji kopi dicari karena rasa uniknya seperti keasaman, rasa manis, dan cita rasa lain. Flavor Wheel yang di-inisiasi ole SCA (Specialty Coffee Association) menjadi jawaban untuk mengetahui aroma dan cita rasa dari biji kopi tertentu.

Hal penting lainnya dari gelombang ketiga adalah fokus industri pada keberlanjutan di seluruh rantai pasokan. Dengan inisiatif seperti fair trade yang melindungi petani kopi dengan membayar mereka dengan harga yang pantas.

Selain itu pada gelombang ketiga ini proses dari hulu ke hilir benar-benar transparan. Hal ini menjadikan gelombang ketiga mempunyai pengaruh secara positif kepada semua orang yang terlibat dalam dunia kopi dari petani hingga konsumen, dari benih hingga sampai di cangkir.

Perbedaan dari gelombang pertama, kedua dan ketiga memang signifikan. Banyak inovasi, figur dan merek-merek yang berperan penting dalam setiap gelombang. Saat ini masih menjadi perdebatan apakah sekarang ini sudah bisa dikatakan masuk ke gelombang keempat (fourth wave) atau masih di third wave.

Menurut kalian bagaimana ? mungkin bisa berbagi di kolom komentar.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Continue Reading

Review Singkat Kofibru Coffee Shop Magelang

Hampir semua daerah “Pecinan” di berbagai kota di Indonesia memiliki karakter yang sama, yaitu merupakan daerah perdagangan. Kali ini saya mengunjungi sebuah coffee shop yang berada di daerah Pecinan kota Magelang yang bernama Kofibru.

Menemukan lokasi kedai kopi ini sangatlah mudah, karena berada di daerah Pecinan yang merupakan salah satu pusat kota Magelang. Untuk lebih detailnya berada di Jl. Pemuda No.50, Kemirirejo, Magelang. Buat kalian yang kurang paham bisa gunakan aplikasi google map dengan memasukan keyword “Kofibru”.

Baca juga : The Cabin Coffee Bar, tempat ngopi ter cozy di Magelang

Saya mulai mengurangi kecepatan kendaraan ketika memasuki jalan Pemuda Magelang sambil mengamati letak Kofibru berada. Akhirnya ketemu juga coffee shop ini dan lokasinya berada di kanan jalan, sehingga saya harus parkir di sisi kiri jalan.

Tempat parkir disini merupakan lokasi parkir umum, dimana kita menjadi satu dengan mereka yang mengunjungi daerah Pecinan. Untungnya ada beberapa petugas parkir yang sigap dan ramah memandu saya untuk memarkirkan kendaraan dengan rapi dan aman.

Dari lokasi parkir akan terlihat jelas bangunan sisi depan dari Kofibru, karena mereka memiliki konsep bangunan yang sangat berbeda dengan yang ada di sekelilingnya. Disini saya sudah bisa menebak jika kedai kopi ini memiliki konsep bangunan modern minimalis, karena disisi depan terdapat dinding kaca yang besar, beberapa spot duduk diluar, dan terdapat logo Kofibru yang besar di dinding putih di sisi atas.

Sisi depan Kofibru Magelang
Sisi depan Kofibru Magelang

Tanpa berlama – lama saya segera menyebrang jalan dan memasuki kedai kopi tersebut. Modern minimalis nan bersih langsung terasa ketika pertama memasuki coffee shop ini, karena seluruh dinding, spot duduk indoor, serta meja bar menggunakan warna putih dan memiliki desain yang simpel.

Baca juga : On The Rocks Salatiga, coffee shop modern dan minimalis di Salatiga

Di dekat pintu masuk terdapat spot duduk dengan meja memanjang serta beberapa kursi yang menghadap jalan raya. Sepertinya duduk disebelah sini sangat seru, karena kita bisa menikmati kopi sambil melihat lalu lalang kendaraan serta beberapa pejalan kaki yang sibuk keluar masuk toko.

Salah satu spot duduk di Kofibru Magelang
Salah satu spot duduk di Kofibru Magelang

Di sebelah kanan pintu masuk terdapat sebuah meja bar memanjang yang berwarna putih bersih. Seperti dengan coffee shop pada umumnya, dimana meja bar di kedai kopi ini menjadi tempat untuk transaksi jual beli, menampilkan produk, dan tempat untuk meracik beberapa menu minuman.

Sebuah mesin espresso dan grinder dengan ukuran besar berdiri cantik diatas meja bar yang memanjang. Pemilihan warna putih untuk kedua gear utama tersebut membuat konsep meja bar menjadi terlihat modern minimalis yang menyatu dengan konsep ruangannya. Beberapa botol sirup perasa tertata rapi di salah satu sisinya dan di sisi lainnya terdapat meja kasir serta showcase cookies.

Meja Bar Kofibru Magelang
Meja Bar Kofibru Magelang

Akhirnya saya menuju ke kasir yang ada di salah satu sudut meja bar untuk memesan minuman. Barista disini sungguh ramah dan sangat menguasai produk yang dijual. Untuk menu yang ditawarkan di Kofibru sangat komplit, dimana terdapat varian coffee, mocktail, flavored latte, frappe, milk, chocolate, refresh, dan plant powered.

Penamaan menu yang unik serta varian yang banyak membuat orang awam seperti saya menjadi bingung, tetapi untungnya sang barista dengan sigap dan antusias menjelaskan rincian menunya. Menurut nya beberapa menu yang disajikan hanya ada disini dan tidak ada di tempat lain. Akhirnya saya memilih “ice sakura” yang menjadi salah satu menu baru dan best seller akhir-akhir ini.

Menu Kofibru Magelang
Menu Kofibru Magelang

Setelah melakukan pembayaran maka selanjutnya saya mencari spot duduk. Di ruangan indoor sendiri terdapat beberapa meja kursi dengan warna putih yang tertata rapi di seberang meja bar.

Pemilihan warna putih, material yang simpel, serta penggunaan beberapa kaca di depan dan belakang mampu menjadikan ruangan indoor di kofibru terasa lega. Selain itu suhu AC yang yang cukup dan volume musik yang tidak terlalu kencang semakin membuat ruangan ini semakin nyaman.

Indoor Kofibru Magelang
Indoor Kofibru Magelang

Berhubung ingin merokok, maka saya putuskan keluar ke belakang menuju spot smoking area. Disini terdapat beberapa meja kursi minimalis berwarna putih yang ditata di atas hamparan batu yang cantik. Memang tidak terlalu luas, tetapi spot disini senada dengan konsep utama yang modern minimalis.

Baca Juga : Skapat Coffee House, coffee shop modern minimalis di Boyolali

Outdoor belakang Kofibru Magelang
Outdoor belakang Kofibru Magelang

Belum sebatang rokok habis, ternyata minuman saya sudah jadi. Kemudian saya mematikan rokok dan bergegas mengambil “ice sakura” dan memilih untuk duduk di dalam, karena ingin melanjutkan pekerjaan menggunakan laptop.

Cup plastic yang menjadi wadah minuman saya sungguh bagus dan solid, tidak seperti kedai kopi pada umumnya. Untuk rasa dari “ice sakura” sendiri sangat segar dan nikmat. Sebenarnya minuman ini merupakan kombinasi espresso, susu, dan flavour sakura.

Ice Sakura Kofibru Magelang
Ice Sakura Kofibru Magelang

Dari Kofibru Magelang saya mendapatkan banyak sekali pelajaran. Pemilihan lokasi usaha kopi yang strategis merupakan nilai lebih tersendiri. Selanjutnya pemilihan konsep yang jelas yang diaplikasikan pada bangunan, interior, logo, dan menu menjadikan sebuah coffee shop memiliki nyawa.

Pesanan online di Kofibru tidak kalah ramai dengan yang dine in, dimana hal tersebut dapat dilihat dari beberapa kali terdapat ojek online yang  bergantian keluar masuk untuk melakukan transaksi. Sungguh flow seperti ini yang didambakan oleh beberapa pemilik kedai kopi.

Untuk kalian yang ingin membuka coffee shop tidak ada kata terlambat, selama perencanaan yang matang dari segala sisinya. Salah satu strategi yang menguntungkan adalah dengan mengoptimalkan penjualan lewat online seperti yang dilakukan oleh Kofibru.

Baca Juga : Tren bisnis dan usaha kopi tahun ini.

Sekian perjalanan kali ini, sampai jumpa di artikel selanjutnya. Sukses selalu Kofibru Magelang. Salam Rahayu.

Peta Jalan Kofibru Coffee Magelang
Peta Jalan Kofibru Coffee Magelang

Kofibru Coffee & Cookies Magelang

Jl. Pemuda No.50, Kemirirejo, Kec. Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56188

Hari Buka: Senin – Minggu
Jam Buka: 09.00 WIB – 21.00 WIB

Kontak: 0878-8640-5885
Instagram: @kofibru.id

Continue Reading

Mengenal Aeropress Alat Pembuat Kopi Espresso Manual

AeroPress bisa dikatakan terobosan baru dalam perkembangan alat seduh manual di era third wave coffee. Bagaimana tidak, alat ini menggunakan dua prinsip dalam proses penyeduhannya. Yang pertama adalah immersion (rendam) dan yang kedua menggunakan tekanan.

Seperti yang sudah kita ketahui alat seduh metode immersion paling terkenal adalah French press. Yang menarik AeroPress ini diciptakan karena kurang puas-nya sang penemu dengan cita rasa kopi yang dihasilkan oleh French press. Selain itu alat seduh ini juga punya tempat tersendiri bagi para kopi enthusiast.

Nah di artikel ini, kami akan membahas secara khusus AeroPress.

Baca juga : Mengenal Sejarah Singkat Metode Seduh Manual Brewing

Sejarah AeroPress

AeroPress dibuat oleh Aerobie, Inc., perusahaan dari Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1984 oleh Alan Adler. Uniknya perusahaan ini memproduksi berbagai macam mainan, yang terkenal adalah Aerobie Superdisc. Merupakan alat untuk olahraga atau permainan lempar berupa cakram plastik.

Ide awal AeroPress dimulai pada tahun 2004 oleh Alan Adler seorang kopi enthusiast. Hal ini tercetus karena apa yang dia dapatkan dari hasil seduhan kopi beberapa alat seduh tidak sesuai keinginannya. Memerlukan waktu setahun untuk menciptakan alat seduh yang sesuai dengan keinginan Alan Adler.

Keinginannya adalah bagaimana mengurangi acidity dan bitterness dalam secangkir kopi yang dihasilkan. Alan Adler sendiri selain kopi enthusiast, adalah pensiunan pengajar engineering dari Stanford University dan juga penemu.

Baca juga : Mengenal Asal Usul Dan Cara Kerja Alat Seduh Kopi Moka Pot

Akhirnya pada 2005, produk pertama AeroPress dirilis ke publik. Banyak yang sinis pada awalnya karena latar belakang perusahaan yang memproduksi mainan. Tidak butuh waktu lama alat ini menjadi perbincangan dan juga karena aktifnya Alan Adler mengikuti trade show untuk memamerkan alat seduh ini.

Sekarang ini AeroPress sudah dijual di lebih dari 80 negara di dunia. Selain itu juga ada kompetisi tahunan yang diinisiasi oleh para pecinta AeroPress, World AeroPress Championship. Tidak main-main para peserta berasal dari lebih 60 negara. Mereka berlomba-lomba untuk menghasilkan cita rasa kopi menggunakan preferensi pribadi.

Pada tahun 2017 perusahaan Aerobie, khususnya divisi mainan dijual. Selanjutnya AeroPress dikelola perusahaan sendiri bernama AeroPress, Inc., dan tentunya sekarang lebih berfokus pada industri kopi dan perkembangannya.

Bagian-Bagian dan Perkembangan Aeropress

Bentuk AeroPress mirip seperti alat suntik dimana memiliki 2 tabung utama, yaitu (chamber) dan plunger. Bagian chamber merupakan tempat untuk menampung kopi dan air panas. Pada bagian ujung chamber terdapat filter cap (penutup) yang berbentuk lingkaran dan berongga.

Fungsi filter cap tersebut untuk menempatkan filter kopi yang berupa micro filter sebelum diisi bubuk kopi. Untuk bagian plunger, pada bagian ujung yang masuk ke chamber terdapat karet seal. Fungsinya tentu saja untuk menghasilkan tekanan yang diperlukan untuk menyeduh kopi.

Baca juga : Mengenal ROK Presso Alat Pembuat Kopi Espresso Manual

Bagian atau pelengkap yang lain ada funnel, semacam corong untuk memasukkan bubuk kopi ke chamber. Micro filter dan juga tempatnya, kemudian ada pengaduk (stirrer) dan terakhir sendok untuk melengkapi.

Secara keseluruhan desain AeroPress tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam sepuluh tahun terakhir. Mungkin hanya perubahan kecil, tapi tercatat ada 8 versi dari sejak rilis pertama tahun 2005.

Baca juga : Sedikit Mengenal Tentang Apa Itu Specialty Coffee

Versi 1 & 2

Dirilis mulai Oktober 2005 – Juli 2009, dimana desain awal AeroPress dibuat menggunakan polycarbonate. Polycarbonate merupakan bahan berwarna kebiruan yang terbuat dari BPA (Bisphenol A). Ketika dilakukan tes kandungan BPA, tidak ditemukan dalam kopi yang dihasilkan oleh AeroPress.

Versi 3

Dikenalkan ke publik pada Agustus 2009 – Agustus 2010. Dalam pembuatan versi 3 ini, bahan yang digunakan adalah Copolyester yang bebas BPA. Hal ini untuk memastikan bahwa produk tersebut sepenuhnya bebas dari BPA.

Versi 4

Dikeluarkan pada September 2010 – Desember 2013, hanya menambahkan sedikit aksen abu-abu pada desain klasik AeroPress.

Baca juga : Mengenal Perbedaan Kopi Espresso Dan Manual Brew

Versi 5

Dirilis pada januari 2014 – Juni 2014, dimana versi ini memperkenalkan perubahan warna angka dari biru ke emas. Selain itu juga ada cetakan tambahan bertuliskan ‘AeroPress’. Cetakan ini diperkenalkan sehingga pelanggan dapat menentukan model AeroPress asli atau palsu.

Versi 6 & 7

Versi ini dirilis pada Juli 2014 – Oktober 2019, versi 6 dikembangkan menjadi produk polypropylene dengan tulisan dengan warna beige. Sedangkan versi 7 memiliki desain sedikit menonjol, karena menggunakan huruf berwarna foil emas juga dengan tampilan warna abu-abu yang sedikit dikurangi.

Versi 8

Dikenalkan mulai November 2019 hingga saat ini. Warna tulisan di versi ini menjadi warna merah yang sangat kontras dengan warna tabung AeroPress itu sendiri. Selain itu juga diperkenalkan AeroPress Go, merupakan versi travel tentu dengan ukuran yang lebih kecil dan lebih mudah dibawa.

Baca juga : Perbedaan Coffee Shop Slow Bar & Coffee Shop Fast Bar

Cara Kerja dan Hasil Seduhan Aeropress

Untuk menyeduh menggunakan AeroPress bisa dikatakan sangat mudah, bahkan waktu yang diperlukan relatif singkat. Diatas disinggung alat ini berbentuk seperti jarum suntik. Cara kerjanya pun hampir sama, jadi hanya perlu menekan plunger untuk menghasilkan seduhan.

Yang pertama pastikan filter cap sudah terpasang di chamber, dan seal karet juga sudah terpasang di plunger. Setelah itu siapkan biji kopi seberat 18 gr (single cup dose), dan digiling dengan ukuran medium-fine. Kemudian sebelum bubuk kopi dimasukan ke dalam chamber, pastikan sudah dipasang micro filter.

Letakkan chamber di atas gelas, kemudian tuangkan air panas ke dalam chamber yang sudah terisi bubuk kopi, kurang lebih 180 ml (di sini menggunakan rasio 1:10). Aduk sebentar kurang lebih 10 detik, setelah itu pasang plunger dari atas.

Baca juga : Efek Positif Dan Negatif Meminum Kopi Bagi Kesehatan

Tekan pelan-pelan plunger ke bawah, jika ada sedikit resistensi lanjut tekan hingga air dalam chamber habis. Ketika air sudah turun semua berarti seduhan kopi menggunakan AeroPress siap dinikmati.

Bagaimana soal cita rasa kopi yang dihasilkan?

Dengan penggunaan micro filter, tentu seduhan yang dihasilkan clean karena minyak dan bubuk kopi akan tersaring. Selain itu penggunaan tekanan saat ekstraksinya akan menghasilkan cita rasa yang sangat jelas. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan french press atau pour over.

Jadi sudah pernah mencicipi hasil seduhan menggunakan AeroPress ? Atau malah kalian punya sendiri di rumah ? Tidak ada salahnya mencoba jika sedang main ke kedai favorit kalian menyediakan AeroPress. Silahkan berbagi pengalamannya di kolom komentar.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Continue Reading

Kisah Eko Purnomo Owner dari Novikovi Magelang

Cuaca cerah dan sejuk siang ini menemani perjalanan saya menuju ke daerah Mungkid, Kabupaten Magelang. Kali ini saya berkesempatan untuk menemui seseorang yang spesial untuk mendapatkan ilmu baru mengenai seputar dunia kopi. Eko Purnomo adalah orang spesial tersebut, beliau merupakan pemilik dari coffee shop Novikovi yang tahun lalu kami kunjungi.

Baca Juga : Riview Singkat Coffee Shop Novikovi Mungkid, Magelang

Tepat pukul satu siang saya sampai di lokasi. Bagian depan kedai kopi ini tidak terlihat perbedaan yang signifikan, dimana masih menjadi tempat parkir untuk beberapa sepeda motor dan beberapa mobil terparkir di bahu jalan raya.

Setelah memarkirkan kendaraan, kemudian saya bergegas untuk masuk. Perubahan tata letak meja bar serta penambahan beberapa meja kursi baru menyambut kedatangan saya di Novikovi. Saya sungguh salut dengan perubahan yang dilakukan oleh mas Eko Purnomo sang pemilik kedai kopi ini yang membuat saya semakin tidak sabar untuk menemuinya di belakang.

Indoor Novikovi
Indoor Novikovi

Tanpa berlama – lama saya langsung memesan secangkir hot latte di meja bar dan lanjut menuju ke area belakang. Sesampainya di belakang, saya disambut hangat oleh mas Eko Purnomo sang pemilik coffee shop ini. Kemudian kami berdua duduk di kursi tribun sisi pojok.

Saling menanyakan kabar menjadi obrolan pembuka kami berdua, karena memang kita sudah lama sekali tidak berjumpa. “Mas tempatmu tambah bagus dan konsumen semakin ramai nih”, saya menyeletuk. “Alhamdulillah mas, semua butuh proses”, saut mas Eko.

“Mas, ceritain dong awal mula perjalanan Novikovi sampai bisa terus berkembang sampai sekarang”, tanya saya. Sambil membakar rokok Djarum Super andalannya, mas Eko mulai bercerita.

Dahulu mas Eko Purnomo sempat bekerja di Qatar, dimana beliau membawa serta anak dan istrinya kesana. Wisata kuliner merupakan hobi dari mas Eko dan istrinya ketika berada disana, sampai suatu ketika dia bilang sama istrinya bahwa aku akan berhenti bekerja dan ingin membuka usaha food and beverages di Indonesia.

Ketika wisata kuliner pada tahun 2017, beliau mencicipi secangkir kopi speciality dari Yirgacheffe, Ethiopia dan langsung jatuh hati. Dari situlah beliau mulai bisa menikmati kopi yang benar – benar kopi. Ketertarikannya dengan kopi tidak bisa dibendung, beliau mulai membeli seperangkat alat seduh manual untuk dirumah serta beberapa roast bean yang menurutnya menarik. Manual brew merupakan pilihan yang tepat untuk mereka merasakan sensasi menjadi barista di rumah.

Baca Juga : Sejarah Singkat Metode Seduh Manual Brewing

Setelah berdiskusi dengan sang istri, maka pada awal tahun 2019 mas Eko pulang ke Indonesia dan mulai fokus mendalami kopi, karena ia memutuskan akan membuka sebuah coffee shop di Magelang. Beliau mulai melengkapi koleksi alat seduh manual brew serta membeli sebuah mesin espresso rumahan, karena dia ingin lebih detail merasakan perbedaan kopi espresso dengan manual brew.

Semua riset dan trial yang dilakukan ia lakukan sendiri dengan bermodalkan informasi dari internet dan youtube. Dari dunia maya tersebut, beliau bisa mengulik tentang cara seduh kopi, membuat minuman non kopi, persiapan membuka coffee shop, dan lain- lainnya.

Pada April 2019 mas Eko memutuskan untuk kursus espresso based di Studio Kopi Yogyakarta, karena menurutnya dia perlu mentor langsung untuk bab ini supaya lebih mematangkan persiapannya untuk membuka coffee shop. Setelah menguasai dan menemukan produk yang dijual, kemudian beliau mulai mencari tempat untuk berjualan.

Awalnya mas Eko dan istri ingin membuka coffee shop di daerah Muntilan, karena lebih dekat dengan rumah. Setelah beberapa hari tidak menemukan tempat yang cocok, maka mereka mencoba mencari lokasi di kota Magelang dan dekat dengan kampus, tetapi hasilnya nihil.

Perjalanan mencari lokasi berlanjut sampai ke daerah Mungkid, Kabupaten Magelang. Disini mas Eko merasakan sesuatu yang berbeda, merasa cocok saja dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Sudah ada beberapa calon tempat yang akan disewa oleh mas Eko, tetapi ia didapatkan pada pilihan yang sulit. Berdasarkan perencanaan modal yang disiapkan, munculah dua pilihan. Pertama investasi mesin espresso yang mahal tetapi sewa tempat yang kecil, atau pilihan kedua investasi sewa tempat yang mahal tetapi beli mesin espresso yang murah.

Dengan penuh pertimbangan mas Eko memutuskan investasi di mesin espresso yang lebih mahal, tetapi tempat kecil. Menurutnya mesin tersebut bukan untuk gaya, tetapi banyak manfaatnya, seperti bisa menghasilkan kualitas espresso yang lebih baik dan konsisten, mempercepat produksi minuman kopi, serta build quality yang bagus yang menjadikan lebih tahan lama. Memberikan kualitas produk terbaik kepada konsumen menjadi prioritas beliau.

Baca Juga : Tips Memilih Mesin Espresso yang Sesuai Dengan Kebutuhan

Kemudian beliau menyewa sebuah ruko di daerah Mungkid, Kabupaten Magelang dan membeli sebuah mesin espresso Nuova Simonelli Appia 2. Berhubung tempatnya tidak terlalu besar, maka dia memutuskan membuat konsep coffee to go dengan ciri khas sedikit tempat duduk dan penyajian menggunakan paper cup serta plastic cup. Akhirnya pada 15 Juni 2019 Novikovi resmi buka.

Eko Purnomo dengan mesin Espresso yang berusia 3 tahun
Eko Purnomo dengan mesin Espresso nya yang sudah berusia 3 tahun

“Untuk pemilihan nama Novikovi sendiri bagaimana cerita nya mas?”, tanya saya. “Jadi Novi merupakan nama istriku, aku memakai namanya sebagai ungkapan rasa sayangku kepadanya”. Jawab mas Eko. Ok mas, panutan.

Perjuangan belum berakhir, beliau dihadapkan pada masalah budaya konsumen disini lebih suka dine in ketika mengunjungi sebuah kedai kopi. Akhirnya beliau bekerja sama dengan pemilik lahan dibelakang supaya bisa digunakan. Alhasil pada bulan Januari 2020 Novikovi sudah memiliki fasilitas dine in yang nyaman di sisi belakang, serta menjadi spot favorit dari mayoritas konsumennya.

Semenjak Agustus 2020 Novikovi sudah bekerjasama dengan Call Me Coffee roaster Magelang untuk mensuplai kebutuhan house blend serta single origin hasil perkebunan.

Kopi Kabupaten Magelang. Sungguh saya dibuat salut oleh beliau, karena dia tidak melulu memikirkan cuan, tetapi masih peduli dan mendukung petani lokal yang menjadikan rantai industri kopi di Magelang tetap sehat dan terus berkembang.

Baca Juga : Perbedaan House Blend dengan Single Origin

Tidak terasa cuaca yang awalnya cerah tiba – tiba berubah menjadi mendung. Saya bergegas berpamitan pulang, karena harus melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta. 

Sukses selalu mas Eko Purnomo dan Novikovi, Sampai jumpa pada artikel selanjutnya. Salam rahayu.

Continue Reading