Kisah Septian Iqbal dari Barista Menjadi Coffee Roaster July 31, 2021 – Posted in: Coffee Roaster, Penggiat Kopi
Siang ini cuaca di kota Semarang cukup panas, cuaca khas daerah pesisir pantai. Tapi tidak mengurangi semangat kami untuk mengambil kopi yang bisa dibilang, fresh from the roastery. Setelah waktu sebelumnya kami berkesempatan ngobrol dengan owner Steam and Brew, Lukas Ryan. Kali ini kami berbincang dengan salah satu roaster di Steam and Brew, Septian Iqbal.
Baca juga: Kisah Lukas Ryan Mendirikan Steam & Brew Semarang
Masih berlokasi di Jl. Depok no. 36 A Semarang, karena memang kebetulan Steam and Brew, yang selain coffee shop juga memiliki roastery. Selain untuk diseduh di tempat, teman-teman juga bisa membeli roasted beans di sini. Harganya variatif, tergantung beans dan juga proses pengolahan pasca panen nya, ada kopi lokal dan juga beberapa kopi dari luar negri.
Kami langsung masuk ruang roastery, di mana Iqbal, nama panggilannya, sudah menunggu kami di sana. Aroma harum kopi yang masih disangrai langsung tercium begitu kami masuk ke dalam. Ahh, aroma yang selalu membuat kangen ketika kami berkunjung ke roastery. Kami disambut dengan ramah oleh Iqbal, sambi memberi kopi pesanan kami.
Kopipedia Indonesia
Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!
“Keburu gak mas ?”, Iqbal bertanya ke kami, “Sekalian kita icip bareng kopi di sini mas”, begitu tambahnya. Tentu kami iyakan ajakannya, karena kami memang berencana untuk ngobrol-ngobrol dengan nya. “Kopi apa ini ?”, kami bertanya pada Iqbal. “Kerinci Mas”, begitu jawabnya. Perpaduan yang menyenangkan bukan, ngobrol sambil ngopi.
Kamipun mengawali perbincangan kami dengan bertanya, “Roasting kopi gini susah gak sih?”. Menurut Iqbal memang susah, tapi bisa dipelajari. Untuk urutan proses roasting Iqbal menjelaskan secara singkat. Diawali menimbang green beans yang mau di-roasting, memanaskan mesin roasting, kemudian mulai rolling, memasukkan green beans dan menunggu prosesnya sampai selesai.
Baca juga: Roasting Kopi: Proses Penting Dalam Menentukan Cita Rasa
Iqbal juga bercerita bagaimana dia bisa menjadi roaster seperti sekarang. Awalnya dia di belakang bar atau bisa dikatakan PSK (Pegawai Seduh Kopi) di salah satu kedai kopi di Ambarawa, Ludens. Setelah itu dia melanglang ke Tangerang, Jakarta kemudian balik lagi ke Semarang.
Kesempatan untuk menjadi roaster didapatkan Iqbal pada tahun 2018 awal, ketika itu dia ditawari owner untuk mengisi posisi roastery. Bisa dikatakan kesempatan baru atau tantangan baru bagi Iqbal, setelah sebelumnya hanya bergulat di balik meja bar. Dia juga menambahkan belajar roasting itu timeless, karena dari tahun 2018 awal mula dia mulai menggeluti roasting sampai sekarang, dia merasa masih perlu belajar.
Iqbal juga bercerita bagaimana suka dukanya menjadi seorang roaster. Untuk sukanya dia berujar punya kesempatan untuk nyicipi kopi dari berbagai tempat karena di-support oleh owner, selain itu juga memiliki relasi baru dan juga belajar hal baru di industri kopi. Sedangkan untuk dukanya, menurutnya adalah ketika mencari customer. Karena kebetulan dia jadi roaster di Steam and Brew baru sekitar awal tahun 2020, kemudian ada pandemi yang tentunya sangat berdampak.
Baca juga: Menyeduh Kopi Di Rumah Dikala Pandemi COVID-19
Hal yang paling dia ingat ketika bergelut di industri kopi adalah ketika dia di Jakarta. Kebetulan waktu itu akhir bulan, dan sudah saatnya membayar kost, uangnya sudah habis. Akhirnya dia harus tidur di gudang tempat dia bekerja sebelumnya, dan itu berjalan selama 1 bulan. Baginya sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa ketika hidup merantau.
Untuk menjadi roaster Iqbal juga bercerita, tentunya ada kesempatan, seperti yang dia dapatkan di Jakarta waktu itu. Selain itu dia menambahkan, saat ini kelas roaster sekarang juga sudah ada. Tinggal mau pilih yang seperti apa, ada yang kelas lokal juga ada kelas internasional, menyesuaikan kebutuhan. Tentu saja kelas tersebut berbayar, dimana nantinya akan mendapatkan sertifikat roaster. Menurutnya kalau sudah ada relasi yang banyak di industri kopi juga sangat membantu.
Baca juga: Profesi Barista, Menghidupi Kah? Feat Andre Rivaldo
Tak terasa kopi sudah mau habis, kami juga masih ada kegiatan lain. Kami kemudian pamit dan membawa kopi yang sudah kami pesan. Terima kasih Iqbal untuk jamuan kopi dan obrolan singkatnya. Sehat selalu dan semoga sukses kedepannya, semoga nanti kita bisa kolaborasi.
Salam rahayu.
Bergabung dan ikutilah perjalanan kami selanjutnya!