Pengaruh Ketinggian Tempat Tumbuh Terhadap Cita Rasa Kopi April 1, 2023 – Posted in: Kopipedia
Ketika kalian membeli kopi di kedai favorit kalian, terutama jika ingin menikmati single origin. Ada kalanya barista yang melayani akan menjelaskan secara rinci dari mana biji kopi tersebut berasal, varietas nya apa, bagaimana proses pasca panennya, juga kadang ditanam di ketinggian berapa kopi tersebut.
Ya, ketinggian tanaman kopi juga sering dicantumkan di label ketika kalian membeli biji kopi, entah offline atau lewat merchant online. Kenapa dicantumkan di label ? sama pentingkah dengan varietas, atau proses pasca panen ?
Nah, pada artikel kali ini, kami akan membahas secara singkat pengaruh ketinggian pada cita rasa kopi.
Baca juga : Mengenal Perbedaan Kopi Single Origin Dan House Blend
Ketinggian Ideal Untuk Menanam Kopi
Kondisi geografis sangat berpengaruh terhadap cita rasa kopi dimana kopi tersebut ditanam. Sebagian besar tanaman kopi tersebar di daerah tropis, tetapi ketinggian di mana kopi ditanam sangat berpengaruh pada cita rasa yang dihasilkan nanti.
Deretan pegunungan dimana kebanyakan kopi tersebut ditanam tersebar di daerah sekitar 30° ke utara khatulistiwa dan juga 30° ke selatan. Daerah-daerah tersebut bisa dikatakan penghasil kopi arabika yang sudah cukup dikenal. Mulai dari daerah Amerika Tengah dan Selatan, Asia Selatan, kepulauan Pasifik dan juga Afrika bagian tengah hingga Selatan.
Baca juga : Mengenal Beragam Varietas Kopi Yang Populer Di Dunia
Beberapa negara di daerah tersebut tentu saja memiliki kualitas kopi yang sangat baik. Seperti Brazil dan Colombia di Amerika, Ethiopia di Afrika, kemudian Vietnam dan Indonesia di Asia, dll.
Ketinggian antara 900-1.500 mdpl (meter di atas permukaan laut) merupakan ketinggian ideal pohon kopi arabika untuk tumbuh dan berbuah. Dengan suhu rata-rata 16-21°C sepanjang tahun, curah hujan sedang kira-kira 2000 mm dan sinar matahari yang cukup.
Kopipedia Indonesia
Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!
Ketinggian Dan Cita Rasa Kopi
Di daerah pegunungan dimana suhu pegunungan akan lebih dingin. Hal ini berdampak pada siklus pertumbuhan yang lebih lambat untuk pohon kopi dan memperpanjang perkembangan biji. Proses pematangan yang lebih lama ini memberi biji kopi gula yang lebih kompleks, menghasilkan rasa yang lebih dalam dan lebih menarik. Selain itu jumlah air dalam buah yang relatif sedikit menghasilkan konsentrasi cita rasa yang lebih menonjol.
Nilai tambah lain tanah di mana kopi arabika tumbuh sangat subur dan seringkali vulkanik. Tanah yang kaya mineral ini membantu menghasilkan biji kopi yang keras dan padat, dimana sangat berharga karena potensinya untuk memberikan cita rasa yang luar biasa.
Baca juga : Mengenal Apa Itu Flavor Wheel Atau Roda Rasa Kopi
Hal ini berbanding terbalik dengan kopi robusta, dimana lebih tahan terhadap hama dan juga penyakit karat daun. Selain itu juga lebih “menggemari” suhu panas sehingga butuh sinar matahari yang melimpah. Oleh karena itu kopi robusta akan tumbuh dengan baik di ketinggian 400-700 mdpl.
Untuk cita rasa akan terasa lebih pahit, beberapa bahkan menggambarkannya seperti karet dan earthy. Oleh karena itu, kopi robusta biasanya digunakan sebagai campuran kopi house blend, atau untuk espresso based, atau bahkan sebagai bahan baku kopi instan.
Baca juga : 4 Jenis Tanaman Kopi Di Indonesia Dan Perbedaannya
900-1.200 mdpl : Ketinggian Sedang
Kopi yang tumbuh di ketinggian antara 900 dan 1.200 mdpl akan memiliki cita rasa manis, soft, dan sedikit lebih asam daripada kopi di dataran rendah. Selain itu juga akan ada rasa kacang-kacangan. Daerah yang menanam kopi di ketinggian sedang ini antara lain Santos, India, dan Brasil.
1.200-1.500 mdpl : Ketinggian Tinggi
Di ketinggian 1.500 mdpl akan ada cita rasa jeruk, vanila, dan coklat atau kakao yang lebih menonjol. Kopi dengan ketinggian ini diantaranya bisa ditemukan di Kosta Rika, Indonesia, Flores, dan Meksiko.
Di Atas 1.500 mdpl : Ketinggian Sangat Tinggi
Kopi yang tumbuh di atas 1.500 mdpl akan memiliki rasa lebih asam dan kompleks serta menghasilkan kopi dengan taste notes bunga, buah, rempah, dan anggur. Contohnya kopi yang berasal dari Ethiopia, Kolombia, dan Guatemala. Papua Nugini, Kenya, Peru, Yaman, dan Sulawesi juga menghasilkan biji kopi di ketinggian ini.
Pengecualian ketinggian untuk kopi arabika bisa ditemukan di daerah Hawaii. Kopi tersebut dikenal dengan nama Hawaiian Kona, ditanam dan dikembangkan di daerah yang tidak terlalu tinggi bernama Kona Coffee Belt, yaitu di ketinggian 180-980 mdpl. Hal ini terjadi karena kondisi geografis unik yang dimiliki Hawaii.
Baca juga : Daerah-Daerah Penghasil Kopi Arabika Terbaik Di Indonesia
Jadi, meskipun ketinggian merupakan indikasi yang baik untuk kopi berkualitas tinggi, dan tentunya layak untuk dinikmati, tetapi semua itu bukan jaminan. Banyak faktor lain yang akan berpengaruh pada proses penanaman kopi.
Selain itu, tentu saja membutuhkan skill pertanian yang terampil dan penuh perhatian, pemanenan yang efisien, pemrosesan pasca panen yang tepat, pemanggangan, dan terakhir tentu saja ketika diseduh. Inilah mengapa kopi begitu istimewa : karena semua orang dari hulu ke hilir saling berkaitan hingga bisa menghasilkan secangkir kopi yang nikmat.
Semoga artikel ini bisa menjadi tambahan referensi ketika hendak memilih kopi yang ingin dinikmati. Silahkan berbagi di kolom komentar, terutama soal cita rasa yang didapat berdasar ketinggian kopi tersebut ditanam.
Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.