Khamidin, Petani Kopi Millenial Lereng Kelir Dusun Gertas April 24, 2021 – Posted in: Penggiat Kopi, Petani Kopi – Tags: Ambarawa
Pada perjalanan sebelumnya kami bertemu pak Sus, untuk ngobrol banyak soal kebun kopi di Lereng Kelir, Dusun Gertas, Kelurahan Brongkol, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Kali ini kami akan menemui petani millennial, mas Khamidin namanya. Pemuda kelahiran 12 Januari 1989 ini merupakan petani kopi muda di Dusun Gertas.
Kami bertemu mas Khamidin yang saat itu sedang berada di kebun kopinya. Melihat pohon kopi yang sudah berbuah, kamipun mengawali perbincangan kami. “Kira-kira kapan ini mas panen raya?”, ” Sekitar Bulan Agustus mas”, jawab beliau. Sedikit cerita, awal kami bertemu mas Khamidin sudah sekitar 2 tahun lalu. Saat itu beliau sudah menggeluti perkebunan kopi, dan sekarang pun masih.
Hal ini menggelitik kami untuk bertanya, “Kenapa mas, masih muda kok mau menjadi petani?“. Beliau kemudian berujar, “Kita meneruskan dari generasi sebelumnya, yang muda harus berani berinovasi. Kita juga sudah punya kekayaan alam yang melimpah, kita yang muda lebih gesit dan punya wawasan lebih.” Dari segi geografis tanah di Lereng Kelir termasuk subur, ditambah adanya kebun kopi yang sudah turun temurun dari jaman dulu.
Mas Khamidin sudah menjadi petani dari tahun 2010, kurang lebih 11 tahun beliau bergelut menjadi petani. Banyak suka dan duka tentu saja menjalani profesi tersebut, di mana banyak anak muda seumuran beliau yang memilih merantau ke luar kota. Beliau mengatakan, “Pekerjaan sebagai petani bukanlah hal yang memalukan, asik malah, dimana kita akan menemui banyak teman, terutama sekarang dengan perkembangan kopi, banyak orang ingin tahu dan banyak belajar tentang kopi.”
Kopipedia Indonesia
Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, dusun Gertas, Lereng Kelir merupakan penghasil kopi robusta. Begitu juga di kebun kopi mas Khamidin, yang ditanami kopi robusta. Kebun kopi mas Khamidin mulai ditanam baru sekitar tahun 1999. Ada cerita menarik di tempat kita ngobrol sekarang, yang merupakan kebun kopi. Ternyata dulu, di sini merupakan rumah orang tua mas Khamidin, beliau lahir dan menghabiskan masa kecil di tempat ini, sebelum akhirnya pindah dan dialih fungsikan menjadi kebun kopi.
Baca juga: Kebun Kopi Lereng Kelir, Perkebunan Kopi Robusta Penghasil Java Mocha
Selama kurang lebih 11 tahun menggeluti tanaman kopi, beliau juga bercerita soal hama atau penyakit tanaman kopi yang pernah menjangkiti. Menurut beliau hama yang paling ditakuti oleh para petani merupakan penggerek batang. Merupakan jamur yang menempel di batang atau dahan kopi dan bisa menyebar dan mudah menularkan ke pohon di sebelahnya. Efeknya membuat pertumbuhan kurang bagus, dan akhirnya berdampak hasil panen yang kurang maksimal. Cara menanggulangi jamur ini biasanya batang yang sudah terkena jamur akan dipotong dan dibakar.
Mas Khamidin menggunakan teknik tumpang sari di kebunnya. Jadi selain kopi, beliau juga menanam pohon lain di sela-selanya. Pohon yang ditanam adalah pohon durian, ada durian lokal juga ada durian yang terkenal cukup mahal, Musang King. Jadi selain berfungsi sebagai peneduh juga bisa menambah penghasilan jika waktunya panen nanti.
Menyinggung soal berkembang pesatnya pertumbuhan coffee shop, beliau berpendapat, “Memang lagi trend-nya atau gaya hidup, anak-anak muda sekarang ngumpul, sambil ngopi. Hal ini tentu saja menguntungkan bagi kami para petani kopi, dengan pertumbuhan coffee shop.”
Ada saran menarik yang diutarakan mas Khamidin, “Jangan pernah menganggap remeh kopi robusta. Apalagi di kawasan Gertas ini kami mengolah kopi layaknya bayi yang baru lahir dan kita rawat sedemikian rupa.” Seperti kita tahu, peminat kopi robusta memang tidak sebanyak kopi arabika. Bahkan ada yang menganggap remeh apa itu kopi robusta. Tapi apapun biji kopinya kami yakin semua petani menanam, merawat dan mengolah kopi mereka dengan hati.
Untuk fase pohon kopi, beliau bercerita chery kopi diawali dari bunga, kemudian berbuah menjadi biji kecil. Setelah itu menunggu sekitar 4-5 bulan, tinggal menunggu buah itu kencang dan nantinya matang sempurna, ditandai dengan warna merah pada cherry kopi. Jadi ingat kan apa yang dikatakan pak Sus tempo hari, “Petik merah menjadi harga mati”.
Menutup perbincangan dengan beliau, kami berpamitan menuju kedai yang dikelola para pemuda dusun Gertas. Selain menjadi penghasil kopi robusta yang sudah cukup ternama, dusun Gertas juga memiliki kedai kopi. Kita akan bahas kedai kopi ini di artikel selanjutnya.
Baca juga: Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir, Sensasi Ngopi di Lereng Pegunungan
Terima kasih mas Khamidin, sehat selalu dan semoga panen raya Agustus nanti hasilnya memuaskan. Salam rahayu.
Kebun Kopi Lereng Kelir
Jl. Ke Dusun Gertas, Gertas, Kel. Brongkol, Kec. Jambu, Kab. Semarang, Jawa Tengah 50663
Kontak: 0857-4096-2399 (Khamidin)
Facebook: Khamidin
Bergabung dan ikutilah perjalanan kami selanjutnya!