Saat ini sedang berlangsung sebuah acara collaboration wedding festival dari “WEEKNDPLANNER” yang diadakan di Sepakat Kopi Magelang. Kopi tidak hanya tentang rasa, tetapi juga sebagai media interaksi sosial.
Cuaca Magelang siang ini sungguh terik, jadi saya memutuskan mampir ke Sepakat Collaborative Space untuk rehat sejenak sambil menikmati segarnya kopi dinginnya. Sesampainya di lokasi, ternyata ada yang berbeda. Di Depan pintu masuk terdapat sebuah stand dan banyak sekali dekor bunga-bunga yang indah.
Setelah memarkirkan kendaraan, kemudian saya langsung menuju ke area bar. Dari keterangan sang barista, ternyata disini sedang ada sebuah acara wedding festival. Kali ini saya sungguh beruntung ketika datang ke sebuah kedai kopi, karena bisa ngopi sambil melihat sebuah acara.
Langsung saja saya memesan salah satu varian es kopi susu dan bergegas keluar area bar menuju ke tempat acara. Ternyata acara ini diselenggarakan oleh “weekndplanner”, salah satu wedding organizer di kota Magelang. Mengusung tema collaboration wedding festival menjadikan mereka tidak sendirian, tetapi hadir pula beberapa vendor dalam industri pernikahan.
Salah satu sesi talk show
Acara ini berlangsung selama dua hari, yaitu hari Sabtu dan Minggu tanggal 6 – 7 April 2024. Saat saya hadir, sedang berjalan acara talk show oleh “lembaran Baru” dengan tema “Power of Brand Associations”. Kegiatan ini berada di salah satu area indoor dari Sepakat Collaborative Space dan ternyata pengunjungnya banyak sekali. Pembawaan dari sang pembicara sungguh cakap dan mudah dipahami yang menjadikan para audience sangat berantusias.
Secara keseluruhan, dalam acara ini ada beberapa vendor pernikahan yang membuka booth dan diselingi talk show dari beberapa narasumber yang berkaitan dengan industri pernikahan. Minum kopi sambil mendapat pengetahuan baru seputar dunia wedding adalah sebuah momen yang bermanfaat dan tidak sia-sia.
Salah satu acara yang seru pada hari pertama ini adalah talk show yang dibawakan oleh dr. Karina Susanto dari Pramita Lab. “Pentingnya Premarital Check Up untuk Calon Pengantin” adalah tema yang beliau bawakan. Sebuah ilmu dan wawasan baru yang sangat bermanfaat untuk mereka yang belum atau akan menikah. Daging semua pokoknya.
Masih ada beberapa kegiatan acara pada hari kedua besok tanggal 7 April 2024, seperti open booth, talk show dari beberapa narasumber yang berkompeten, dan acara seru lainnya. Acara ini dimulai dari jam 09.00 WIB, jadi buat kalian yang ingin mencari info atau menambah wawasan tentang dunia wedding langsung saja datang ke Sepakat Collaborative Space.
Rundown Acara Hari Kedua, 7 April 2024
09.00
Open Booth dan Open Gate
09.30 – 10.00
Plasmatic Project
10.00 – 10.30
Mini Show dan talk show with Anesya MUA, The Beauty Malaysian Wedding Look
10.30 – 10.45
Mom’s Bride Muslim Dress By What Bride Needs
10.45 – 12.15
Mini Show dan talk show with Bayu Karisma MUA, The Authentic Solo Putri Hijab
12.45 – 13.30
Reading Your Personal Color with Wahyu Trianingrum
13.30 – 14.15
Mini Show dan talk show with Bliss by Puy x Sheila Bridal
14.30 – 15.30
Plasmatic Project
15.30 – 16.30
Workshop Art Therapy by Aneth Isabella
Saya salut dengan Sepakat Collaborative Space, dimana mereka adalah salah satu coffee shop yang selalu memberikan wadah kepada masyarakat untuk berinteraksi dan berkreasi. Kopi tidak hanya tentang rasa, tetapi juga sebagai media interaksi yang bermanfaat.
Sukses selalu untuk kalian semua yang terlibat dalam acara ini. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Salam rahayu.
Di penghujung tahun 2022 ini kami akan membagikan keseruan acara Borobudur Kopi Festival yang diadakan beberapa hari yang lalu. Acara ini diselenggarakan oleh para penggiat industri kopi Magelang yang berkolaborasi dengan komunitas Gila Bahagia Vespa Muntilan. Acara yang berlangsung pada 17-18 Desember 2022 tersebut diadakan di Kampoeng Semar Borobudur.
Siang itu kami meluncur ke lokasi acara dengan panduan aplikasi google map, karena memang kita tidak tahu secara pasti lokasi Kampoeng Semar Borobudur. Kami disuguhi pemandangan yang sejuk serta damai selama perjalanan menuju ke lokasi acara, karena lokasi tersebut berada di sekitaran candi borobudur yang notabene merupakan daerah wisata yang sangat terkenal.
Suasana yang asri, sejuk, dan damai langsung terasa ketika pertama kali sampai di komplek Kampoeng Semar Borobudur. Setelah memarkirkan kendaraan, kami langsung berjalan menuju ke lokasi acara. Tempat ini sendiri merupakan salah satu homestay dan resto yang berada di sekitaran candi Borobudur dengan konsep asri khas pedesaan yang terdapat beberapa rumah kayu dengan pepohonan yang sangat rindang.
Salah satu sudut Kampoeng Semar Borobudur
Dengan banyaknya petunjuk berupa “umbul-umbul” kecil yang dipasang panitia di area homestay sangatlah membantu, mengingat tempat ini sangat luas. Di beberapa sudut juga terdapat spot untuk berfoto, karena memang lokasi ini sangat fotogenik.
Sebelum sampai di stage utama, kami menjumpai sebuah mini van dari bank mandiri. Di kendaraan tersebut terdapat sebuah mesin ATM dan beberapa petugas yang berjaga. Bank mandiri sendiri menjadi salah satu sponsor utama dalam acara Borobudur Kopi festival.
Bank Mandiri Booth Van
Kemudian kami lanjut menuju stage utama, dimana disini merupakan titik utama dari keseluruhan acara. Di tempat ini diselenggarakan fun latte art, fun padu padan, livemusic, coffee talk, dan lain sebagainya.
Main Stage Borobudur Coffee Festival
Di main stage ini kami berjumpa dengan mas Eko sang pemilik dari Novikovi yang sedang bertugas menjadi pemandu acara fun latte art. Pada kesempatan sebelumnya kami sudah mengobrol banyak dengan mas Eko mengenai pengalamannya membuka coffee shop. Beliau sendiri merupakan salah satu aktor dibalik berkembanganya industri kopi di Magelang, terutama di daerah Mungkid.
Berhubung sedang ada lomba fun latte art, maka kami sempatkan sejenak untuk menonton. Sampai saat ini banyak sekali yang tertarik untuk mahir dalam membuat latte art, karena memiliki sensasi dan nilai seni tersendiri. Kenyataannya banyak dari kita sudah handal dalam menyeduh hot latte, tetapi tidak banyak yang ahli dalam melukisnya.
Untuk juri fun latte art sendiri ada tiga orang. Pertama adalah Dimas Estiyaji dari Ramenhead Magelang, kemudian ada Kelik BM dari Senopati kopi Magelang, dan yang terakhir Choirul Fitrianto dari The Cabin Coffee Bar, dimana itu adalah coffee shop favorit saya di kota Magelang.
Saya selalu menyempatkan diri ke The Cabin Coffee Bar ketika mengunjungi kota Magelang, karena tempat tersebut memiliki konsep yang kuat dan tentu saja kualitas produk yang bagus. Panitia Borobudur Kopi Festival sudah tepat ketika menunjuk salah satu juri dari coffee shop yang sangat proper tersebut.
Berhubung lomba fun latte art sedang break, maka kami lanjut turun kebawah menuju coffee booth. Berlokasi di area lapang yang dikelilingi pohon yang rindang membuat suasana semakin sejuk.
Booth disini menggunakan tenda putih yang simpel dan fungsional. Untuk penataannya sendiri sangat rapi dan nyaman untuk pengunjung yang datang seperti kami. Tanpa berlama-lama, kami langsung turun menuju ke lokasi coffee booth.
Booth Area Borobudur Kopi Festival
Pertama kali masuk ke lokasi “booth area”, kami menjumpai stan dari Balkodes Kenalan dan Racik sewu yang berdiri bersebelahan. Keduanya memamerkan produk rempah-rempah maupun jamu.
Menurut kami tidak ada masalah jika terdapat stan yang memajang produk yang tidak berkaitan dengan kopi, karena produk rempah – rempah dan jamu dari mereka mengingatkan kami dan pengunjung lainnya bahwa hasil bumi dari negara kita banyak sekali dan bermanfaat untuk kesehatan. Disisi lain, rempah – rempah juga bisa digunakan untuk racikan minuman kopi yang nikmat dan menyehatkan.
Booth Balkondes Kenalan dan Racik Sewu
Kemudian di seberang nya terdapat booth yang memajang sebuah mesin roasting kopi yang menyita pandangan kami. Setelah mendekat, kami disapa dengan ramah oleh mas – mas yang jaga untuk memperkenalkan produk dan memberikan sebuah brosur.
Pratter Coffee Roaster Machine adalah merek dari mesin roasting yang ada di stan ini. Mereka merupakan salah satu brand mesin roasting kopi lokal yang sedang naik daun dan patut diperhitungkan, karena memiliki build quality yang bagus. Sungguh kami sangat tertarik dan ingin suatu saat bisa datang ke workshop nya yang berada di Surakarta.
Booth Pratter Roaster
Setelah itu kami lanjut berjalan menuju ke booth dari Kotakopi roastery yang tidak jauh dari sini. Di stan roastery yang sedang naik daun ini, kita bisa membeli beberapa roast bean dari kotakopi hasil dari bermitra dengan petaninya.
Kotakopi merupakan salah satu roastery yang bermitra dengan petani langsung, sehingga hal tersebut bisa memperkuat rantai industri di bagian hulu. Sebuah langkah kecil yang wajib ditiru oleh para roastery lainnya.
Lanjut ke stan sampingnya, kami menjumpai call me roaster. Di sini mereka tidak hanya menjual roast bean, tetapi juga menjual beberapa minuman. Akhirnya kami putuskan untuk membeli minuman disini dan duduk beristirahat sejenak.
Saya memilih memesan “es kopi badeg” dan kawan saya memilih “es kopi nangka”. Saya memilih minuman ini karena unik, dimana “badeg” yang merupakan air nira yang disadap dari bunga kelapa akan dicampur dengan kopi. Sruputan pertama membuat saya bahagia, sungguh nikmat sekali.
Booth Call Me Roastery dan Minuman Es Kopi Badeg
Setelah puas menikmati enaknya minuman dari call me roaster, maka kami putuskan untuk lanjut berjalan. Di pemberhentian berikutnya kami berada di booth Begik Roastery. Disini mereka memajang beberapa roast bean terbaik nya.
Beberapa waktu yang lalu kami sempat mampir di workshop nya Begik roastery. Orangnya ramah dan tidak pelit ilmu. Meskipun persaingan roastery semakin deras, tidak membuat ia gentar. Kerja keras, terus update, dan aktif di industri kopi membuat Begik roastery menjadi pilihan utama beberapa coffee shop di magelang untuk mensuplai roast bean.
Kemudian kami lanjut ke stan berikutnya. Di ujung belakang terdapat booth dari mari – mari ngopi dan serangkai roastery yang bersebelahan. Mari – mari ngopi sendiri bisa dibilang coffee shop baru yang hadir di kota Magelang. Suatu saat nanti harus main kesana.
Sepengetahuan saya, serangkai kopi roastery berawal dari sebuah kedai kopi yang berinovasi, sehingga mereka juga merambah dunia roastery. Mungkin suatu saat nanti saya ingin datang dan mengobrol dengan sang pemilik untuk mengulas perjalanannya.
Booth Serangkai Kopi dan Mari-Mari Ngopi
Terakhir kami mengunjungi booth dari Gila Bahagia Vespa. Mereka merupakan komunitas yang digandeng oleh para pelaku industri kopi Magelang untuk membuat acara Borobudur Kopi Festival.
Disini mereka memajang beberapa vespa klasik nan cantik. Seketika saya terdiam dan pikiran bernostalgia. “Andai saja dulu tidak ku jual vespaku”, gumamku dalam hati. Kita semua tahu harga jual vespa klasik saat ini sungguh gelap, sesuka yang punya. Saya tidak terlalu lama di booth ini, karena masih kebawa perasaan menyesal telah menjual Vespa klasikku.
Booth Gila Bahagia Vespa Muntilan
Kami sungguh bangga dan salut ada orang atau komunitas yang membuat acara seperti ini, karena dengan begitu masyarakat luas akan lebih mudah untuk mengenal kopi yang menjadikan industri kopi semakin meningkat.
Terimakasih para pelaku industri kopi Magelang dan Gila Bahagia Vespa Muntilan telah membuat acara sebagus ini, ditunggu acara megah selanjutnya. Untuk teman – teman lainnya bisa belajar dari mereka untuk membuat acara seperti itu.
Selamat natal dan tahun baru untuk semuanya. Maju terus kopi Indonesia. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Salam rahayu.
Trip Luden kali ini cukup menarik, kami berkunjung ke Suharno stable di daerah Jimbaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Perjalanan ke lokasi kami tempuh menggunakan kendaraan bermotor, cukup dekat sekitar 30 menit dari lokasi kami di Ambarawa. Pagi itu cuaca cukup cerah setelah semalam diguyur hujan deras, menjadikan suasana yang pas untuk riding.
Sesampainya kami di lokasi, mas Hengki selaku pengelola sudah menunggu kedatangan kami. Kebetulan kami memang sudah sesuaikan jadwal dengan beliau, untuk bertamu dan berbincang. Meski masih muda, bisa dibilang beliau sudah cukup mengecap asam manis “dunia kuda”.
Hengki Yandrika Pengelola Suharno Stable
Sejenak bertegur sapa beliau langsung mengenalkan koleksi kudanya paling baru, Sephia namanya. Kebetulan hari ini tapal kuda tersebut sedang diganti dengan yang baru. Juga ada Angelo, yang merupakan pejantan di stable Suharno. Kuda yang berasal dari New Zealand tersebut berusia 8 tahun.
Dengarkan kisah ini di Spotify
Menurut mas Hengki usia tersebut merupakan usia pejantan yang sedang matang-matangnya. Angelo juga sudah memperanakan banyak kuda yang memenangi pacuan kuda nasional. Oh ya, Angelo ini termasuk kuda pacuan (balap kuda). “Selain jenis kuda pacuan, juga ada beberapa jenis kuda lain, salah satunya kuda tunggang (equestrian)“, begitu mas Hengki menambahkan.
Setelah melihat proses penggantian tapal kuda pada Sephia, yang berusia 10 tahun lebih, juga merupakan indukan di stable ini. Kami menuju gazebo kecil di samping lapangan tempat kuda biasa dilatih. Tempat yang pas untuk bercengkrama dan menikmati kopi tentunya. Tentu saja kami membawa peralatan seduh kami, kecuali kettle yang ternyata tertinggal.
Proses Pergantian Tapal Kuda
Menyeduh kali ini kami membawa beans dari Penceng Kopie. Merupakan salah satu teman roastery kami yang ada di Ambarawa. Kami membawa single origin arabica Lereng Gunung Ungaran. Bagi mas Hengki ini pengalaman pertamanya menyeduh kopi secara langsung, dari biji yang digiling kemudian diseduh. Wangi sekali menurut beliau aromanya, kami juga memilih metode paling simple, kopi tubruk.
Sambil mencoba menggiling kopi mas Hengki bercerita, “Angelo ini peranakan kuda jawara dunia hlo mas, pernah juara di Kentucky Derby, namanya Red Giant”. Kamipun bertanya, sejak kapan beliau menyukai kuda. “Kebetulan di daerah Blater, Jimbaran ada resto, dan salah satu daya tarik wisatanya menggunakan kuda. Nah, dari situ mas, setiap hari ketika pulang sekolah saya main ke kandang kuda”, begitu jawab mas Hengki.
Mas Hengki ternyata juga penasaran ketika memperhatikan kami menyeduh kopi. Beliau bertanya, “Di suhu berapa bagusnya mas untuk menyeduh kopi ?”. Kami coba jelaskan secara singkat, tergantung level roasting-nya, juga metode seduhnya. Untuk metode klasik, tubruk seperti ini, dengan level roasting medium, jika tidak ada thermometer bisa dikira-kira. Ditunggu sampai 2 menit setelah air mendidih, baru dituang ke bubuk kopi yang sudah digiling.
Berbicara soal kopi di daerah Kabupaten Semarang, mas Hengki juga ingin tahu. Salah satu daerah penghasil kopi yang sudah beliau kenal adalah Lereng Kelir. Untuk daerah Kabupaten Semarang sendiri, mayoritas jenis kopi yang dihasilkan adalah robusta. Hal ini dikarenakan ketinggian daerah ini sangat cocok untuk kopi jenis robusta.
Kami sendiri juga penasaran dengan kuda dan seluk beluknya, bahkan punya angan-angan untuk memiliki kuda. Karena menurut orang awam, kuda itu “mainannya sultan”. Tetapi pandangan tersebut dibantah oleh mas Hengki, beliau membandingkan kuda dengan sapi. Menurut beliau lebih mudah, lebih ringan untuk memelihara kuda. Tetapi hal ini berlaku jika kita hanya memelihara, lain lagi jika kuda jenis lain.
Jenis kuda yang khas dimiliki Indonesia adalah jenis kuda sandel (Sandalwood Pony). Merupakan kuda dari Sumba, meskipun kecil kuda ini cukup kuat, di sana selain digunakan untuk tunggang dan ternak juga biasa dipakai untuk seserahan perkawinan. Selain itu juga ada beberapa jenis kuda lain.
Sani (LUDEN) di Suharno Stable Jimbaran
Kami juga bertanya hal apa saja yang perlu dipersiapkan untuk memiliki kuda. Mas Hengki berujar, yang utama harus mencintai kuda, sayang kalau hanya beli saja. Kemudian kandang yang ideal berukuran sekitar 5×5 meter, beralas serbuk kayu. Serbuk kayu ini berfungsi supaya alas bersih dan mengurangi bau kotoran.
Untuk range harga, kuda sandel berkisar 15 juta, sedangkan untuk kuda pacu, cukup mahal, dimulai sekitar 40 juta. Kuda pacu ini hasil peranakan kuda sandel dan tolbert (seperti Angelo). Disarankan oleh mas Hengki, semisal memang ingin memelihara kuda, dianjurkan untuk memelihara kuda betina dan berusia 4-5 tahun. Hal ini lebih menguntungkan karena bakal memperanakan anak-anak kuda nantinya.
Perawatan kuda juga hampir sama seperti ternak-ternak berkaki 4 lainnya. Yang sangat perlu diperhatikan yaitu kebutuhan mineral dan kalsium, untuk menunjang kekuatan kaki. Karena menurut mas Hengki kaki adalah bagian tubuh paling rawan di kuda.
Ngopi-ngopi di Peternakan Kuda Suharno Stable Feat. Hengki Yandrika
Kami penasaran, apakah perlu ijin khusus untuk memelihara kuda. Mas Hengki menjelaskan meski sama seperti memelihara hewan ternak lainnya, yang membedakan memelihara kuda akan mendapatkan PRK, seperti akta. Sehingga bisa tahu silsilah kuda yang kita pelihara. Apalagi di era modern sekarang, data-data tersebut tersedia di web PORDASI (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia).
Ada pertanyaan menggelitik dari mas Hengki, soal kopi luwak ataupun kopi gajah. Apakah juga bisa diberlakukan di kuda. Sejauh yang kami tahu, belum ada yang mencoba/memberi makan kopi ke kuda, hingga membantu fermentasi kopi seperti di hewan luwak atau gajah. Siapa tahu Suharno stable mau mengawali metode ini.
Mengingat kami ada janji dengan petani kopi di lereng gunung Ungaran, kami berpamitan. Terima kasih mas Hengki dan Suharno stable, untuk waktu dan obrolannya. Sehat selalu, sukses kedepannya dan semoga kita bisa kolaborasi lagi menyeduh di pegunungan dengan naik kuda.
Salam rahayu.
Peta Jalan Suharno Horse Stable
Suharno Horse Stable
Jl. Kalikembar Selatan, Semarang, Jawa Tengah 50661