Mengenal Lebih Dalam Tentang Apa Itu Pour Over Coffee April 2, 2022 – Posted in: Kopipedia
Di era third wave, pour over merupakan salah satu metode dalam menikmati kopi yang cukup banyak diminati. Setiap tahun bahkan ada kejuaraan yang mempertemukan para brewers dari seluruh dunia. Tidak main-main, kejuaraan tersebut dilangsungkan oleh organisasi World Coffee Events.
World Coffee Events sendiri merupakan semacam organisasi yang setiap tahunnya menyelenggarakan kejuaraan yang berhubungan dengan dunia kopi. Selain event di atas yang bernama World Brewers Cup, juga ada event World Barista Championship, World Latte Art Championship, dll.
Tetapi kali ini kami tidak akan membahas soal World Coffee Events, melainkan pour over coffee, tentu dengan bahasa ulasan kami.
Baca juga : Mengenal Apa Itu Flavor Wheel Atau Roda Rasa Kopi
Kopipedia Indonesia
Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!
Apa Itu Pour Over Coffee?
Metode pour over, bisa dikatakan merupakan cara menyeduh kopi dimana air panas akan mengalir melalui bubuk kopi yang sudah ditampung dalam saringan. Air panas yang mengekstraksi bubuk kopi tersebut akan turun ke dalam cangkir atau carafe, dan voila, kopi siap dinikmati.
Ada juga yang menyebut metode ini dengan sebutan filter coffee atau drip coffee. Tidak salah, karena dalam pembuatannya memakai filter (saringan) dan kopi yang dihasilkan menetes (drip).
Yang signifikan mungkin penggunaan tangan dalam menuang air panas ke dalam bubuk kopi tersebut.
Oleh karena itu banyak yang menyebut metode ini hand brewing atau manual brewing. Menurut sejarah teknik ini sebenarnya sudah dilakukan di Eropa pada tahun 1900 an. Kemudian pada tahun 1908 perempuan Jerman bernama Mellita Bentz, menemukan penyaring kertas kopi. Dan mulai saat itu Mellita menjadi produsen dripper dan paper filter-nya.
Meski metode pour over ini tidak begitu diminati pada saat itu, bisa dikatakan kalah dengan espresso ataupun french press. Metode ini tetap berkembang, dan juga melahirkan banyak pembuat paper filter maupun dripper-nya. Puncaknya ketika industri specialty coffee mulai marak, pour over coffee seperti ditemukan kembali.
Apa Yang Membedakan Pour Over ?
Metode Pour over bisa mengeluarkan rasa yang mungkin tidak ditemukan di metode seduh yang lain. Hal ini membuatnya sangat populer, terutama untuk menikmati seduhan kopi single origin.
Hasil seduhan pour over yang baik biasanya akan clean, clear dan konsisten. Ini dikarenakan air yang dituang bisa mengekstrak coffee oils dan juga aromanya secara konsisten dengan aliran yang relatif sama. Kemudian Paper filter “menangkap” lebih banyak coffee oils, sehingga menghasilkan seduhan yang clean.
Pour over merupakan infusion method, yang bisa dikatakan lebih efektif dalam mengekstraksi kopi. Berbeda dengan immersion method, seperti french press, metode imersi menjadikan seduhan seperti keruh.
Metode pour over tentu memiliki tantangannya tersendiri. Musuh utama dalam metode seduh manual adalah human error atau mungkin teknik pouring (penuangan) yang salah. Oleh karena itu perlu diperhatikan detail-detail kecil ketika menggunakan metode pour over ini.
Baca juga : Mengenal Perbedaan Kopi Espresso Dan Manual Brew
Perlengkapan Apa Saja Yang Diperlukan ?
Ada banyak pilihan alat untuk menyeduh dengan metode pour over. Tidak semuanya perlu dimiliki, mungkin yang basic saja seperti dripper dan paper filter-nya, selanjutnya bisa ditambah alat lain sesuai kebutuhan.
Dripper
Merupakan alat yang akan menampung filter dan bubuk kopi yang akan diseduh. Ada beberapa macam pilihan dripper, beberapa yang cukup terkenal antara lain Hario V60, Kalita Wave dan Melitta. Kebetulan ketiga model dripper tersebut memiliki bentuk dan karakteristik yang berbeda. Ada juga Chemex yang bentuknya cukup unik, berfungsi sebagai dripper sekaligus carafe .
Desain yang berbeda tersebut menjadikannya memiliki keunikan masing-masing yang berhubungan dengan alur air ketika ekstraksi kopi. Dripper tersebut juga mudah didapatkan, penggunaannya relatif mudah serta memiliki paper filter yang disesuaikan dengan dripper tersebut.
Selain itu juga banyak tutorial ataupun tips dan trik dalam penggunaan dripper di atas. Jika kurang yakin mungkin bisa main ke coffee shop terdekat, dan mencoba seduhan dari beberapa dripper yang berbeda. Atau bisa tanyakan langsung ke barista-nya.
Baca juga : Perbedaan Coffee Shop Slow Bar & Coffee Shop Fast Bar
Penyaring (Filter)
Bisa berbahan kain ataupun kertas, ada yang menggunakan pemutih (bleached) dan tidak (unbleached). Setiap produsen dripper juga mengeluarkan filter untuk tiap produknya. Misalnya, filter untuk Hario V60 berbeda dengan filter yang digunakan untuk Kalita Wave. Tentu semuanya diproduksi untuk hasil ekstraksi yang maksimal.
Ada pendapat yang menyatakan paper filter memunculkan rasa kertas (papery), terutama yang menggunakan pemutih. Nah, untuk menghindari adanya rasa ini perlu setidaknya membilas paper filter tersebut sebelum mulai menyeduh.
Tentu kembali kepada kalian preferensi filter seperti apa yang akan digunakan. Yang utama tentu saja, pastikan menggunakan filter yang sesuai dengan dripper yang digunakan.
Timbangan
Bagi beberapa orang timbangan mungkin kurang begitu penting. Tetapi jika ingin menghasilkan seduhan yang konsisten alat ini sangat membantu. Paling tidak kalian tahu secara tepat air dan kopi yang digunakan, sehingga selalu bisa menghasilkan seduhan yang konsisten.
Kettle
Suhu dan aliran air dalam menyeduh dengan metode pour over sangat berperan penting. Kettle yang baik tentu bisa menjaga suhu air di dalamnya sehingga suhu air tidak turun terlalu signifikan.
Selain itu untuk mempermudah dalam menjaga aliran air, bentuk kettle gooseneck juga sangat direkomendasikan ketika menyeduh dengan metode ini. Dengan ujung yang ramping tentunya lebih mempermudah dalam menjaga aliran (flow) air. Tambahan thermometer menjadi nilai plus suatu kettle, beberapa produk sudah di-bundling dengan adanya thermometer.
Baca juga : 5 Kesalahan Yang Sering Terjadi Saat Menyeduh Kopi
Jenis Kopi Yang Digunakan
Alat-alat yang dibutuhkan untuk menyeduh sudah siap, tentu juga perlu menyiapkan kopi yang akan diseduh bukan ? Ada faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam memilih jenis kopi yang akan digunakan.
Profil Sangrai
Seperti sudah dibahas di atas, metode ini bisa lebih mengeluarkan rasa dan aroma secara lebih jelas. Profil sangrai (roast profile) dengan tingkat light roast bisa menjadi pilihan. Merupakan kopi dengan profil warna cerah dan cenderung mengeluarkan rasa asam yang cukup kentara. Tetapi tidak ada salahnya untuk menggunakan kopi dengan profile roast medium atau dark.
Ukuran Gilingan
Ukuran gilingan atau grind size akan berdampak pada ekstraksi yang dihasilkan. Pour over merupakan infusion method, yang berarti air dan kopi memiliki waktu kontak lebih cepat daripada immersion method, tetapi lebih lama dari espresso.
Ketika mencoba metode ini, mungkin bisa mencoba memakai grind size medium. Setelah seduhan jadi, bisa dicicipi apa yang kurang. Jika terasa watery atau asam yang lumayan mencolok, grind size-nya bisa diatur ke lebih halus. Begitu juga sebaliknya, jika terasa pahit cobalah memakai grind size agak kasar.
Rasio Kopi Dan Air
Ada banyak macam rasio yang bisa dijadikan pegangan dalam metode pour over ini. Ada golden ratio dari SCAA di angka 1:18, mungkin bisa dicoba dari rasio ini. Cobalah untuk menyeduh beberapa kali dengan mengubah grind size dan juga suhu air yang dipakai. Dan temukan seduhan yang cocok untuk kalian.
Setelah ketemu, cobalah untuk mengganti rasio tersebut. Jika hasil seduhan terasa watery, jumlah kopi perlu ditambahkan tanpa mengubah grind size dan juga suhu air. Atau jika seduhan terasa tebal, jumlah kopi perlu dikurangi.
Baca juga : Pentingnya Memilih Kualitas Air Untuk Menyeduh Kopi
Teknik Pouring
Banyak sekali video tutorial teknik tuang (pouring) metode pour over, tidak perlu kalian coba semuanya. Yang utama tahu basic-nya, dan pelajari apa itu blooming, pulse pouring dan juga agitation untuk mendapatkan seduhan yang maksimal.
Kebanyakan teknik pouring dilakukan secara melingkar (concentric circles). Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam mengatur aliran air ketika menuang.
Blooming
Terjadi ketika air panas pertama kali menyentuh bubuk kopi, dimana bubuk kopi seperti mengembang dan mengeluarkan gelembung kecil. Hal ini merupakan proses degassing karbon dioksida yang terdapat di dalam kopi ketika proses roasting. Kesegaran kopi (kopi yang masih baru) juga bisa terlihat dalam proses ini.
Blooming dilakukan dengan cara menuang air sejumlah 2x berat bubuk kopi yang digunakan secara pelan dan melingkar. Jadi jika menggunakan bubuk kopi 15 gr, maka air yang dituang seberat 30 gr. Kemudian biarkan selama 30-45 detik supaya semua gas dalam kopi keluar.
Pulse Pouring & Continuous Pouring
Pulse pouring (menuang bertahap) bisa diartikan cara menuang secara bertahap sampai sejumlah air yang dibutuhkan. Mungkin bisa bereksperimen dengan volume air yang dibagi ke dalam beberapa tuangan. Teknik 4:6 milik Tetsu Kasuya (juara World Brewers Cup 2016) merupakan salah satu metode pulse pouring yang banyak digunakan.
Sedangkan continuous pouring merupakan cara menuang keseluruhan air yang dibutuhkan setelah proses blooming. Jadi penuangan ini dilakukan secara terus-menerus (continuous) tanpa berhenti, kuncinya menjaga aliran air supaya tetap sama.
Selain itu bisa juga bereksperimen cara pouring yang lain, karena cara pouring yang berbeda akan menghasilkan seduhan yang berbeda juga.
Baca juga : Inilah Tren Bisnis Dan Usaha Kopi Di Tahun 2022
Agitation
Merupakan cara untuk mendapatkan ekstraksi yang seimbang. Biasanya dilakukan di bagian akhir proses penyeduhan, caranya mengaduk kopi dan air dalam dripper tetapi jangan terlalu berlebihan, 3-5 adukan sudah cukup.
Ya, seperti mengaduk di kopi tubruk, tetapi secara pelan. Dilakukan agar bubuk kopi yang menempel di dinding filter juga bisa turun ter ekstraksi. Dampaknya tentu untuk mendapatkan hasil seduhan yang maksimal.
Pour over coffee memang salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan kafein sehari-hari. Dengan mengetahui basic-nya kemudian sedikit mengulik, pasti akan didapat seduhan yang diinginkan.
Jadi sudah punya dripper jenis apa saja di rumah? Atau ketika bermain ke coffee shop, memilih menggunakan dripper apa? Mungkin bisa dibagi di kolom komentar.
Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.
4 Comments
Syahruddin April 21, 2022 - 06:32
Good
Achmad June 09, 2022 - 07:27
Yg heran knp harga kopi bean atau secangkir kopi mahal sekali menurut saya
Sani June 09, 2022 - 11:41 – In reply to: Achmad
Mahal murah sepertinya relatif,,, selagi kita menghargai setiap pelaku dari petani sampai penjual kopinya sepertinya kita mengerti. Anatomi bisnis,,, penjual ingin jual dengan harga mahal, pembeli ingin beli murah wkwkwk
Sani June 09, 2022 - 11:44 – In reply to: Achmad
Sepertinya permintaan lebih besar dari penawaran, yg mengakibatkan harga tinggi,,, salam kopintidak pernah salah