Inilah Beberapa Tradisi Ngopi Yang Unik Di Indonesia October 30, 2021 – Posted in: Kopipedia
Tradisi minum kopi saat ini bukan hanya disukai oleh orang tua layaknya pada zaman dahulu. Anak muda sekarang rupanya mulai memasukkan tradisi ngopi ini dalam aktivitas kesehariannya. Minuman kopi kita tahu bukan asli dari Indonesia, melainkan diperkenalkan oleh bangsa Belanda pada abad ke-16. Waktu itu juga hanya dinikmati oleh orang-orang Belanda, dan para bangsawan Indonesia.
Baca juga: Sejarah Awal Masuknya Kopi di Indonesia yang Kalian Harus Tahu
Seiring berjalannya waktu, tanaman kopi inipun menyebar ke seluruh penjuru nusantara, dari dataran tinggi Gayo sampai di Wamena. Ditambah setelah kemerdekaan Indonesia, dimana akhirnya mulai banyak penduduk Indonesia yang bisa menikmati si hitam ini. Selain itu juga banyak penduduk Indonesia yang memiliki pengolahan kopi sendiri. Jadi mereka benar-benar mengolah dari tanaman biji kopi sampai tinggal diseduh.
Indonesia kaya akan budaya beragam dari Sabang sampai Merauke. Dengan latar belakang tersebut tentu sedikit banyak mempengaruhi cara menikmati kopi yang juga berbeda di daerah satu dengan yang lain. Selain itu tradisi minum kopi juga bisa menggambarkan karakter budaya dari suatu daerah.
Kopipedia Indonesia
Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!
Kopi Setengah Gelas
Merupakan cara memesan kopi di Aceh dengan porsi hanya setengah gelas saja. Disebut kopi pancung/pancong karena isinya tidak penuh seperti dipancung atau dipotong. Meskipun disajikan setengah, porsi bubuk kopi dan olahannya persis sama seperti membuat kopi segelas penuh. Sehingga, rasa yang dihasilkan begitu sangat kuat dan kental.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Kopi Espresso Dan Manual Brew
Selain disebut kopi pancong karena bermakna dipotong setengah, nama ini juga didapat dari nama kue pancung yang biasanya juga ikut disajikan di warung-warung kopi Aceh sebagai cemilan pendamping minum kopi. Meskipun juga ada cemilan lainnya seperti kue bika Aceh atau pulut panggang sebagai panganan kawan minum kopi.
Kopi Kawa Daun
Kawa adalah bahasa Minang untuk tanaman kopi, kawa daun berarti kopi daun. Merupakan minuman kopi tapi tidak menggunakan biji kopi melainkan daun kopi yang dikeringkan, seperti teh. Minuman ini banyak ditemui di daerah Sumatera Barat.
Dulu gelas kopi kawa daun identik menggunakan batok kelapa. Saat itu masyarakat tidak memiliki gelas kaca. Selagi panas, kopi dituang ke dalam batok kelapa yang di bawahnya sudah di alas tengkak, berfungsi sebagai tatakan gelas agar tidak tumpah. Tengkak tersebut dibuat dari bambu yang dipotong-potong dengan panjang tidak sampai 10 cm.
Kopi Tarik
Kopi tarik tergolong pada sajian kopi susu, dan biasanya menggunakan kopi yang memiliki karakter rasa kuat sehingga sesuai dipadukan dengan susu. Susunya pun sangat umum menggunakan susu kental manis.
Secara umum kopi tarik berasal dari Aceh, bahkan beberapa kedai kopi tradisional hanya fokus pada sajian kopi tarik. Bubuk kopi yang digunakan merupakan gilingan bubuk kopi kasar, dan diseduh dengan cara merebus bubuk kopi layaknya metode coffee cowboy. Dari sini metode penyajian dengan cara ditarik memiliki variasi, namun yang memiliki kesamaan secara umum ketika kopi dituang meninggi dan bercampur dengan susu.
Kopi Sanger
Sanger merupakan campuran kopi hitam, susu kental manis dan gula. Secara fisik, sanger memang mirip kopi susu atau coffee latte. Tak semua para pembuat minuman kopi bisa membuat sanger. Karena untuk membuat sanger takaran kopi, susu kental dan gula harus pas. Kopi Sanger banyak ditemui di Aceh.
Baca juga: Beberapa Kesalahan-kesalahan Yang Sering Terjadi Saat Menyeduh Kopi
Setelah kopi diseduh dengan saringan dari kain yang bentuknya kerucut, lalu ditambah dengan susu kental plus sedikit gula dan dikocok sampai berbuih. Meski sudah bercampur dengan susu, aroma kopi tetap mendominasi. Itulah yang menyebabkan sanger bukan kopi susu biasa. Konon untuk mendapatkan sanger yang nikmat, campuran susu dan gula hanya sedikit saja. Sanger dapat dinikmati panas maupun dingin.
Kopi Walik
Kopi walik adalah model penyajian kopi dengan membalikkan gelas dengan piring kecil digunakan sebagai alasnya. Tujuan dari membalik gelas adalah supaya panasnya tetap tahan lama. Namun bukan hanya tampilan yang beda, cara pembuatannya pun ada perlakuan khusus.
Jika biasanya kopi disajikan dengan air panas yang dituang ke dalam bubuk kopi. Cara menyeduh kopi walik cukup berbeda, kopinya dimasak langsung dengan air dan gula. Sehingga rasa yang dihasilkan lebih pekat. Cara menikmati kopi sejak zaman leluhur, banyak ditemui di daerah Jawa Tengah.
Kopi Durian
Bukanlah minuman yang asing di masyarakat Indonesia. Meski masih belum diketahui dengan pasti dari mana asal mula kopi durian, beberapa masyarakat di daerah Sumatera, seperti Bengkulu, Lampung, dan Medan, sudah lama punya kebiasaan minum secangkir kopi yang ditambah satu biji daging buah durian.
Bagi mereka yang sudah terbiasa menikmatinya, diyakini bahwa kopi dapat menetralisir aroma dari buah durian yang sangat menyengat. Kopi yang dicampur buah durian akan memberi sensasi creamy yang berpadu dengan rasa manis dan asam.
Ada beberapa kebiasaan dalam mengkonsumsi kopi durian ini. Beberapa masyarakat seperti di Bengkulu akan memasukkan satu biji buah durian ke dalam minuman kopi panas sebagai pengganti gula. Sedangkan di Lampung, masyarakat di sana punya kebiasaan mencocol daging buah ke dalam minuman kopi hitamnya
Kopi Joss
Kopi jos atau kopi joss adalah kopi khas Yogyakarta yang disajikan bersama arang panas. Arang panas dimasukkan ke dalam seduhan kopi hitam dan gula untuk kemudian dihidangkan. Kopi ini biasanya dijual di angkringan-angkringan di Yogyakarta.
Menurut sejarah kopi jos bermula di angkringan Lek Man, salah satu angkringan yang dianggap legendaris di Yogyakarta. Karena berada di dekat Stasiun Tugu, banyak dari para pelanggan Angkringan Lek Man adalah pegawai perkeretaapian. Para pelanggan ini kebanyakan berasal dari perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur (daerah Cepu) dan sering memesan kopi kothok, kopi yang yang dibuat dengan cara merebus kopi, gula dan air secara bersamaan.
Karena kala itu Lek Man tidak bisa membuat kopi kothok, sehingga Lek Man berinisiatif untuk mencemplungkan arang menyala ke dalam minuman kopi. Dari sana, banyak pelanggan yang suka kopi arang tersebut dan menyebutnya sebagai kopi jos. Arang yang dipakai juga bukan sembarang arang, salah satunya dari kayu sambi yang dapat ditemui di kalimantan.
Kopi Lelet
Kopi lelet adalah cara penyajian kopi khas Rembang. Berbeda dari kopi pada umumnya, kopi lelet dapat dinikmati mulai dari seduhannya sampai ampasnya. Dari segi rasa, kopi ini berbeda dengan kopi lainnya. Sedangkan ampasnya, biasa digunakan untuk melapisi kulit rokok.
Susu kental putih dan tisu menjadi menu wajib pelengkap sajian kopi lelet untuk melelet rokok. Tak jarang pula rokok yang dilelet dibuat dengan motif yang unik. Kopi lelet pertama kali muncul di Kecamatan Lasem, Rembang, pada tahun 90-an. Namun, saat itu perpaduan kopi lelet masih dicampur dengan sejumlah bahan lainnya. Selanjutnya diperbarui menggunakan racikan kopi murni hingga berkembang sampai sekarang.
Kopi Kothok
Cara membuat kopi kothok bisa dibilang istimewa karena kopi kothok dibuat dan disajikan dengan cara yang tidak lazim. Cara untuk menyajikan kopi ini ialah dengan cara mencampurkan gula dan juga bubuk kopi yang kemudian direbus dengan menggunakan air panas. Kopi ini banyak ditemui di daerah Cepu, merupakan daerah di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dengan direbus bersamaan, sari kopi, aroma dan juga kafein yang terkandung dalam kopi tersebut akan keluar secara lebih maksimal sehingga cita rasa yang akan ditimbulkan dari kopi tersebut akan maksimal. Biasanya kopi yang disajikan akan sangat kental dan ampas yang dihasilkan bisa mencapai 1/4 cangkir. Adapun bubuk kopi yang digunakan adalah murni tanpa campuran.
Kopi Tubruk
Kopi Tubruk adalah minuman kopi khas Indonesia dan mungkin juga cara menyeduh kopi tertua. Kopi yang dibuat dengan menuangkan air panas ke dalam gelas atau teko yang sudah diisi bubuk kopi (kopi ditubruk air). Bisa dengan ditambahkan gula, bisa juga tanpa gula.
Di Bali, Kopi Tubruk dikenal dengan nama “Kopi Selem” yang artinya kopi hitam. Hampir sebagian besar wilayah di Indonesia menyeduh kopi dengan cara seperti ini. Kopi tubruk merupakan warisan budaya Nusantara yang masih bertahan hingga saat ini. Banyak penikmat kopi yang memilih menyeduh kopi cara ini karena kopi tubruk akan menampilkan karakter kopi dan cita rasa yang sesungguhnya.
Dari beberapa tradisi ngopi di atas, apakah Anda sudah mencoba semuanya ? Atau mungkin ada juga tradisi ngopi yang berbeda di tempat Anda? Tentu Anda bisa dibagi di kolom komentar.
Baca juga: Inilah Beberapa Tahapan-Tahapan Dalam Proses Menyeduh Kopi
Jadi tidak ada salahnya mencoba jika Anda kebetulan berada di daerah tersebut. Anda mungkin bisa juga mencoba dengan menyeduh sendiri di rumah. Tetapi pengalaman yang didapatkan tentu akan berbeda ketika menikmati langsung di tempat aslinya.
Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.