Mengenal ROK Presso Alat Pembuat Kopi Espresso Manual

Espresso, merupakan sajian minuman kopi yang sebelumnya hanya bisa diseduh menggunakan mesin khusus. Memang ada versi stove top yaitu moka pot, tetapi tekanan yang diberikan saat menghasilkan seduhan dirasa kurang, dimana hanya mengandalkan dari uap air.

Seiring dengan berkembangnya industri kopi yang cukup signifikan saat ini. Membuat orang-orang dengan ide briliannya menciptakan espresso maker manual. Ya, pembuat espresso tanpa menggunakan mesin. Banyak jenis espresso maker manual yang dijual di pasaran, yang kalian bisa pilih.

Nah kali ini, kami akan secara khusus membahas ROK Presso, salah satu espresso maker manual. 

Baca juga : Mengenal Perbedaan Kopi Espresso Dan Manual Brew

Sejarah ROK Presso

Pada awalnya espresso maker manual ini diciptakan dari ide seorang berkebangsaan Inggris bernama Patrick Hunt, yaitu pada tahun 1998. Idenya tentu saja bagaimana membuat espresso maker manual yang bisa digunakan di rumah dan tanpa listrik.

Ide ini dipresentasikan ke para pemegang saham ROK (dimana Patrick juga salah satunya). Ya, nama perusahaan ini adalah ROK yang berdiri tahun 1997, dimana berkecimpung dalam bidang desain produk. Mendapat persetujuan para pemegang saham, dimulailah perjalanan espresso maker manual ini.

Dari tahun 1999 memerlukan waktu 5 tahun mulai dari proses sket desain, juga pembuatan prototype produk yang diberi kode nama Presso ini. Selain itu juga melalui beberapa kali penyempurnaan, penyesuaian, dan pemilihan bahan yang digunakan. Serta orang-orang yang ikut andil dalam pembuatan espresso maker manual ini.

Baca juga : Memilih Mesin Espresso Yang Terbaik Sesuai Kebutuhan

Akhirnya pada tahun 2004, Presso dirilis ke publik dan mendapat sambutan hangat dari para penggiat kopi. Bahkan stasiun televisi BBC saat itu memberikan porsi khusus membahas Presso.

Seiring berjalannya waktu dan dan juga pergantian manajemen baru. Pada tahun 2013 nama Presso kemudian diganti dengan nama yang kita kenal sekarang ini, ROK Presso.

Bagian-Bagian ROK Presso

ROK Presso terdiri dari beberapa bagian utama. Yang pertama yaitu body yang terdiri dari chamber, plunger, O-ring, filter seal, bayonet ring dan lever arms. Dan yang menarik alat ini juga memiliki portafilter layaknya mesin espresso.

Body utama ROK Presso sebagian besar menggunakan material polished aluminium. Untuk chamber dan plunger menggunakan material akrilik, yang kemudian ada pengembangan dan material tersebut diganti. Untuk bagian O-ring serta filter seal  menggunakan material dari karet silikon.

Baca juga : Mengenal Sejarah Dan Komponen Dari Mesin Espresso

Portafilter ROK Presso memiliki diameter 50mm, bukan ukuran kebanyakan layaknya portafilter pada mesin espresso. Jadi portafilter ROK Presso hanya bisa dipakai di body ROK Presso. Kapasitas yang bisa ditampung portafilter ROK Presso hingga 18 gram bubuk kopi.

Meski menjunjung tinggi durabilitas, tidak memungkiri ada bagian-bagian yang memang harus diganti seiring jam terbang penggunaannya. Jangan khawatir, pihak ROK juga sudah menyediakan parts-nya jika memang ada yang harus diganti. Bisa dikatakan proses untuk pergantian juga mudah, bisa dikerjakan sendiri.

Pengembangan Rok Presso

ROK Presso beberapa kali mengalami pengembangan, hal ini dilakukan agar durabilitas alat ini terjaga. Tidak heran mereka memiliki tagline, Human-powered espresso maker to last you a lifetime. Sedikit jumawa memang, tapi bahan yang digunakan (sebagian besar aluminium) memang memiliki durabilitas yang lama.

Setelah dirilis ke pasar pada tahun 2004, Presso tidak begitu saja tanpa masalah dalam penggunaannya. Hal yang paling banyak dikeluhkan adalah bagian lever arms/tuas yang ketika digunakan bahkan bisa sampai patah.

Baca juga : Rasio Seduh Untuk Sajian Kopi Espresso Yang Nikmat

Banyak perubahan dan penguatan parts dilakukan, hingga akhirnya berganti nama menjadi ROK pada tahun 2013. Meski secara visual tidak begitu nampak tapi pihak ROK saat itu mengklaim ada penambahan penguatan pada bagian aluminium sebanyak 35%.

Selain itu juga ada penambahan berat di bagian lever arms/tuas (yang sebelumnya bisa sampai patah) sebesar 65 gr. Bahkan pihak ROK berani menjamin lever arms/tuas keluaran 2013 tidak akan sampai patah saat digunakan.

Pada produk keluaran 2013 ini juga diperkenalkan aksen warna pada body ROK Presso, sehingga tidak hanya warna silver aluminium. Juga ditambahkan 4 buah karet anti slip pada bagian bawah, yang semakin memantapkan alat ini saat digunakan.

Baca juga : Mengenal Sejarah Singkat Metode Seduh Manual Brewing

Kemudian pada tahun 2019 keluarlah varian baru ROK Presso yang diberi nama ROK Presso GC. GC sendiri merupakan akronim dari glass composite, adalah bahan pengganti yang digunakan untuk bagian chamber (penampung air) dan plunger, dimana sebelumnya berbahan akrilik.

Desain plunger, O-ring dan shower filter juga mengalami perubahan mengikuti chamber GC tersebut. Chamber GC memiliki diameter lebih sempit dari sebelumnya, hal ini memungkinkan tekanan yang dihasilkan bertambah. Diameter O-ring juga menjadi lebih kecil, tetapi lebih tebal, demikian juga filter seal.

Lalu bagaimana jika sudah mempunyai produk sebelum ROK Presso GC ? Tenang, kalian cukup membeli ROK Presso GC conversion kit, voila, ROK Presso kalian menjadi baru lagi dan dengan upgrade terbaru.

Baca juga : Mengenal Sejarah, Tradisi, Dan Budaya Turkish Coffee

Yang terbaru pada tahun ini, ROK memperkenalkan competition filter screen. Merupakan pengganti filter seal yang sebelumnya dari full karet silikon. Diklaim dapat menghasilkan distribusi air yang merata saat penekanan. Parts ini juga bisa dipasang di Presso maupun ROK Presso versi lama.

Baca juga : Mengenal Sejarah Dan Cara Kerja Alat Seduh Kopi French Press

Cara Kerja Dan Hasil Seduhan ROK Presso

Cara membuat espresso menggunakan ROK Presso hampir sama dengan menggunakan mesin espresso. Yang membedakan tentu saja penggunaan tenaga manusia untuk menghasilkan tekanan yang diperlukan. Tidak main-main tekanan yang dihasilkan ROK Presso mencapai 9 bar, tentu tidak kalah dengan mesin espresso kelas komersial.

Secara garis besar cara kerjanya seperti ini. Siapkan bubuk kopi di portafilter, jangan lupa di-tamping, kemudian pasang portafilter di tempatnya. Setelah itu masukkan air panas ke dalam chamber, angkat lever arms pelan-pelan, kemudian turunkan lever arms tersebut. Dalam 15-30 detik hasil ekstraksi espresso akan turun ke gelas yang tentunya sudah disiapkan. 

Waktu yang diperlukan saat ekstraksi memang hampir sama dengan mesin espresso. Tetapi juga bergantung pada halus kasarnya bubuk kopi dan tekanan yang diberikan saat tamping. Lalu bagaimana hasil ekstraksi ROK Presso?

Baca juga : Beginilah Tahapan-Tahapan Dalam Proses Menyeduh Kopi

Dengan ukuran gilingan yang pas, serta tekanan tamping yang sesuai, dan juga penekanan pada lever arms yang konstan. Hasil ekstraksi menggunakan ROK Presso memiliki cita rasa kopi cukup kaya, dengan body mouthfell, dan crema yang dihasilkan pun cukup tebal, mantap untuk ukuran espresso manual maker. 

Meski dengan embel-embel manual, alat ini ternyata banyak dipakai di kedai kopi rumahan dengan flow yang tidak begitu ramai. Bahkan salah satu franchise kopi susu di Indonesia, menggunakan alat ini untuk ekstraksi espresso based-nya.

Bagi yang ingin memiliki alat ini di rumah, bisa dipertimbangkan, karena memang tidak memerlukan untuk biaya listrik. Hanya perlu sedikit waktu dan tenaga untuk menghasilkan espresso. Mungkin bisa berbagi pengalamannya di kolom komentar, menikmati espresso dari ROK Presso atau malah dalam pengoperasiannya.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Continue Reading

Kisah Perjalanan di Begik Coffee Roastery Magelang

Magelang merupakan salah satu kota di Indonesia yang tidak luput dari menjamurnya kedai kopi baru. Di kota ini terdapat banyak sekali tempat ngopi, mulai dari kedai kopi rumahan sampai coffee shop yang proper ada disini. Memiliki letak geografis di jalur utama Semarang – Yogyakarta, serta menjadi rumah bagi puluhan tempat wisata alam yang menakjubkan membuat kedai kopi di Magelang memiliki potensi pasar yang luas.

Baca Juga : Fifty Fifty Coffee Magelang dengan Skatepark yang Cozy

Beberapa pelaku bisnis coffee shop di Magelang bercerita bahwa terdapat sebuah roastery yang mampu menyuplai house blend ke hampir seluruh coffee shop di kota ini, mungkin 80 % kedai kopi di Magelang menjadi pelanggannya. Saya sungguh terkejut dan penasaran untuk datang langsung ke roastery tersebut.

Nama roastery tersebut adalah Begik Roastery dan kali ini saya berkesempatan untuk mengunjunginya. Karena tidak paham mengenai kota Magelang, maka saya menggunakan aplikasi google map untuk menuju kesana. Dengan memasukan keyword Begik Roastery, saya langsung dituntun menuju lokasi dengan mudah.

Saya sempat bingung ketika sampai di lokasi untuk pertama kalinya, karena aplikasi google map mengarah menuju ke sebuah rumah warga seperti  pada umumnya dan tidak ada papan nama atau semacamnya. Kemudian saya bertanya kepada bapak bapak yang ngumpul di seberang, “Pak numpang nanya, Begik roastery sebelah mana ya? Yang itu mas, diketuk saja mas, saut sang bapak”.

Tidak beberapa lama pintu terbuka dan seseorang muncul serta menyapa, “Ada apa mas? Disini bener Begik Roastery nggak mas ? Tanya saya. Iya mas bener, sini masuk, saut mas mas tersebut”. Kemudian saya masuk dan langsung terpana dengan sebuah mesin roasting dan beberapa meja etalase yang tertata rapi.

Mesin Roasting di Begik Roastery
Mesin Roasting di Begik Roastery

Saya mulai memperkenalkan diri dan diterima dengan ramah. “Mas tak buatin kopi ya, sambil nunggu aku beres beres sebentar. Oke mas, saut saya”. Setelah selesai beberes, beliau menghampiri saya dan kami berdua menikmati minuman kopi hasil seduhannya yang nikmat itu. 

Begik Roastery Magelang
Begik Roastery Magelang

Sambil menyeruput kopi beliau bercerita, Awalnya pada tahun 2016 dia sering mengunjungi kedai kopi milik temannya di daerah Mertoyudan yang bernama Kedai Coffeetography, dimana tempat tersebut juga memiliki mesin roasting sendiri. Meskipun datang sebagai konsumen biasa, tetapi dia juga mendapat banyak sekali ilmu seputar industri kopi. Pada tahun 2017 dia sempat menggorengkan biji kopi di kedai coffeetography dan kemudian sampai di rumah dikemas ulang untuk dijual.

Pada tahun 2019 dia berhenti dari pekerjaannya dan ditawari oleh temannya untuk mengelola kedai coffeetography, karena sang pemilik fokus untuk melanjutkan kuliahnya. Disana dia menjabat sebagai leader yang membawahi barista, roastery, dan marketing. Tanggung jawab yang besar menjadikan beliau semakin paham secara detail mengenai industri kopi. Karena masih muda, maka dia menargetkan cukup 2 tahun saja untuk mengelola ini.

Di tahun 2020 dia melihat peluang akan banyaknya permintaan roast bean, karena di sekitaran tahun tersebut banyak sekali kedai kopi baru yang bermunculan. Akhirnya di awal tahun 2021 dia memutuskan membeli sebuah mesin roasting dari Jember Jawa Timur dengan nama Nor Coffee dengan kapasitas 1 kg.

Sebenarnya banyak sekali mesin roasting buatan lokal di pasaran, tetapi mengingat budget, spesifikasi yang dibutuhkan, dan after sales, maka dia memutuskan untuk memilih mesin Roasting tersebut. Setelah mesin datang, dia harus beradaptasi terlebih dahulu, karena sebelumnya di kedai coffeetography menggunakan mesin roasting dengan merk william edison.

Begik Roastery menjual berbagai jenis roast bean, seperti house blend dan beberapa single origin. Semakin variatif roast bean yang dijual menjadikan pasar semakin banyak pilihan sesuai kebutuhannya. Mungkin untuk kedai kopi yang ingin menjual es kopi susu bisa menggunakan house blend, tetapi jika ingin lebih mantap bisa menggunakan single origin.

Baca Juga : Perbedaan House Blend dengan Single Origin

Seperti roastery handal lainnya, Begik Roastery juga masih terus mengulik serta tidak cepat puas dengan hasil roast bean nya. Kemudian saya bertanya,”Mas, kenapa namanya Begik Roastery?” Begik adalah nama panggilan saya mas, ungkap dari pemilik nama asli Raki Faisal Anas tersebut. Beliau menggunakan nama panggilan akrabnya supaya lebih mudah dikenal oleh masyarakat sekitar.

Begik Roastery juga bermitra dengan beberapa petani kopi, seperti petani dari Kaliangkrik, Grabag, dan lain lainnya. Menurutnya, petani menjadi lini paling vital di rantai industri kopi, karena mereka yang memiliki bahan baku utama. Dia juga berharap para petani, roastery, dan coffee shop terus bekerja sama untuk menjaga kesehatan ekosistem industri kopi.

Baca Juga : Mas Simon, Petani Kopi dari Desa Genting, Jambu, Kabupaten semarang

Dengan semakin banyaknya roastery bermunculan tidak membuat Begik Roastery pesimis, menurutnya itu adalah hal yang wajar dan menjadikan para roastery dituntut untuk memberikan yang terbaik. Terus update mengenai tren biji kopi, aktif di industri kopi, serta memaksimalkan sosial media merupakan sedikit dari strategi yang Begik Roastery lakukan.

Dari Begik Roastery kita dapat banyak sekali pembelajaran. Untuk terjun bisnis di industri kopi bukan hal yang mustahil, selama kita bisa melihat peluang, terus update mengenai dunia perkopian, serta perencanaan yang matang tidak menutup kemungkinan bisa  sukses dan terus berkembang.

Terima kasih dan sukses selalu untuk Begik Roastery. Sampai jumpa di artikel lainnya. Salam Rahayu.

Baja juga : Tren Bisnis dan Usaha Kopi Tahun 2022

Peta Jalan Begik Coffee Roastery Magelang
Peta Jalan Begik Coffee Roastery Magelang

Begik Coffee Roastery Magelang

Jl. Selayar, Wates, Kec. Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah 56113

Hari Buka: Senin – Minggu
Jam Buka: 08.00 WIB – 16.00 WIB

Kontak: 0821-3732-2989
Instagram: @begikroastery

Continue Reading

Mengenal Metode Seduh V60, Kalita Wave dan Chemex

Salah satu metode seduh kopi manual yang cukup populer dan mungkin mudah dilakukan di rumah adalah pour over. Bagaimana tidak, hanya bermodal dripper dan kettle kalian bisa membuat kopi layaknya di coffee shop favorit kalian. Meski perlu sedikit meluangkan waktu untuk mempersiapkan dan menyeduh, apa yang didapat akan sepadan.

Saat ini pilihan pour over dripper yang tersedia pun cukup banyak dan bervariatif. Semuanya tentu mempunyai tujuan untuk mendapatkan hasil ekstraksi kopi yang maksimal. Jika sebelumnya sudah dibahas secara mendalam apa itu pour over coffee.

Kali ini kami akan membahas 3 dripper yang bisa dikatakan paling dikenal oleh para pecinta kopi, yaitu V60, Kalita Wave dan Chemex.

Baca juga : Istilah-Istilah Dalam Dunia Kopi Yang Kamu Perlu Tahu

V60

V60 bisa dikatakan pour over dripper yang paling populer dari antara ketiga dripper yang kita bahas. Dripper ini dirancang oleh Hario, sebuah perusahaan dari Jepang yang pada awalnya berfokus pada produksi peralatan kaca dan keramik untuk laboratorium. Banyak yang tidak tahu apa sebenarnya singkatan dari “V60”.  “V” karena bentuknya seperti huruf V atau kerucut, dan “60” adalah sudut kemiringan dari kerucut tersebut.

Ada bagian menonjol seperti spiral di bagian dalam dripper yang tidak ada di Chemex. Hal ini membuat aliran air menjadi ideal untuk ekstraksi kopi yang optimal. Tersedia juga berbagai ukuran : 01, digunakan membuat kopi untuk satu orang; 02, dapat digunakan untuk menyeduh hingga tiga orang, dan 03 dapat menyeduh sampai kapasitas 750 ml.

Baca juga : Golden Ratio: Pentingnya Rasio Air & Kopi Saat Menyeduh

Dripper ini juga dibuat dalam berbagai bahan, seperti plastik, kaca, keramik, dan logam. Suhu menjadi faktor besar dalam proses menyeduh kopi menggunakan dripper ini. Memanaskan paper filter dan dripper sebelum memulai penyeduhan, membantu untuk mempertahankan suhu sewaktu menyeduh.

Dripper V60 dari Hario ini punya banyak pilihan bahan, tetapi bahan plastik menjadi unggulan karena selain tidak mudah pecah juga resisten terhadap panas. Hasil seduhan bisa dikatakan murni di tangan penyeduh. Alat seduh ini juga bisa digunakan dengan berbagai macam teknik pouring, yang kalian bisa cari di dunia maya.

Kalita

Istilah lain yang digunakan untuk menyebut dripper ini adalah, flat-bottom dripper. Hal inilah yang membedakan Kalita dibandingkan dengan dripper berbentuk kerucut (V60 dan Chemex). Kontur bergelombang di bagian dalam dan tiga lubang kecil di dasarnya adalah fitur desain utama dari dripper ini. Bahkan kertas saringnya juga bergelombang, berbeda dengan kertas bersisi lurus milik Hario V60.

Keuntungan dari flat bottom dripper adalah luas permukaan yang besar. Yang memungkinkan permukaan bubuk kopi yang ditampung menjadi lebih lebar,  menghasilkan ekstraksi yang lebih merata. Hasil akhir yang didapat dari dripper ini pun, seimbang dan mouthful.

Baca juga : Ukuran Gilingan Kopi (Grind Size) Dan Metode Seduhnya

Seperti dripper pour over lainnya, Kalita juga dibuat dengan bahan yang berbeda, yaitu stainless steel dan kaca. Bahan stainless steel menjadi yang paling populer, selain karena tampilannya yang cukup unik, pastinya tidak akan pecah jika terjatuh. Dripper ini juga memiliki 2 ukuran, yaitu 155 dan 185.

Kalita Wave menghasilkan ekstraksi yang seimbang, cocok untuk pemula yang sedang mencoba menyeduh dengan metode pour over. Bisa dikatakan dripper ini mentolerir kesalahan dalam penyeduhan kopi.

Chemex

Chemex adalah dripper tertua dari ketiga dripper yang kita bahas, bisa juga dikatakan memiliki tampilan menawan. Bagaimana tidak dengan bentuk seperti teko kaca yang cukup unik. Ditambah pegangan kayu warna coklat di bagian tengah, dan aksesoris tali dari kulit, sungguh elegan.

Alat ini selain berfungsi sebagai dripper, juga berfungsi layaknya carafe yang menampung seduhan kopi. Jadi tidak perlu lagi menggunakan carafe/server tambahan seperti V60 atau Kalita Wave, cukup ringkas.

Baca juga : Jenis Bahan Cangkir Kopi Dan Pengaruhnya Ke Rasa Kopi

Chemex memiliki kertas saring miliknya sendiri, yang lebih tebal dari paper filter V60 maupun Kalita Wave. Hal ini membuatnya menyaring lebih banyak minyak kopi dan elemen pahit selama proses penyeduhan. Body yang dihasilkan jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan V60. Bagaimana cita rasa seduhannya? ringan, bisa dikatakan seperti teh, beraroma dan cenderung clean.

Chemex cocok untuk menyeduh dalam jumlah banyak, bisa sampai 8 cangkir. Secara keseluruhan kopi yang dihasilkan alat ini cocok untuk peminum kopi pemula, karena kecenderungan cita rasa kopinya yang ringan.

Pernah mencoba ketiga dripper di atas? Atau kalian malah pemuja dripper tertentu ? Tidak ada salahnya mengeksplor hasil seduhan ketiga dripper di atas. Yang pasti kalian pasti akan terkejut dengan hasilnya. Tetapi pastikan biji kopi yang akan digunakan fresh supaya kopi yang dihasilkan pun nikmat.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Continue Reading

Review Singkat Cupfine Coffee and Eatery Magelang

Kali ini saya memutuskan untuk mengunjungi sebuah coffee shop di kota Magelang yang bernama Cupfine Coffee. Tempat ini merupakan salah satu kedai kopi yang sangat  diperhitungkan oleh para pelaku bisnis coffee shop di Magelang, karena katanya memiliki produk yang enak serta barista yang handal.

Baca Juga: Coffee and Skatepark, Fifty Fifty Coffee Magelang

Berlokasi di ruko Metro Square Mertoyudan menjadikan Cupfine Coffee mudah untuk ditemukan, karena berada di pinggir jalan utama Magelang – Yogyakarta. Kalian bisa memasukan keyword “cupfine coffee” di aplikasi google map untuk lebih lengkapnya.

Karena berada di komplek ruko, maka untuk urusan parkir tidak ada masalah.

Dinding kaca yang besar dengan pintu di tengah serta terdapat tulisan “cupfine coffee” di dinding atas menyambut kedatang saya. Konsep seperti ini memang menjadi yang terbaik untuk kedai kopi yang menggunakan ruko sebagai tempatnya. Tanpa belama-lama saya putuskan untuk segera masuk.

Pertama kali masuk saya dibuat terkejut, karena tidak ada meja kursi maupun bar seperti coffee shop pada umumnya. Di sini terdapat sebuah ruangan dengan beberapa bingkai kaca yang lumayan besar dan hanya menyisakan sedikit jalan yang menyerupai lorong. Ruangan tersebut sekilas seperti mini laboratorium dengan beberapa tools kopi dan bahan baku.

Lantai Bawah Cupfine Coffee
Lantai Bawah Cupfine Coffee

Saya berjalan menyusuri lorong tersebut, kemudian sesampainya di ujung ruangan terdapat mushola, kamar mandi, dan sebuah anak tangga. Selanjutnya saya menaiki anak tangga dan sesampainya di lantai atas, “wow ternyata tempatnya berkelas”. Sungguh hebat Cupfine Coffee dalam menata ruangan ini, karena menata interior ruko untuk sebuah coffee shop bukan hal yang mudah.

Disini terdapat beberapa meja kursi dengan atap yang tinggi, serta ada sebuah sekat kaca yang besar menuju meja bar untuk memesan minuman. Kemudian saya berjalan menuju pintu kaca dengan melewati meja kursi serta terdapat beberapa hiasan ornamen di dinding serta langit langit atap yang di desain unik.

Setelah melewati pintu kaca, saya menemui sebuah ruangan yang terdapat meja bar dan beberapa spot duduk untuk konsumen. Meja bar disini tertata rapi dan estetik. Disalah satu sisi meja bar terdapat sebuah mesin espresso double group berwarna putih yang menyita perhatian. Semoga saja mesin tersebut tidak hanya menjadi gimmick, tetapi bisa dimanfaatkan sesuai dengan kapasitasnya.

Baca Juga: Tips Memilih Mesin Espresso yang Terbaik Sesuai Kebutuhan

Meja Bar Cupfine Coffee
Meja Bar Cupfine Coffee

Tidak hanya mesin espresso, tetapi di atas meja bar juga terdapat alat seduh manual yang sangat komplit serta beberapa tools untuk membuat mocktail. Langsung saja saya mulai memilih menu. Barista di sini sungguh ramah dan menguasai produk yang dijual. Karena memiliki alat seduh yang komplit, maka menu disini juga variatif, seperti espresso based, manual brew, mocktail, dan beberapa cemilan serta makanan berat.

Menu Cupfine Coffee
Menu Cupfine Coffee

Berhubung cuaca hari ini panas, maka saya putuskan untuk memilih menu ice manual brew dengan biji kopi Toraja. Tidak hanya itu, sebenarnya saya penasaran hasil seduhan manual brew disini. Metode seduh manual brew memiliki sejarah yang cukup panjang, dimana alat seduh yang diciptakan dari tahun ke tahun memiliki keunikannya masing-masing serta tangan dari sang penyeduh memiliki kontribusi besar terhadap minuman yang dihasilkan.

Baca Juga: Sejarah Metode Seduh Manual Brew

Setelah memesan minuman dan membayar, maka selanjutnya saya mencari spot duduk yang nyaman. Di depan meja bar terdapat anak tangga lagi menuju ke atas. Kemudian saya naik dan menemui sebuah space duduk lesehan dengan pemandangan jalan raya dan smoking area di sisi satunya. Sebenarnya spot disini enak, tetapi sayang tidak bisa merokok.

Indoor Lesehan Cupfine Coffee
Indoor Lesehan Cupfine Coffee

Akhirnya saya menuju spot smoking area. Disini tempatnya luas dan ada beberapa pilihan tempat duduk. Atap disini cukup tinggi yang menjadikan sirkulasi udara lebih banyak. Saya masih dibuat kagum oleh desain interior disini, karena bisa memoles bangunan ruko menjadi tempat se cozy ini.

Smoking Area Cupfine Coffee
Smoking Area Cupfine Coffee

Saya memutuskan duduk di salah satu sudut ruangan ini. Tidak berselang lama sang barista datang dan membawakan minuman yang saya pesan. Sruputan pertama langsung membasahi tenggorokan yang kering ini.

Sempurna adalah kata yang mewakili seduhan kopi dari barista Cupfine Coffee. Secangkir es manual brew yang sangat nikmat untuk siang yang panas ini. Benar kata orang – orang Magelang jika Cupfine Coffee memiliki produk yang enak serta barista yang handal.

Manual Brew Ice Cupfine Coffee
Manual Brew Ice Cupfine Coffee

Bisnis di industri kopi yang sudah mulai padat terkadang membuat orang berpikir untuk terjun memulainya. Dari Cupfine Coffee kita bisa belajar, selama perencanaan yang matang, penataan tempat yang bagus, memilih barista yang tepat, serta inovasi menu minuman kopi dapat menjadikan sebuah coffee shop yang dilirik konsumen maupun pesaing.

Baca Juga: Tren Bisnis dan Usaha Kopi Tahun 2022
Sukses selalu Cupfine Coffee. Sampai jumpa di artikel lainnya. Salam rahayu.

Peta Jalan Cupfine Coffee Magelang
Peta Jalan Cupfine Coffee Magelang

Cupfine Coffee and Eatery Magelang

Ruko Metro Square, Jarangan, Sumberrejo, Kec. Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56172

Hari Buka: Senin – Minggu
Jam Buka: 10.00 WIB – 24.00 WIB

Kontak: 0852-1633-7779
Instagram: @cupfinecoffee_

Continue Reading