Mengenal Sejarah Dan Cara Kerja Alat Seduh Kopi French Press

French Press, siapa yang tidak mengenal alat seduh manual ini. Beberapa dari kalian mungkin memilikinya untuk menyeduh di rumah. Di kedai kecil maupun coffee shop ternama, pasti juga ada alat seduh manual ini, walaupun kadang cuma sebagai pajangan.

Tidak mengherankan, karena dengan bentuknya cukup unik alat ini juga cocok sebagai pelengkap ornamen di coffee shop. Lalu siapa yang menciptakan alat seduh manual ini? Kenapa juga disebut French Press? Apakah dari Perancis?

Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul ketika membahas French Press. Nah di artikel ini kami akan membahas salah satu alat seduh manual ini.

Baca juga : Mengenal Sejarah Singkat Metode Seduh Manual Brewing

Sejarah French Press

Asal usul French Press masih menjadi misteri dan perdebatan sampai saat ini. Menurut cerita populer yang beredar, pada tahun 1850-an seorang pria Perancis sedang membuat kopi dengan cara langsung direbus bersamaan di suatu wadah di perapian terbuka. Tetapi lupa untuk memasukkan bubuk kopi ke wadah tersebut.

Akhirnya bubuk kopi baru dimasukkan dimana air yang direbus sudah mendidih. Apa yang terjadi ? Bubuk kopinya naik ke permukaan air tersebut. Karena ingin menyaringnya, dia membeli semacam jaring metal yang kebetulan dibawa oleh pedagang Italia yang sedang lewat.

Kemudian jaring metal tersebut disesuaikan dengan wadah tadi. Dengan bantuan tongkat, jaring metal tersebut ditekan sehingga bubuk kopinya turun. Cita rasa kopi yang dihasilkan ternyata enak. Bahkan menurut kedua orang tersebut (Perancis dan Italia) kopi terenak yang pernah mereka minum.

Cerita ini kemudian berkembang dimana kedua orang tersebut menjalin kerjasama dan menjual alat seduh dengan plunger (penyaring). Sebuah ketidaksengajaan yang berujung pada cara baru untuk menyeduh kopi.

Baca juga : Ukuran Gilingan Kopi (Grind Size) Dan Metode Seduhnya

French Press Dari Masa ke Masa

Desain French Press yang kita kenal sekarang ini merupakan perkembangan dari tahun ke tahun. Juga dari penemuan/patent orang-orang yang berbeda-beda. Sejarah mencatat Henri-Otto Mayer dan Jacques-Victor Delforg, dua orang berkewarganegaraan Perancis. Merupakan penemu, yang bisa dikatakan prototype awal French Press pada tahun 1852.

Untuk desain French Press yang hampir terlihat seperti sekarang ini, dipatenkan oleh orang Italia yang tinggal di Amerika Serikat. Yaitu Attilio Calimani and Giulio Moneta pada tahun 1929. Mulai sejak saat itu alat seduh ini mengalami banyak perkembangan dan paten dari beberapa orang.

Pembuatan dan desain ulang French Press yang cukup signifikan dipatenkan oleh Faliero Bondanini. Yang merupakan warga negara Italia pada tahun 1958. Alat seduh ini kemudian menjadi terkenal di Eropa, dimana waktu itu dibuat dan didistribusikan perusahaan bernama Martin S. A., dan diberi merek Chambord.

French Press Chambord memiliki desain klasik. Dimana diperkenalkan gelas kaca, tutup dari metal, dan pegangan plunger yang berbentuk bulat. Perusahaan ini juga terus memproduksi alat seduh tersebut sampai pada tahun 1991.

Baca juga : Istilah-Istilah Dalam Dunia Kopi Yang Kamu Perlu Tahu

Pada tahun itu juga perusahaan ini dibeli oleh Bodum, merupakan perusahaan alat-alat dapur dari Denmark. Yang kemudian mengganti merek French Press menjadi Bodum, tetapi tetap mempertahankan desain French Press dari Chambord.

French Press juga dikenal dengan sebutan cafetière. Di mana sebutan itu diambil dari merek French Press buatan Inggris Raya, Household Articles Ltd., yang bernama La Cafetière. Ada yang mengatakan kembaran dari Chambord, karena memang desain yang mirip antar keduanya. Keduanya mulai dikenal pada tahun 1960 an.

Di era modern ini beberapa merek French Press juga bermunculan dengan bermacam inovasinya. Dua yang cukup terkenal antara lain Espro dan Rite Press.

Yang menarik adalah tipe Espro P7, memperkenalkan pot yang terbuat dari stainless (bukan kaca layaknya French Press biasa). Selain itu juga menambahkan plunger yang berbeda, dengan double filter yang lebih kecil lubang jaringnya.

Sedangkan Rite Press memperkenalkan semacam chamber yang berfungsi untuk menampung bubuk kopi yang selesai diseduh. Jadi lebih mudah untuk dibersihkan daripada French Press biasa. Selain itu juga memiliki fitur tambahan seperti termometer dan hourglass yang membantu timing menyeduh.

Baca juga : Mengenal Asal Usul Dan Cara Kerja Alat Seduh Kopi Moka Pot

Cara Kerja French Press

Alat seduh ini memiliki 3 bagian utama, pot (wadah penampung kopi dan air), plunger (penyaring) dan lid (penutup). Untuk menyeduh menggunakan French Press, semudah membuat kopi tubruk.

Cukup siapkan bubuk kopi di pot kemudian tambahkan air panas. Kemudian tutup menggunakan lid, agar suhu air tidak turun terlalu cepat. Setelah itu tunggu beberapa saat, sekitar 3-5 menit agar kopi terekstraksi maksimal. Kemudian tekan plunger ke bawah, dan tuang hasil seduhan di cangkir. Voilà, kopi seduhan menggunakan French Press siap dinikmati.

Yang menarik karena bentuk desainnya juga, French Press juga bisa digunakan membuat cold brew coffee. Selain itu juga bisa digunakan untuk membuat seduhan teh, ataupun minuman rempah. Tentu ini karena adanya plunger yang membantu mempermudah waktu penyaringan.

Alat ini juga bisa digunakan untuk frothing (mengocok) susu. Hal ini dilakukan agar susu menjadi bertekstur yang bisa digunakan untuk membuat latte ataupun cappuccino. Cara ini biasanya digunakan di kedai kopi slow bar yang menggunakan manual espresso.

Baca juga : Beginilah Tahapan-Tahapan Dalam Proses Menyeduh Kopi

Hasil Seduhan French Press

French Press merupakan alat seduh manual dengan metode immersion (direndam). Hal ini menjadikan seduhan memiliki cita rasa yang tebal dan mouthful. Selain itu juga akan sedikit berminyak dan mengandung partikel kecil kopi yang tidak bisa disaring oleh filter.

Bagi yang tidak suka kopi dengan rasa mulut sedikit berpasir (karena partikel kecil kopi), kemungkinan besar tidak akan suka hasil seduhan dengan French Press. Selain itu banyak variabel bisa dikontrol sewaktu menyeduh, seperti suhu air, ukuran gilingan dan juga brewing time. Tentu hal ini memungkinkan agar hasil seduhan sesuai preferensi pribadi.

Baca juga : 5 Kesalahan Yang Sering Terjadi Saat Menyeduh Kopi

Jadi siapa sebenarnya penemu alat seduh ini. Memiliki daftar yang cukup panjang orang-orang yang menciptakan ataupun menciptakan ulang. Yang pasti alat ini dibuat supaya orang-orang yang tidak memungkinkan membeli kopi keluar, bisa membuatnya di rumah.

Dan tentu saja juga banyak tips dan trik yang bisa dicari dan diterapkan untuk membuat seduhan French Press yang nikmat. Di kesempatan lain kami akan coba ulas hal ini. Silahkan berbagi pengalamannya di kolom komentar, baik menyeduh sendiri ataupun menikmati seduhan French Press di coffee shop favorit kalian.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Continue Reading

Review Singkat Kedai Kopi Ruwat Coffee Boyolali

Mengunjungi Skapat Coffee Boyolali membuat saya yakin jika perkembangan industri kopi di daerah ini meningkat, karena coffee shop tersebut menawarkan konsep yang kekinian serta produk kopi yang berkualitas. Jika suatu daerah terdapat coffee shop yang proper, maka seharusnya ada pesaing yang tidak kalah bagusnya.

Kali ini saya putuskan mengunjungi sebuah coffee shop bernama Ruwat Coffee yang berlokasi di daerah Karanggeneng, Boyolali. Berhubung tidak paham daerah Boyolali, maka saya gunakan google map dengan memasukan keyword “Ruwat Coffee”.

Ruwat Coffee berada di pinggir jalan raya yang tidak terlalu besar dan memiliki bentuk bangunan yang berbeda dari sekitarnya yang membuat mata langsung tertuju ketika melewati daerah ini. Untuk parkir kendaraan bisa di depan kedai atau di lahan kosong yang berada di seberang.

Dari depan sudah nampak konsep bangunan dari Ruwat Coffee adalah industrial modern minimalis. Tembok semen unfinished, batu bata expose, dinding kaca besar, dan pagar hitam diatasnya merupakan kombinasi yang sangat indah. Tanpa berlama – lama saya langsung masuk ke dalam coffee shop tersebut.

Baca Juga : Fifty – Fifty Coffee, Kedai Kopi Industrial Minimalis di Magelang

Sisi Depan Ruwat Coffee
Sisi Depan Ruwat Coffee

Saya menjumpai halaman depan yang tidak terlalu besar, tetapi dapat dikemas menjadi spot duduk untuk beberapa konsumen. Disini terdapat beberapa meja kursi yang simpel dan senada dengan konsep bangunan utama. Di salah satu tembok unfinished nya terdapat logo dari Ruwat Coffee, serta anak tangga yang di desain simpel untuk akses menuju ke lantai atas.

Halaman Depan Ruwat Coffee
Halaman Depan Ruwat Coffee

Di sisi kanan halaman depan terdapat bangunan persegi dengan pintu kaca yang merupakan area bar dari Ruwat Coffee. Ruangan ini tidak terlalu besar, tetapi ditata secara estetik yang membuat konsep modern minimalisnya semakin kuat.

Saya cukup terkejut, karena coffee shop dengan bangunan yang bagus ini tidak terdapat mesin espresso di meja bar seperti pada coffee shop pada umumnya. Mereka menggunakan manual espresso maker sebagai senjata utamanya dan itu tidak masalah untuk saya, karena banyak cara untuk membuat espresso meskipun tanpa menggunakan mesin yang besar.

Baca Juga : Sejarah dan komponen Mesin Espresso

Bar Ruwat Coffee
Bar Ruwat Coffee

Untuk menu disini sudah lengkap, mulai dari kopi, signature drink, non coffee, snack, sampai main course juga tersedia. Sebenarnya saya tertarik dengan menu signature drink, karena pastinya menu tersebut hanya ada di Ruwat Coffee dan tidak ada di tempat lainnya. Berhubung siang ini sungguh panas, maka saya putuskan memesan es kopi susu yang katanya paling disukai konsumen disini.

Baca Juga : Tutorial Membuat Signature Drink Es Kopi Kayu Manis

Di dalam ruangan ini tidak hanya terdapat meja bar, tetapi ada sedikit spot duduk no smoking. Kursi panjang dari semen unfinished dan beberapa kursi minimalis menjadi pilihan duduk di sini. Meskipun tidak luas, tetapi ruangan ini terlihat lega dengan adanya dinding kaca yang besar.

Indoor No Smoking Ruwat Coffee
Indoor No Smoking Ruwat Coffee

Setelah memesan menu dan membayar, maka saya lanjut mencari spot duduk no smoking. Dari awal sampai lokasi ini sebenarnya saya penasaran spot duduk di lantai dua. Saya harus menaiki anak tangga di halaman depan untuk menuju spot duduk diatas.

Bangunan lantai dua dari Ruwat Coffee berbentuk “L” dan tanpa atap. Terdapat beberapa tempat duduk kombinasi antara semen unfinished dengan meja kursi minimalis. Perpaduan dinding unfinished dengan bata expose semakin mempertegas konsep industrial minimalisnya.

Spot Duduk Lantai Dua Ruwat Coffee
Spot Duduk Lantai Dua Ruwat Coffee

Spot lantai dua disini sungguh tidak cocok untuk siang hari yang terik ini, mungkin sore atau malam akan lebih nikmat duduk disini bersama teman – teman. Saya kembali turun untuk menuju ruangan no smoking di bawah.

Di ruangan indoor no smoking terdapat beberapa meja kursi berwarna hitam nan minimalis yang tertata rapi. Dinding dan lantai yang terbuat dari semen expose unfinished semakin menambah kuat konsep industrial nya. Di salah satu sisi dinding terdapat susunan glass block yang membantu pencahayaan ruangan ini di siang hari.

Indoor Smoking Ruwat Coffee Salatiga
Indoor Smoking Ruwat Coffee Boyolali

Di sisi belakang ruangan smoking indoor terdapat akses menuju ke halaman belakang. Kerana penasaran, maka saya bergegas menuju ke halaman tersebut. Sejenak saya terdiam dan terkagum, ternyata coffee shop ini memiliki banyak spot duduk yang terkonsep.

Dinding dan beberapa meja kursi yang terbuat dari semen expose unfinished, serta lantai dengan kombinasi semen dan batu membuat konsep modern minimalis nya semakin kental. Disini juga terdapat beberapa meja kursi dari besi minimalis yang tertata rapi di salah satu sisi nya. Duduk di halaman belakang dari Ruwat Coffe serasa berada di halaman rumah sendiri.

Outdoor Belakang Ruwat Coffee
Outdoor Belakang Ruwat Coffee

Akhirnya saya memutuskan untuk duduk di halaman belakang meskipun sedikit panas, tetapi vibes disini sungguh enak. Tidak berselang lama, es kopi susu pesanan saya diantarkan oleh sang barista disini. Cuaca panas siang ini terbalas tuntas oleh segarnya es kopi susu dari Ruwat Coffee

Es Kopi Susu Ruwat Coffee
Es Kopi Susu Ruwat Coffee

Dari perjalanan kali ini saya berkesimpulan bahwa tren perkembangan industri kopi semakin meningkat, hal tersebut bisa dilihat dari semakin menjamurnya kedai kopi baru di seluruh pelosok daerah. Sukses selalu Ruwat Coffee Boyolali. Nantikan artikel kami selanjutnya. Salam rahayu.

Peta Jalan Ruwat Coffee Boyolali

Ruwat Coffee Boyolali

Srimulyo, Karanggeneng, Kec. Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah 57312

Hari Buka: Senin – Minggu
Jam Buka: 08.00 WIB – 23.00 WIB
Instagram: @ruwat.coffee

Continue Reading

Mengenal Asal Usul Dan Cara Kerja Alat Seduh Kopi Moka Pot

Manual brew masih menjadi primadona dalam industri kopi saat ini. Salah satu alat seduh manual yang memiliki sejarah cukup panjang adalah Moka Pot. Bagi para coffee enthusiast pasti alat ini bukanlah hal yang asing, bahkan mungkin ada yang memiliki alat seduh ini di rumah.

Moka pot bisa dikatakan versi murah dan rumahan untuk membuat espresso. Penemuan moka pot memang didasari hal ini, yaitu bagaimana bisa membuat kopi yang cepat dan enak di rumah. Nah di artikel ini kami akan membahas alat seduh ini.

Baca juga : Mengenal Perbedaan Kopi Espresso Dan Manual Brew

Sejarah Moka Pot

Sejarah moka pot tidak bisa dipisahkan dari budaya menikmati kopi di Italia. Selain itu kopi juga memiliki peran penting dalam budaya bangsa Romawi ini. Merupakan tradisi yang sudah dimulai dari hampir seratus tahun yang lalu. Seperti kita tahu orang Italia dikenal karena kecintaannya pada makanan dan minuman yang enak, tentu kopi salah satunya.

Di Italia kopi bukan sekedar minuman, juga merupakan cara mereka untuk bersosialisasi dengan yang lain. Merupakan ritual yang sangat mereka nikmati. Kedai kopi juga mudah ditemukan di sudut-sudut kota, bahkan bisa dikatakan sangat hidup. Tempat dimana mereka biasa bercengkrama, membaca koran atau hanya sekedar menikmati kopi.

Moka pot ditemukan pada tahun 1933 di Crusinallo, provinsi Piedmont Utara, Italia. Alfonso Bialetti yang telah bekerja di industri aluminium Prancis selama 10 tahun kembali ke kampung halamannya tersebut. Dia kemudian mendirikan bengkel sendiri untuk membuat produk rumah tangga aluminium di dekat kota kelahirannya.

Melalui bengkel tersebutlah Bialetti menciptakan Moka pot yang idenya didapat ketika melihat istrinya mencuci. Di mana pada waktu itu desain awal mesin cuci menggunakan semacam pemanas, sehingga akan menaikkan air busa melalui selang ke tempat penampungan cucian.

Baca juga : Mengenal Lebih Dalam Kopi Tubruk, Sajian Kopi Khas Indonesia

Prinsip yang hampir sama digunakannya untuk membuat Moka pot. Meskipun murni idenya dari Bialetti, dalam perjalanannya dia dibantu seorang engineer bernama Luigi De Ponti. Kemudian terciptalah Moka pot pertama yang dikenal dengan nama Moka Express.

Kata ‘Moka’ diambil dari nama kota di Yaman yang dikenal sebagai pusat perdagangan kopi pada abad ke-19. Moka express kemudian dikenal karena tampilannya yang cukup unik pada waktu itu. Selain itu tentu saja desain octagonal yang menjadi ciri khas alat seduh ini, dan pada awal abad ke-20 desain Bialetti ini sudah dipatenkan.

Selain Bialetti banyak merk pembuat alat seduh Moka pot ini. Ada yang desainnya mirip ada juga yang benar-benar lain tampilannya. Beberapa di antaranya adalah Alessi, Cuisinox, Serafino Zani, Bellman, Top Moka dan G.A.T.

Baca juga : Sejarah Masuknya Kopi Di Indonesia Yang Kamu Wajib Tahu

Cara Kerja Moka Pot

Moka pot adalah alat pembuat kopi yang terdiri dari tiga bagian : alas, keranjang filter, dan bagian atas. Untuk menyeduh kopi, air ditempatkan di dasar dan dipanaskan di atas kompor sampai mendidih.

Uap air yang dihasilkan naik ke keranjang filter, di mana ia bersentuhan dengan bubuk kopi. Saat air panas melewati bubuk kopi, ia mengambil minyak dan rasa kopi dan membawanya ke bagian atas pot. Kopi kemudian siap disajikan.

Moka pot merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengekstrak rasa dari biji kopi dengan sangat baik. Kopi yang dihasilkan biasanya sangat kuat dan beraroma. Jika Anda ingin membuat secangkir kopi yang lebih lemah, Anda cukup menambahkan lebih banyak air ke dasarnya.

Menyeduh kopi dengan Moka pot melalui proses yang sangat sederhana, dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Jika sedang terburu-buru, bisa juga memakai air yang sudah mendidih.

Baca juga : 4 Jenis Tanaman Kopi Di Indonesia Dan Perbedaannya

Hasil Seduhan Seperti Espresso ?

Moka pot sering disebut sebagai pembuat espresso kompor, dan meskipun bisa membuat secangkir kopi dengan cita rasa yang kuat, secara teknis tidak bisa disebut espresso. Kita tahu espresso dibuat dengan memompa air panas melalui bubuk kopi yang dipadatkan pada tekanan tinggi, sehingga menghasilkan minuman pekat dengan crema (busa) tebal di atasnya.

Moka pot menggunakan tekanan uap untuk mendorong air panas ke atas melalui kopi bubuk, tetapi proses penyeduhannya jauh lebih sederhana dan tidak menghasilkan tingkat konsentrasi atau crema yang sama seperti espresso.

Konon, banyak orang yang beranggapan bahwa Moka pot dapat membuat secangkir kopi nikmat yang mirip dengan espresso. Jadi jika  menginginkan rasa dan body yang kuat, tetapi tidak ingin repot (atau mengeluarkan biaya) untuk membuat espresso asli, tentu Moka pot bisa menjadi pilihan tepat.

Baca juga : Memilih Mesin Espresso Yang Terbaik Sesuai Kebutuhan

Apakah sudah pernah mencicipi seduhan Moka pot, atau malah sudah memilikinya di rumah? Merk Bialetti atau yang lain ya? Mungkin bisa berbagi pengalamannya di kolom komentar menyeduh kopi menggunakan Moka pot.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Continue Reading

Review Coffee Shop Skapat Coffee House Boyolali

Saya tidak begitu paham mengenai seluk beluk Kabupaten Boyolali, tetapi sering melewati daerah ini ketika perjalanan dari Semarang menuju Solo. Beberapa daerah di Boyolali merupakan dataran tinggi di sekitaran Gunung Merapi dan Merbabu, dimana di dua gunung tersebut menjadi rumah bagi beberapa jenis tanaman kopi dengan kualitas yang mulai diperhitungkan.

Akhir-akhir ini saya mendapat kabar mengenai menjamurnya coffee shop di daerah perkotaan Boyolali. Bermodalkan beberapa referensi, maka saya putuskan untuk mengunjungi salah satu coffee shop di Boyolali dengan nama Skapat Coffee Boyolali.

Kedai kopi ini berada di Jalan Tentara Pelajar No.9, Dusun 3, Kiringan, Boyolali dan kali ini saya menggunakan Google Map dengan memasukan keyword SKAPAT COFFEE HOUSE. Berada di pinggir jalan besar menjadikan tempat ini mudah ditemukan.

Sebuah bangunan minimalis dengan halaman yang luas di sisi depan dan samping menyita perhatian saya. Sejenak saya berdecak kagum, ternyata ada juga tempat seperti ini di Boyolali. Kemudian saya memarkirkan kendaraan di tempat yang sudah tersedia, dimana untuk mobil bisa parkir di sisi depan dekat jalan raya dan untuk motor bisa parkir di dekat halaman samping coffee shop ini.

Tempat Parkir Skapat Coffee Boyolali
Tempat Parkir Skapat Coffee Boyolali

Di depan bangunan utama terdapat halaman luas yang disulap menjadi spot duduk untuk konsumen Skapat Coffee. Disini tersedia beberapa meja dan kursi berwarna hitam yang minimalis, serta ada beberapa meja yang terbuat dari semen unfinished yang tertata rapi. Untuk lantainya memakai panel beton dengan beberapa batu yang ditata rapi menjadikan keseluruhan halaman depan terlihat modern dan minimalis.

Baca Juga : Sepakat Collaborative Space Mengusung Konsep Modern Minimalis

Halaman Depan Skapat Coffee Boyolali
Halaman Depan Skapat Coffee Boyolali

Berhubung kali ini masih siang dan cuaca di luar sungguh panas, maka saya lanjut masuk ke bangunan utama. Sebuah bangunan minimalis berwarna putih serta beberapa kaca berukuran besar berbingkai kayu terlihat serasi dengan halaman depan yang menjadikan konsep modern minimalis dari Skapat Coffee boyolali semakin kuat.

Pintu utamanya sendiri berupa kaca besar dengan bingkai kayu yang kokoh.

Sisi Depan Skapat Coffee Boyolali
Sisi Depan Skapat Coffee Boyolali

Saya menjumpai sebuah ruangan yang luas yang ditata estetik, serta sebuah bar di salah satu sudutnya. Sebelum berkeliling coffee shop ini, saya putuskan menuju bar untuk memesan minuman.

Meja bar dari Skapat Coffee Boyolali terbuat dari semen ekspos unfinished, serta dinding belakang berwarna hitam polos menjadikan suasana bar terlihat minimalis.

Di atas meja bar terdapat sebuah mesin espresso, buku menu, alat kasir, dan  tiga buah grinder, mantap bukan ? Beberapa coffee shop jaman sekarang sudah memakai lebih dari satu grinder untuk kebutuhan operasionalnya. Kita semua tahu ada beberapa jenis grinder dan mata pisaunya.

Meja Bar Skapat Coffee Boyolali
Meja Bar Skapat Coffee Boyolali

Seperti biasanya, hot latte menjadi minuman wajib saya ketika mengunjungi sebuah coffee shop. Meskipun disini tersedia pembayaran non tunai, tetapi kali ini bertransaksi menggunakan tunai. Sambil menunggu kembalian, saya sempatkan berkeliling di ruangan indoor ini.

Disini terdapat beberapa spot duduk yang nyaman, dimana ada beberapa sofa dan meja kursi minimalis yang ditata rapi. Dinding putih serta kaca besar membuat ruangan ini terasa lapang. Ada beberapa pengunjung duduk di sofa sedang fokus bekerja menggunakan laptop, sepertinya Skapat Coffee Boyolali merupakan working space masyarakat disini.

Indoor Skapat Coffee Boyolali
Indoor Skapat Coffee Boyolali

Mas ini kembaliannya, kata sang barista. Mas, yang smoking area sebelah mana ya ? tanya saya. Ada banyak mas, bisa di depan sama di samping, atau di sebelah sini ada AC nya. Ok makasi mas, langsung saja saya masuk ruangan ber AC tapi bisa merokok.

Meskipun terdapat tiga buah exhaust, tetapi ruangan ini tetap beraroma sisa rokok yang khas dan itu tidak masalah sama sekali untuk saya dan para perokok lainnya. Beberapa meja kursi minimalis tertata rapi dan ada dua dinding kaca besar serta satu pintu kaca menghadap halaman samping yang menjadikan ruangan ini terasa lapang dan segar.

Smoking Room Skapat Coffee Boyolali
Smoking Room Skapat Coffee Boyolali

Sambil menunggu hot latte datang, saya sempatkan keluar menuju halaman samping dari Skapat Coffee Boyolali. Sisi Outdoor disini tidak kalah luas dengan halaman depan nya. Terdapat Beberapa spot duduk, seperti meja yang terbuat dari semen expose dan kursi besi dengan rumput nan hijau sebagai alasnya. Di Sisi lainya terdapat tempat duduk berundak yang terbuat dari semen expose.

Outdoor Samping Skapat Coffee Boyolali
Outdoor Samping Skapat Coffee Boyolali

Ternyata pesanan hot latte saya sudah jadi, kemudian saya ambil dan bawa keluar menuju ke spot duduk sebelah samping. Meskipun cuaca panas, tetapi masih ada sedikit pohon sebagai peneduhnya. Saya seruput dan ternyata hot latte disini sungguh nikmat. Tidak ketinggalan sebatang rokok saya bakar menjadikan siang ini sungguh hangat.

Hot Latte Skapat Coffee Boyolali
Hot Latte Skapat Coffee Boyolali

Kesimpulan saya mengenai Skapat Coffee Boyolali adalah sebuah coffee shop dengan kualitas produk yang bagus serta memiliki spot duduk yang luas serta banyak pilihannya. Secara keseluruhan harusnya konsep coffee shop seperti ini berani di adu di kota besar.

Untuk kalian yang ingin terjun bisnis di industri kopi jangan ragu, karena banyak sekali peluangnya terutama membuka coffee shop. Tidak harus memiliki coffee shop di kota besar dan strategis, karena kenyataannya banyak sekali coffee shop di daerah yang ramai dan cuan banget.

Baca Juga : Trend Bisnis Kopi Tahun 2022

Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Sukses selalu untuk Skapat Coffee Boyolali. Salam rahayu.

Peta Jalan Skapat Coffee House Boyolali
Peta Jalan Skapat Coffee House Boyolali

Skapat Coffee House Boyolali

Jl. Tentara Pelajar No.9, Dusun 3, Kiringan, Kec. Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah 57314

Hari Buka: Senin – Minggu
Jam Buka: 10.00 WIB – 23.00 WIB
Instagram: @skapatcoffee

Continue Reading

Mengenal Sejarah Singkat Metode Seduh Manual Brewing

Menyeduh kopi di rumah tentu memiliki keasyikannya sendiri, selain murah tentu saja juga mudah dilakukan. Banyak alat seduh manual yang bisa dipakai dan dieksplor untuk mendapatkan cita rasa kopi yang diinginkan. Ibaratnya kalian menjadi barista bagi diri kalian sendiri.

Manual brew memiliki sejarah yang cukup panjang. Dimana alat seduh yang diciptakan dari tahun ke tahun memiliki keunikannya masing-masing. Nah dalam artikel ini kami akan membahas sejarah, metode dan alat seduh manual.

Baca juga : Mengenal Perbedaan Kopi Espresso Dan Manual Brew

Awal Mula Manual Brew

Meski tidak ada catatan pasti sejak kapan orang-orang mulai mengkonsumsi kopi, tetapi kebanyakan orang berpendapat hal ini dimulai di daerah Ethiopia. Menurut penjelajah Eropa, bangsa Oromo yang merupakan nenek moyang bangsa Ethiopia adalah yang pertama kali mengkonsumsi kopi. Tetapi dengan cara mencampurnya dengan lemak hewan sehingga menjadikan cherry kopi semacam cemilan yang bisa tahan lama.

Kemudian pada abad ke-15 kekaisaran Ottoman (Turki) yang saat itu mencakup wilayah Afrika Utara, Eropa Tengah dan Timur serta Asia. Mereka membuat jalur perdagangan utama, dan dari sinilah kopi mulai dikenal bangsa Turki dan kemudian dijadikannya minuman.

Bangsa Turki juga menemukan metode seduh manual yang pertama. Dimana biji kopi yang sudah disangrai, ditumbuk dengan alu dan lesung. Setelah itu ditaruh di semacam wadah yang bernama cezve (ibrik), ditambahkan air dan kemudian direbus. Metode seduh ini menyebar dengan cepat ke semua lapisan bangsa Turki, meski sebelumnya hanya bisa dinikmati para elit kekaisaran.

Bangsa Ottoman berusaha untuk menyimpan biji kopi untuk mereka konsumsi sendiri. Tetapi kemudian diselundupkan ke luar dan sampai di Eropa. Setelah kolonial menyebar, dimana bangsa Eropa menjajah Afrika atau Asia. Dimulailah ketenaran kopi pada abad ke-18, meski pada awalnya hanya bisa dinikmati orang-orang kaya.

Seiring berjalannya waktu kopi menjadi produk minuman yang digemari banyak orang. Dan manual brew masih menjadi idola, tidak hanya di coffee shop, juga di kalangan para home brewer.

Baca juga : Perbedaan Coffee Shop Slow Bar & Coffee Shop Fast Bar

Drip, Immersion dan Pour Over

Secara garis besar ada 3 metode dalam seduh manual, drip (tetes), immersion (rendam) dan pour over (tuang). Ketiga metode seduh tersebut tentu memiliki alatnya masing-masing dengan keunikannya tersendiri. 

Metode manual brew pertama yang menjadi populer setelah cezve adalah metode drip. Metode ini pertama kali dikembangkan di Prancis selama abad ke-19 dan menggunakan wadah yang ditempatkan di antara dua ruang pot. Kopi ditempatkan di wadah dan air panas ditambahkan ke ruang atas, yang kemudian mulai ‘menetes’ melalui bubuk kopi ke ruang bawah.

Abad ke-19 membawa penemuan hebat lainnya, filter kertas. Dikembangkan oleh Amalie Auguste Melitta Bentz untuk meningkatkan rasa kopinya dan menyaring bubuk kopi, khususnya minyak dalam kopi. Pada 1930-an, filter Melitta memiliki desain berbentuk kerucut yang diikuti oleh penemuan dripper berbentuk kerucut dengan lubang di bagian bawahnya.

Metode ini kemudian dikenal sebagai pour over (penuangan). Metode penuangan bergantung pada gravitasi, karena air panas dituangkan di atas bubuk kopi dan kemudian ‘menetes’ ke dalam cangkir atau decanter. Beberapa merk pour over dripper yang populer antara lain adalah Hario V60, Chemex, dan Kalita Wave.

Baca juga : Mengenal Lebih Dalam Tentang Apa Itu Pour Over Coffee

Terakhir ada metode immersion (perendaman). Tentu saja sesuai namanya : bubuk kopi direndam sepenuhnya dalam air panas. Kemudian dibiarkan beberapa saat, sehingga air panas akan mengekstrak kopi. Bisa dikatakan alat seduh manual pertama dengan metode immersion adalah cezve.

Penemuan yang membuat metode immersion menjadi populer di seluruh dunia tidak diragukan lagi adalah French Press. Selain itu ada lainnya termasuk Clever Dripper, Siphon (alias pembuat kopi vakum) dan Aeropress.

Banyak dari alat seduh manual ini juga mengandalkan prinsip lain untuk mendapatkan ekstraksi yang maksimal. Aeropress misalnya, selain merendam bubuk kopi dalam air tetapi juga menggunakan tekanan untuk ekstraksi. Clever Dripper merupakan dripper tapi dengan metode immersion, dimana setelah ekstraksi selesai, katup yang ada di bawah bisa dibuka dan hasil ekstraksi menetes. 

Baca juga : 5 Perbedaan Utama Antara Kopi Instan Dan Kopi Bubuk

Alat seduh manual lain yang menggunakan tekanan untuk mengekstrak kopi adalah moka pot yang juga dikenal sebagai perkolator. Saat menggunakan moka pot, tekanan memungkinkan air panas di ruang bawah menembus lapisan kopi untuk mengekstraksi dan mencapai ruang atas.

Ada beberapa opsi bukan untuk menyeduh kopi secara manual?

Namun perbedaan antara metode ini tidak hanya mengacu pada desainnya, tetapi juga pada hasil ekstraksi. Mengetahui tips dan trik tentang metode yang digunakan untuk menyeduh, dapat membantu menemukan cita rasa kopi seperti apa yang diinginkan.

Baca juga : Ukuran Gilingan Kopi (Grind Size) Dan Metode Seduhnya

Selain itu setiap alat seduh manual memiliki pendekatan yang berbeda. French Press dan Aeropress misalnya, keduanya menggunakan metode immersion. Tetapi memiliki fitur yang berbeda, berujung pada cita rasa kopi yang dihasilkan pun berbeda meski menggunakan jenis biji kopi yang sama.

Untuk hasil ekstraksi, metode immersion umumnya akan memberikan cita rasa kopi yang mouthfull dan tebal, sedangkan pour over akan menghasilkan rasa yang clean dan ringan. Namun, ada banyak variabel yang dapat diubah saat menyeduh yang akan mempengaruhi hasil ekstraksi, apapun metode yang digunakan.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Continue Reading