Beberapa Fakta-Fakta Yang Menarik Tentang Kopi Luwak June 4, 2022 – Posted in: Kopipedia
Kopi luwak (luwak kopi) atau yang dalam bahasa Inggris disebut Civet coffee. Salah satu jenis olahan kopi yang masih menjadi perdebatan sampai saat ini. Tidak main-main, kopi ini bisa dibilang merupakan salah satu kopi termahal di dunia.
Ya, kopi yang diproses dari kotoran hewan Musang Luwak ini mempunyai cerita dan faktanya tersendiri. Di artikel ini kami akan coba ulas sesuai bahasa kami.
Kopipedia Indonesia
Bergabunglah dengan Facebook Group kami sekarang dan dapatkan informasi terbaru tentang dunia kopi!
Baca juga : Sejarah Masuknya Kopi Di Indonesia Yang Kamu Wajib Tahu
Apa Itu Kopi Luwak?
Secara harafiah kopi luwak berarti biji kopi yang sudah matang (berwarna merah) dimakan oleh jenis hewan Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus). Kemudian karena ketidakmampuan hewan ini untuk mencernanya. Biji kopi tersebut keluar bersama kotoran Luwak tersebut.
Jika dalam pengolahan kopi, bisa dikatakan Luwak membantu proses pasca panen biji kopi di dalam perut mereka. Setelah keluar bersama kotoran, biji kopi tersebut dikumpulkan, kemudian dicuci, dikeringkan, lalu melalui proses roasting, dan bisa dinikmati.
Jenis kopi yang diolah tentu tergantung yang dimakan oleh Luwak tersebut, bisa jenis robusta atau juga arabika. Tentu kebanyakan orang akan lebih memilih untuk menikmati kopi luwak arabika.
Selain arabika dan robusta, kopi Luwak dibedakan lagi menjadi dua, yaitu kopi Luwak liar dan kopi Luwak yang sengaja diberi makan hanya biji kopi (tangkaran Luwak). padahal Musang Luwak ini merupakan omnivora, yang akan memakan apa saja ketika mereka berkeliaran di malam hari (nocturnal).
Baca juga : Mengenal Asosiasi Specialty Coffee Di Dalam Dan Luar Negeri
Mengapa Orang Minum Kopi Luwak?
Menurut cerita, pertama kali orang yang meminum kopi luwak adalah para pekerja di perkebunan kopi (jaman kolonial). Mereka tidak diperbolehkan membuat kopi dari hasil proses perkebunan kopi tersebut. Oleh karena itu mereka mengumpulkan biji kopi dari kotoran Luwak, dan memprosesnya untuk dijadikan secangkir kopi.
Mereka sungguh menikmati hasil seduhan tersebut. Sampai kemudian cerita ini menyebar dan kopi Luwak menjadi terkenal seperti sekarang.
Untuk saat ini orang mengkonsumsi kopi Luwak mungkin karena dari prosesnya yang cukup unik, jika tidak bisa dikatakan aneh. Siapa orang yang mau mengkonsumsi kotoran, kasarnya seperti itu. Kemudian mencoba mencicipinya dan ternyata malah cocok dengan selera mereka.
Baca juga : Mengenal Beragam Varietas Kopi Yang Populer Di Dunia
Harga Kopi Luwak
Melalui proses dimana tidak semua orang mau melakukannya (mengumpulkan kotoran Luwak). Tentu menjadi salah satu alasan kenapa harga kopi ini mahal. Harga kopi Luwak yang kalian beli tentu tergantung beberapa hal.
Apakah Luwak liar atau tangkar, kemudian jenisnya arabika atau robusta dan juga tingkat penawaran dan permintaan di tempat kalian tinggal. Tentu harga kopi Luwak liar akan lebih mahal daripada kopi Luwak yang ditangkar.
Hal ini dikarenakan Luwak liar lebih tepat instingnya untuk memilih kopi yang benar-benar matang dan ada sumber makanan lain. Tetapi kalau kopi luwak tangkar, mereka hanya diberi makan biji kopi, entah sudah matang sempurna atau belum akan dimakan.
Di Indonesia untuk satu cangkir kopi luwak bisa dibanderol Rp 100.000,- sampai Rp 300.000,-. Sementara dalam bentuk biji/bubuk mulai dari Rp 85.000,- sampai Rp 180.000,- per 100 gram, atau hampir 1 juta dan lebih untuk per kilogramnya, mahal bukan ?
Baca juga : Inilah Tren Bisnis Dan Usaha Kopi Di Tahun 2022
Rasa Kopi Luwak
Yang cukup mengejutkan pada kopi Luwak adalah rasanya. Meski dibanderol dengan harga mahal, ternyata menurut para ahli rasanya tidak lebih spesial dari specialty coffee. Dan jika dilakukan cupping, kopi Luwak malah mendapat skor yang cukup rendah.
Hal ini dikarenakan proses pencernaan dalam perut Luwak akan mengurangi acidity di biji kopi yang dimakan oleh Luwak. Padahal acidity inilah salah satu yang dicari dalam cita rasa kopi (acidity yang pas).
Karena proses pencernaan ini pula, kadar kafein dalam kopi luwak menjadi lebih rendah daripada kopi biasa. Segi positifnya jika mengkonsumsinya, bagi beberapa orang tidak akan membuat jantung berdebar.
Baca juga : 5 Perbedaan Utama Antara Kopi Instan Dan Kopi Bubuk
Pro dan Kontra Kopi Luwak
Secara detail National Geographic pernah membuat artikel yang membahas Luwak yang diperlakukan di perkebunan kopi dengan tidak layak dalam industri kopi termahal ini.
Pisau bermata dua, di satu sisi dengan permintaan kopi Luwak yang cukup tinggi jika hanya mengumpulkan kopi dari Luwak liar, permintaan tersebut tentu tidak akan terpenuhi. Salah satu solusinya akhirnya lewat kopi Luwak yang ditangkar. Yang berdampak meningkatnya perekonomian para penggiat kopi Luwak.
Sementara, kehidupan Luwak yang ditangkar ini sangat tidak diperhatikan. Untuk hidup sehat dan baik seekor Luwak memerlukan area seluas 17 kilometer persegi, sangat luas bukan.
Selain itu yang cukup mencengangkan, secara visual tidak bisa dibedakan mana kopi Luwak liar dan mana kopi hasil Luwak tangkar. Sehingga juga banyak ditemukan kasus, kopi Luwak yang sebenarnya hasil tangkar kemudian dilabel-i kopi Luwak Liar, cukup menyesatkan.
Cara paling tepat untuk mengetahui kopi Luwak liar atau bukan hanya dengan menyeduh dan mencicipinya. Menurut ahli rasa kopi Luwak liar lebih rich daripada kopi Luwak tangkar.
Baca juga : Mengenal Lebih Dalam Kopi Tubruk, Sajian Kopi Khas Indonesia
Jadi sudah pernah mencicipi kopi Luwak ? Luwak liar atau tangkar ? Apakah rasanya seperti yang diharapkan ? Atau masih penasaran dan menunggu waktu yang tepat untuk mencicipinya. Boleh juga berbagi pengalamannya di kolom komentar menikmati kopi Luwak.
Jangan lupa, selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.