Mengenal Sejarah Tentang Alat Penggiling Kopi

Grinder (penggiling) kopi ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang. Bisa dikatakan hampir bersamaan ketika orang-orang mulai menikmati biji kopi menjadi minuman. Berbicara tentang penggiling kopi pertama, masuk akal untuk berbicara tentang asal usul kopi.

Bisa dilihat melalui peta dunia di bawah ini, dimana menunjukkan persebaran dua jenis biji utama kopi, Robusta (merah) dan Arabika (hijau). Peta ini pada dasarnya adalah interpretasi kreatif dari Coffee Belt, yang menunjukkan di mana sebagian besar kopi saat ini ditanam.

Baca juga : Mengenal Beragam Varietas Kopi Yang Populer Di Dunia

Sejarah Penggiling dan Asal Usul Kopi

Sejak zaman orang Ethiopia kuno, pada tahun 800 M, orang telah menggiling biji kopi menjadi bubuk yang halus untuk dijadikan minuman hitam yang nikmat ini. Orang Ethiopia memiliki hubungan yang sangat panjang dan intim dengan kopi. Seperti pengalaman religius tersendiri, dan mereka juga tahu banyak cara untuk menyiapkannya.

Mereka bahkan menggunakan bagian dari tanaman kopi yang tidak terpikirkan oleh kebanyakan orang. Sampai hari ini, orang Ethiopia memperlakukan kopi mereka dengan sangat serius, bahkan mengadakan upacara yang didedikasikan untuk kopi. Mulai dari proses roasting sampai disajikan menjadikan minuman hitam yang nikmat. 

Tidak mengherankan memang, karena tanah mereka adalah tempat kelahiran tanaman tersebut, dan terus menghasilkan kopi nikmat yang dikirim ke seluruh dunia untuk kesenangan kita. Selain itu juga ada legenda Kaldi Sang Penggembala Kambing yang juga pernah kami bahas.

Ternyata, pada zaman dahulu kala, kopi diperlakukan lebih seperti makanan daripada minuman nikmat seperti sekarang ini. Orang Ethiopia kuno akan menghancurkan cherry segar, lalu membungkusnya dengan lemak, untuk membuatnya menjadi sesuatu yang bisa dimakan. Saat ini mungkin semacam snack kecil penambah energi. 

Jadi, mulai kapankah penggiling kopi muncul? Kembali ke masa di Ethiopia (sekitar 800 M), ketika kopi mulai menemukan sejumlah kegunaan (selain sebagai minuman), lesung dan alu bisa dikatakan merupakan penggiling kopi pertama.

Baca juga : Ukuran Gilingan Kopi (Grind Size) Dan Metode Seduhnya

Tidak lama setelah kopi ditemukan sebagai sesuatu yang dapat kita konsumsi dalam berbagai bentuk, manusia mulai bereksperimen dengannya. Bagian dari eksperimen itu adalah menggiling cherry kopi tersebut, entah itu sudah disangrai atau belum. Yang menarik hingga saat ini, biji kopi masih dihaluskan dengan menggunakan lesung dan alu di beberapa daerah.

Orang Yunani kemudian mengembangkan konsep penggiling sekitar tahun 1350 SM. Istilah penggiling disini digunakan untuk menggambarkan mesin untuk menghancurkan suatu benda untuk membentuk bubuk halus.

Baca juga : Mengenal Beberapa Budaya Ngopi Negara-Negara Di Dunia

Orang Turki atau Persia menemukan penggiling rempah pertama pada abad kelima belas. Kopi sangat dihormati oleh orang Turki, sama seperti orang Ethiopia. Mereka minum kopi setiap hari di kehidupan sehari-hari mereka, bahkan sampai ke upacara pernikahan mereka. 

Pada tahun 1665, seorang pria bernama Nicholas Book mengaku menjual satu-satunya penggilingan kopi yang dirancang khusus untuk menggiling kopi. Ungkapan itu digunakan pada tahun 1722 oleh Humphrey Broadbent, yang menggambarkannya sebagai pecinta kopi dari London

Pada tahun 1828, paten pertama untuk penggiling kopi dikeluarkan di Amerika Serikat. Charles Parker dari Connecticut dipekerjakan untuk melakukan perbaikan pada desain. Pada tahun 1870, paten untuk Champion#1 diberikan.

Penggiling Kopi Modern Pertama

Siapa yang menemukan penggiling kopi? Meskipun kopi telah ada setidaknya selama 850 tahun, cara penyajiannya telah berubah secara dramatis selama berabad-abad. Penggiling kopi telah digunakan selama berabad-abad, tetapi dikembangkan pada abad ke-17 oleh Nicholas Book.

Nicholas Book lahir di London dan tinggal di sana selama beberapa tahun selama abad ke-17. Bahkan pabrik kopi pertama dibangun pada awal 1800-an semata-mata untuk tujuan menggiling biji kopi. Seorang Prancis bernama Jean-Pierre Peugeot juga menjadi terkenal di negara itu karena penemuan penggiling kopi buatannya. Tidak lama kemudian mereka membuat penggilingan dan tentu saja penggiling kopi pertama mereka.

Baca juga : Mengenal Sejarah Dan Cara Kerja Alat Seduh Kopi French Press

Selain itu Thomas Bruff dari Maryland, dokter gigi Thomas Jefferson, adalah orang pertama yang mendapatkan hak paten untuk penggiling kopi pada tahun 1798. Alatnya tersebut dapat memotong biji menggunakan logam dengan gigi kasar dan halus. 

Baca juga : Mengenal Sejarah Singkat Metode Seduh Manual Brewing

Penggilingan kopi yang dirancang khusus untuk kopi adalah salah satu penemuan paling awal. Pada tahun 1903 Hobart memproduksi dan menjual penggiling kopi elektrik, bisa dikatakan yang pertama dari jenisnya.

Baca juga : Mengenal Sejarah Dan Komponen Dari Mesin Espresso

Menarik bukan sejarah penggiling kopi di atas. Semoga artikel singkat ini menambah preferensi sejarah dunia kopi kalian, terutama mengenai grinder kopi. Dimana beberapa waktu lalu kami sudah membahas mengenai macam-macam grinder kopi. Silahkan berbagi di kolom komentar, jika mungkin ada sejarah penemuan grinder kopi yang terlewat.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Continue Reading

Pilih Biji Kopi atau Kopi Bubuk? Inilah Perbedaannya

Lebih Memilih Biji Kopi Atau Kopi Bubuk?

Menikmati kopi di pagi hari memang menyenangkan, seperti ada penambah semangat setelah menyeruput si hitam. Beruntung bagi kalian yang tinggal dekat dengan kedai kopi dan sudah buka di pagi hari, bisa mampir sejenak. Bagaimana jika tidak ada? Salah satu solusinya tentu mencoba menyeduh sendiri di rumah.

Dengan menyeduh sendiri di rumah, mau tidak mau harus menyediakan kopi. Kopi tersebut mungkin masih dalam bentuk biji atau sudah digiling. Apakah sama antara menyeduh kopi dari biji dengan kopi yang sudah digiling? Bagaimana hasil seduhannya?

Di artikel ini, kami akan ulas secara singkat mengenai biji kopi dan kopi bubuk.

Baca juga : Mengenal Sejarah Singkat Metode Seduh Manual Brewing

Biji Kopi Dan Kopi Bubuk

Jika mungkin sedang pergi ke supermarket atau swalayan terdekat, kalian akan melihat berbagai macam kopi di rak. Oleh karena itu, sebelum kita membahas jenis kopi apa yang harus dipilih, mari kita lihat perbedaan keduanya.

Kopi bubuk sangat populer karena sangat mudah didapatkan . Terbuat dari biji kopi utuh, kopi bubuk kemudian dihaluskan, dikemas, dan dipasarkan. Jika beberapa dari kalian lebih memilih kopi bubuk karena kemudahannya, beberapa penikmat kopi lebih memilih biji kopi utuh untuk pengalaman menikmati kopi yang lebih baik.

Baca juga : Mengenal Perbedaan Kopi Single Origin Dan House Blend

Biji kopi utuh dipasarkan secara utuh dan proses menggiling biji tersebut diserahkan sepenuhnya pada pembeli. Umumnya, biji kopi utuh digiling beberapa saat sebelum diseduh agar rasa kopi yang keluar lebih kompleks dan segar dibandingkan dengan kopi bubuk.

Kopi, baik itu biji utuh atau bubuk disimpan dalam kantong atau wadah kedap udara setelah dipanggang untuk menjaga kesegarannya. Kopi bubuk, dibandingkan dengan biji utuh, tentu akan lebih cepat kehilangan kesegarannya karena luas permukaan yang terpapar udara meningkat setelah digiling.

Oleh karena itu kopi bubuk yang sudah dibeli harus disimpan dalam wadah kedap udara. serta harus digunakan dalam waktu 1 atau 2 minggu untuk menjaga kesegaran optimal di setiap seduhan. Jika jangka waktu ini terlalu singkat untuk menghabiskan kopi, memilih kopi biji utuh adalah pilihan yang lebih baik dan lebih hemat biaya.

Mana Yang Lebih Murah

Hal yang perlu dipertimbangkan adalah berapa banyak yang ingin kalian habiskan untuk mendapatkan kenikmatan secangkir kopi. Jika ada keterbatasan, memilih kopi bubuk sangat relevan karena relatif lebih murah. Karena kopi bubuk tidak memerlukan peralatan khusus atau bahkan keahlian untuk menyiapkannya. 

Yang utama kalian harus memiliki penggiling kopi, ya walaupun harganya beragam dan bisa disesuaikan dengan budget kalian. Tetap saja hal tersebut merupakan pengeluaran. Selain itu, dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan untuk menghasilkan ukuran gilingan yang tepat.

Baca juga : Mengenal Tentang Grinder Kopi Dan Mata Pisaunya

Bukan tidak mungkin juga, karena sudah memiliki penggiling kopi menjadi penasaran dengan metode seduh yang berbeda. Di mana metode seduh tersebut tentu memerlukan alat-alat yang berbeda pula, dan harganya juga variatif. Jadi bisa dikatakan memilih biji kopi lebih mahal daripada kopi bubuk. Dimana tentu saja karena  penggiling kopi membutuhkan biaya untuk membelinya.

Jadi Mana Yang Lebih Baik?

Tujuan menggiling kopi dari biji utuh adalah untuk mendapatkan apa yang tersimpan di dalam biji kopi tersebut. Menggiling kopi sendiri memberi pengalaman rasa baru yang tidak didapatkan dari menikmati kopi bubuk. Penggilingan yang tepat dengan metode seduhnya memungkinkan untuk mengekstrak senyawa larut dalam biji kopi secara efektif sehingga akan mendapatkan cita rasa dan aroma yang berbeda di setiap cangkir yang diseduh.

Singkatnya, menggiling kopi sendiri dari biji utuh memungkinkan untuk membuat kopi yang segar setiap saat. Selain itu, memiliki kebebasan untuk menggunakan berbagai metode seduh dan menikmati rasa kopi yang berbeda di rumah dan kapan pun kalian suka. Tetapi di sisi lain, memilih biji kopi utuh sedikit kurang nyaman karena biji harus digiling setiap kali ingin menikmati kopi.

Baca juga : Ukuran Gilingan Kopi (Grind Size) Dan Metode Seduhnya

Ada begitu banyak hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih antara biji utuh atau kopi bubuk. Masalahnya, baik biji kopi utuh maupun kopi bubuk memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mengajukan pertanyaan yang tepat dapat membantu untuk menentukan jenis kopi mana yang paling sesuai dengan gaya hidup dan selera masing-masing.

Apakah lebih suka kopi disajikan dengan cepat dan cita rasa yang itu saja? Atau apakah lebih suka minum kopi dengan rasa yang luar biasa dan senang bereksperimen dengan seduhan kopinya? Pilihannya kembali kepada kalian untuk menikmati seduhan kopi dari biji utuh atau bubuk.

Semoga artikel ini menambah preferensi tentang berbagai pertimbangan yang diperlukan untuk membantu memilih kopi yang tepat untuk dinikmati. Silahkan berbagi di kolom komentar, apakah lebih memilih biji kopi utuh atau kopi bubuk, atau keduanya bisa kalian nikmati.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Continue Reading

Pengaruh Ketinggian Tempat Tumbuh Terhadap Cita Rasa Kopi

Ketika kalian membeli kopi di kedai favorit kalian, terutama jika ingin menikmati single origin. Ada kalanya barista yang melayani akan menjelaskan secara rinci dari mana biji kopi tersebut berasal, varietas nya apa, bagaimana proses pasca panennya, juga kadang ditanam di ketinggian berapa kopi tersebut.

Ya, ketinggian tanaman kopi juga sering dicantumkan di label ketika kalian membeli biji kopi, entah offline atau lewat merchant online. Kenapa dicantumkan di label ? sama pentingkah dengan varietas, atau proses pasca panen ?

Nah, pada artikel kali ini, kami akan membahas secara singkat pengaruh ketinggian pada cita rasa kopi.

Baca juga : Mengenal Perbedaan Kopi Single Origin Dan House Blend

Ketinggian Ideal Untuk Menanam Kopi

Kondisi geografis sangat berpengaruh terhadap cita rasa kopi dimana kopi tersebut ditanam. Sebagian besar tanaman kopi tersebar di daerah tropis, tetapi ketinggian di mana kopi ditanam sangat berpengaruh pada cita rasa yang dihasilkan nanti. 

Deretan pegunungan dimana kebanyakan kopi tersebut ditanam tersebar di daerah sekitar 30° ke utara khatulistiwa dan juga 30° ke selatan. Daerah-daerah tersebut bisa dikatakan penghasil kopi arabika yang sudah cukup dikenal. Mulai dari daerah Amerika Tengah dan Selatan, Asia Selatan, kepulauan Pasifik dan juga Afrika bagian tengah hingga Selatan.

Baca juga : Mengenal Beragam Varietas Kopi Yang Populer Di Dunia

Beberapa negara di daerah tersebut tentu saja memiliki kualitas kopi yang sangat baik. Seperti Brazil dan Colombia di Amerika, Ethiopia di Afrika, kemudian Vietnam dan Indonesia di Asia, dll.

Ketinggian antara 900-1.500 mdpl (meter di atas permukaan laut) merupakan ketinggian ideal pohon kopi arabika untuk tumbuh dan berbuah. Dengan suhu rata-rata 16-21°C sepanjang tahun, curah hujan sedang kira-kira 2000 mm dan sinar matahari yang cukup.

Ketinggian Dan Cita Rasa Kopi

Di daerah pegunungan dimana suhu pegunungan akan lebih dingin. Hal ini berdampak pada siklus pertumbuhan yang lebih lambat untuk pohon kopi dan memperpanjang perkembangan biji. Proses pematangan yang lebih lama ini memberi biji kopi gula yang lebih kompleks, menghasilkan rasa yang lebih dalam dan lebih menarik. Selain itu jumlah air dalam buah yang relatif sedikit menghasilkan konsentrasi cita rasa yang lebih menonjol. 

Nilai tambah lain tanah di mana kopi arabika tumbuh sangat subur dan seringkali vulkanik. Tanah yang kaya mineral ini membantu menghasilkan biji kopi yang keras dan padat, dimana sangat berharga karena potensinya untuk memberikan cita rasa yang luar biasa.

Baca juga : Mengenal Apa Itu Flavor Wheel Atau Roda Rasa Kopi

Hal ini berbanding terbalik dengan kopi robusta, dimana lebih tahan terhadap hama dan juga penyakit karat daun. Selain itu juga lebih “menggemari” suhu panas sehingga butuh sinar matahari yang melimpah. Oleh karena itu kopi robusta akan tumbuh dengan baik di ketinggian 400-700 mdpl.

Untuk cita rasa akan terasa lebih pahit, beberapa bahkan menggambarkannya seperti karet dan earthy. Oleh karena itu, kopi robusta biasanya digunakan sebagai campuran kopi house blend, atau untuk espresso based, atau bahkan sebagai bahan baku kopi instan.

Baca juga : 4 Jenis Tanaman Kopi Di Indonesia Dan Perbedaannya

900-1.200 mdpl : Ketinggian Sedang

Kopi yang tumbuh di ketinggian antara 900 dan 1.200 mdpl akan memiliki cita rasa manis, soft, dan sedikit lebih asam daripada kopi di dataran rendah. Selain itu juga akan ada rasa kacang-kacangan. Daerah yang menanam kopi di ketinggian sedang ini antara lain Santos, India, dan Brasil.

1.200-1.500 mdpl : Ketinggian Tinggi

Di ketinggian 1.500 mdpl akan ada cita rasa jeruk, vanila, dan coklat atau kakao yang lebih menonjol. Kopi dengan ketinggian ini diantaranya bisa ditemukan di Kosta Rika, Indonesia, Flores, dan Meksiko.

Di Atas 1.500 mdpl : Ketinggian Sangat Tinggi

Kopi yang tumbuh di atas 1.500 mdpl akan memiliki rasa lebih asam dan kompleks serta menghasilkan kopi dengan  taste notes bunga, buah, rempah, dan anggur. Contohnya kopi yang berasal dari Ethiopia, Kolombia, dan Guatemala. Papua Nugini, Kenya, Peru, Yaman, dan Sulawesi juga menghasilkan biji kopi di ketinggian ini.

Pengecualian ketinggian untuk kopi arabika bisa ditemukan di daerah Hawaii. Kopi tersebut dikenal dengan nama Hawaiian Kona, ditanam dan dikembangkan di daerah yang tidak terlalu tinggi bernama Kona Coffee Belt, yaitu di ketinggian 180-980 mdpl. Hal ini terjadi karena kondisi geografis unik yang dimiliki Hawaii.

Baca juga : Daerah-Daerah Penghasil Kopi Arabika Terbaik Di Indonesia

Jadi, meskipun ketinggian merupakan indikasi yang baik untuk kopi berkualitas tinggi, dan tentunya layak untuk dinikmati, tetapi semua itu bukan jaminan. Banyak faktor lain yang akan berpengaruh pada proses penanaman kopi.

Selain itu, tentu saja membutuhkan skill pertanian yang terampil dan penuh perhatian, pemanenan yang efisien, pemrosesan pasca panen yang tepat, pemanggangan, dan terakhir tentu saja ketika diseduh. Inilah mengapa kopi begitu istimewa : karena semua orang dari hulu ke hilir saling berkaitan hingga bisa menghasilkan secangkir kopi yang nikmat.

Semoga artikel ini bisa menjadi tambahan referensi ketika hendak memilih kopi yang ingin dinikmati. Silahkan berbagi di kolom komentar, terutama soal cita rasa yang didapat berdasar ketinggian kopi tersebut ditanam.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Continue Reading