Sedikit Mengenal Tentang Apa Itu Specialty Coffee

Bagi para penggiat kopi istilah specialty coffee (kopi spesial) mungkin bukan merupakan hal yang baru, malah merupakan hal yang dicari dari biji kopi itu sendiri. Tetapi bagi rekan-rekan yang mulai tertarik dengan kopi, dan menikmati setiap teguknya, pasti bertanya-tanya apa itu specialty coffee.

Menurut Wikipedia specialty coffee merupakan istilah untuk menyebut kopi dengan kualitas terbaik, biasanya berkaitan dengan seluruh rantai pasokan dengan menggunakan kopi single origin atau dari satu perkebunan.

Baca juga: Beragam Varietas Kopi yang Populer di Dunia

Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1974 oleh Erna Knutsen dalam terbitan Tea & Coffee Trade Journal. Knutsen menggunakan specialty coffee untuk mendeskripsikan biji kopi dengan rasa terbaik yang diproduksi di iklim mikro khusus.

Proses specialty coffee dimulai ketika pohon kopi ditanam dan dirawat dengan baik sampai  bisa kita nikmati di secangkir kopi. Proses tersebut tentu melibatkan banyak orang, dari petani sampai barista, dengan menjaga standarisasi yang sudah ditentukan. Sederhananya specialty coffee merupakan satu kesatuan industri kopi dari hulu ke hilir dengan standarisasi yang sudah ditentukan.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Kopi Lanang Atau Peaberry

Coba perhatikan ketika kita membeli roasted coffee beans, entah di marketplace ataupun di coffee shop. Kita pasti menemukan biji kopi dengan embel-embel specialty. Yang cukup mengejutkan adalah, margin harga biji kopi specialty cukup lumayan jika dibanding dengan biji kopi ‘biasa’. Hal ini membuat kebanyakan orang menyimpulkan biji kopi specialty ini kopi mahal.

Dalam persebarannya, industri specialty coffee masih sangat sedikit. Mungkin hanya sekitar 10% dari industri kopi di seluruh dunia, dan hanya memakai jenis kopi arabika. Proses, standarisasi dan produksi yang belum begitu banyak inilah yang menjadikan specialty coffee ‘lebih mahal’ dibanding ‘kopi biasa’.

Baca juga: Jenis-jenis Tanaman Kopi dan Perbedaannya

Score Specialty Coffee

Istilah Specialty coffee perlu dibedakan dengan kopi gourmet atau premium. Kata-kata tersebut merupakan istilah pemasaran yang tidak memiliki standar baku untuk rasa dan kualitas kopi itu sendiri.

Menurut definisi SCA (Specialty Coffee Association), specialty coffee “mengacu pada biji kopi hijau kualitas tertinggi yang dipanggang hingga potensi rasa terbesarnya keluar, dan kemudian diseduh dengan benar sesuai standar yang dikembangkan SCA.”

Baca juga: Mengenal Asosiasi Specialty Coffee di Dalam dan Luar Negeri

Standar specialty coffee bernilai 80 atau lebih pada skala 100 poin dianggap “spesial”. Kopi spesial tumbuh di iklim istimewa dan ideal, serta berbeda karena rasanya yang lengkap dan memiliki sedikit kecacatan atau bahkan tidak ada sama sekali. Rasa yang unik ini adalah hasil dari karakteristik dan komposisi tanah tempat kopi-kopi tersebut ditanam.

Metode penilaian ini digunakan hingga sekarang. Untuk mencapai skor specialty tanaman kopi sangat diperhatikan dengan teliti cara perawatan, cara panen, hingga di distribusikan ke banyak tempat. Sebabnya, banyak negara produsen kopi yang fokus meningkatkan kualitas untuk mengejar skor tinggi.

Baca juga: Mengenal Proses-proses Pengolahan Pasca Panen Kopi

Grading Specialty Coffee

Penilaian biji kopi agar dapat memiliki predikat specialty coffee dimulai dari tahap green beans. Green beans dinilai melalui inspeksi visual dan cupping

Inspeksi visual melibatkan pengambilan sampel 350g green beans dan menghitung biji yang rusak/cacat. Cacat dapat berupa cacat primer (misalnya, green beans berwarna hitam), ataupun cacat sekunder (green beans pecah). Agar biji kopi memenuhi syarat specialty, kopi tersebut harus memiliki nol cacat primer dan kurang dari lima cacat sekunder.

Selanjutnya cupping, dilakukan dengan menggunakan standar protokol dari Specialty Coffee Association (SCA). merupakan proses pemanggangan kopi dan menyeduh hanya dengan air panas. Proses ini mengandalkan keterampilan pencicip untuk memberikan skor pada setiap atribut kopi, seperti fragrance, flavour, sweetness, acidity, body, balance, aftertaste dan overall impression.

Baca juga: Sangrai, Proses Penting dalam Menentukan Cita Rasa Kopi

Semuanya itu kemudian diakumulasikan untuk mendapatkan skor, dengan skor tertinggi 100, dan skor minimal untuk mendapat predikat specialty coffee adalah 80. Hal ini akan berpengaruh terhadap harga jual biji kopi. Semakin tinggi skor suatu biji kopi akan semakin tinggi juga harga jual dari biji kopi tersebut.

Jadi sudah ada gambaran apa itu specialty coffee ? Atau anda memiliki pandangan sendiri apa itu specialty coffee, mungkin bisa dibagikan di kolom komentar. Semoga uraian singkat ini dapat membantu anda dalam memilih kopi-kopi specialty yang sesuai dengan selera anda.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Continue Reading

Nur Wahyudi, Pengelola Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir

Perjalanan terakhir kami di dusun Gertas, Kelurahan Brongkol, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Kali ini kami bertemu dengan mas Nur Wahyudi, yang merupakan pengelola Hillside Cafe. Kita tahu sebelumnya bahwa coffee shop ini merupakan hasil swadaya para pemuda dusun Gertas. Kebetulan mas Wahyudi lah yang bertanggung jawab untuk pengelolaan kedai ini.

Dengan ditemani secangkir kopi kami memulai obrolan dengan beliau, “Mas boleh ceritakan sejarah Hillside Cafe ini?”. “Dulu pertama itu kan kita bikin obyek wisata (Wisata Lereng Kelir), kita juga punya produk kopi. Nah para wisatawan bertanya, ada produk kopi kenapa kok tidak ada cafe sekalian.”

Nur Wahyudi Pengelola Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir Dusun Gertas
Nur Wahyudi Pengelola Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir Dusun Gertas

Sebelum ada Hillside Cafe, kita tahu Dusun Gertas merupakan penghasil kopi, terutama kopi jenis robusta, bahkan salah satu yang terbaik di kabupaten Semarang. Mereka menjualnya dalam bentuk bubuk maupun biji. Hal itulah akhirnya yang mendasari para pemuda di Dusun Gertas ini untuk membuat coffee shop. Apalagi mereka sudah memiliki sumber dayanya, juga tempat yang bisa dikatakan cocok untuk ngopi.

Dengarkan kisah ini di Spotify

Bangunan Hillside Cafe sendiri menempati tanah ketua kelompok, sementara bangunannya dimiliki bersama oleh kelompok. Dari awal pembangunanya, semua dikerjakan bersama oleh para anggota kelompok. Mendayagunakan bahan-bahan yang ada di sekitar, terutama kayu-kayu yang tidak dipakai.

Baca juga: Coffee Shop Hillside Cafe, Sensasi Ngopi di Lereng Pegunungan

Kami tertarik dengan nama Hillside Cafe, kenapa memilih nama itu. Mas Wahyudi bercerita, “Dulu pertamanya, kita itu bukan Hillside Cafe sebenarnya. Dulu kita namai Kedai Lereng Kelir, cuma karena kawasan Lereng Kelir luas, dan mencakup daerah lain nanti dikira tempat lain.”

Oleh karena itu dipilihlah nama Hillside Cafe, yang lokasinya hanya di Dusun Gertas.

Teras Depan Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir Dusun Gertas
Teras Depan Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir Dusun Gertas

Hillside Cafe dirintis sejak tahun 2018. Bisa dikatakan cukup baru memang, dibanding pengolahan kebun kopi dusun Gertas yang diceritakan oleh Mas Wahyudi sudah dari jaman kakek-neneknya. Untuk jam operasional Hillside Cafe mulai dari jam 14.00 WIB – 22.00 WIB, kadang lebih malah. Beliau menambahkan meski cukup dingin, suasananya cocok untuk menikmati kopi di Hillside Cafe.

Baca juga: Kebun Kopi Lereng Kelir, Penghasil Java Coffee atau Java Mocha

Menyikapi perkembangan coffee shop yang begitu menjamur. Sebagai pengelola beliau berujar, “Kalau coffee shop kan emang banyak, tapi kita berperang bukan soal harga, tapi kreativitas dan karakteristik sendiri-sendiri.” Untuk franchise atau buka cabang di lain tempat, Hillside Cafe tidak menutup kemungkinan untuk itu. Dan membuka peluang bagi semuanya yang mau bekerja sama.

Nur Wahyudi, Pengelola Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir

Hillside Cafe memang cukup jauh dari perkotaan, tetapi memiliki suasana khas pedesaan, udara sejuk, tempatnya juga asri. Tentu saja memiliki suka duka dalam perkembangannya memiliki kedai yang jauh dari keramaian. Diceritakan, dukanya adalah kedatangan pengunjung itu tidak pasti, kadang ramai atau sepi. Sukanya adalah ketika musim durian, bakal banyak tamu setiap harinya yang akan mencari buah durian sambil menikmati kopi di Hillside Cafe.

Dusun Gertas selain penghasil kopi robusta, juga penghasil buah Durian (Durian Brongkol) yang sudah cukup terkenal di kalangan para pecinta buah durian.

Baca juga: Khamidin, Petani Kopi Millenial di Kebun Kopi Lereng Kelir Dusun Gertas

Di awal tadi saya diseduhkan kopi dengan proses pasca panen anaerob strawberry. Kami bertanya mengapa memilih buah strawberry, beliau bercerita selain memang sedang trial proses pasca panen tersebut. Juga sedang mencari buah yang memang cocok dengan karakter kopi Hillside Cafe, dan kebetulan saat ini memakai buah strawberry.

Di beberapa sisi tembok Hillside Cafe juga  terpampang beberapa penghargaan seperti sertifikat dan piala. Kami bertanya kepada mas Wahyudi, “Apa dari sini aktif mengikuti event mas ?”, beliau menjawab, “Kita tiap tahun sering mengikuti event dari KKSI (Kompetisi Kopi Spesialti Indonesia). Agar kita tahu bagaimana kualitas biji kopi yang kita olah.” Menurut beliau dalam mengikuti event/lomba itu juga sebagai tolak ukur, bagaimana hasil olahan kopi Hillside Cafe.

Sani dan Nur Wahyudi Pengelola Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir Dusun Gertas
Sani dan Nur Wahyudi Pengelola Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir Dusun Gertas

Kopi yang dijual di Hillside Cafe, selain untuk di kedai juga menyediakan untuk dibawa pulang. Bahkan macamnya banyak, tidak hanya kopi bubuk, juga melayani penjualan green beans dan roasted beans. Distribusinya juga beragam, untuk roasted beans diminati beberapa coffee shop di sekitar Ambarawa dan Salatiga. Sedangkan untuk kopi bubuk diminati beberapa hotel di daerah Bandungan.

Dengan mesin roasting kapasitas 10 kg produksi kopi Hillside Cafe setahun sekitar 2 ton kopi. Alat ini merupakan bantuan dari Puslitkoka Jember, sangat membantu menurut mas Wahyudi untuk mengembangkan pengolahan kopi dusun Gertas.

Di akhir pembicaraan kami bertanya, bagaimana sudut pandang penduduk sekitar dengan adanya Hillside Cafe. Menurut mas Wahyudi, tidak menjadi masalah bagi penduduk sekitar, meskipun kadang ada keramaian karena adanya kedai ini. Karena selain penduduknya ramah, beberapa penduduk yang memiliki kebun kopi juga terbantu dengan adanya kedai ini, sehingga sedikit mengangkat perekonomian mereka.

Perbincangan dengan mas Wahyudi menutup petualangan kami di dusun Gertas, Kelurahan Brongkol, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Banyak hal kami dapatkan di dusun ini, tidak hanya pengetahuan dan saudara baru tapi juga nilai-nilai kehidupan yang mungkin sudah jarang kita temui di kota-kota besar.

Terima kasih mas Wahyudi sudah meluangkan waktunya, semoga selalu sehat dan sukses selalu untuk perkembangn kopi dusun Gertas. 

Salam rahayu.

Peta Jalan Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir
Peta Jalan Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir

Hillside Cafe Lereng Kelir

Gertas, Brongkol, Kec. Jambu, Semarang, Jawa Tengah 50663

Hari Buka: Senin – Minggu
Jam Buka: 14.00 WIB – 22.00 WIB
Kontak: 0857-2716-5681 (Nur Wahyudi)
Facebook: Nur Wahyudi

Continue Reading

Mengenal Asosiasi Specialty Coffee Di Dalam dan Luar Negeri

Industri kopi sudah berkembang sangat luar biasa saat ini. Hal ini bisa kita lihat dengan maraknya segala hal yang berhubungan dengan kopi. Seperti berkembang dan bertambah banyaknya coffee shop, tempat roastery, perkembangan alat-alat seduh kopi juga segala macam tutorial, dan lain sebagainya.

Hal yang sama pun terjadi di berbagai negara lain. Bahkan negara yang bukan penghasil kopi menjadi salah satu pengkonsumsi terbesarnya. Bisa dikatakan industri kopi merupakan salah satu usaha yang menjanjikan. Oleh karena itu perlu ada standarisasi dalam industri kopi yang dimulai dari hulu (petani) ke hilir (coffee shop)

Standarisasi ini dikenal dengan nama specialty coffee. Merupakan istilah untuk menyebut kopi dengan kualitas terbaik, biasanya berkaitan dengan seluruh rantai pasokan dengan menggunakan kopi single origin atau dari satu perkebunan. Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1974 oleh Erna Knutsen dalam terbitan Tea & Coffee Trade Journal. Knutsen menggunakan specialty coffee untuk mendeskripsikan biji kopi dengan rasa terbaik yang diproduksi di iklim mikro khusus.

Baca juga: Apa Itu Specialty Coffee (Kopi Spesial)?

Specialty coffee berkaitan dengan para petani dan penyeduh yang dikenal dengan sebutan the third wave of coffee, terutama di seluruh bagian Amerika Utara. Hal Ini mengacu pada permintaan untuk kopi yang berkualitas luar biasa, baik yang dibudidayakan maupun diseduh dengan standar yang jauh lebih tinggi dari rata-rata.

Nah, di artikel kali ini kita akan membahas secara singkat asosiasi specialty coffee.

Specialty Coffee Association

Merupakan unifikasi dari dua asosiasi specialty coffee terbesar di dunia, yaitu SCAA (Specialty Coffee Association of America) dan SCAE (Specialty Coffee Association of Europe).  Kedua asosiasi tersebut melakukan unifikasi pada bulan Januari tahun 2017.

Sedikit sejarah, Specialty Coffee Association of America (SCAA) didirikan pada tahun 1982 ketika sekelompok profesional kopi berkumpul karena keinginan untuk menciptakan standar bagaimana kopi yang baik itu. Pendiri SCAA adalah Ted Lingle, Phyllis Baldenhofer, Peter McLaughlin, John Randall, dan Donald Schoenholt.

Sedangkan Specialty Coffee Association of Europe (SCAE) didirikan di London pada tanggal 10 Agustus 1998 ketika para perwakilan komunitas dan penggemar kopi berkumpul. Dipimpin oleh Presiden SCAE, Alf Kramer, yang ditunjuk oleh para dewan direksi asosiasi saat itu.

Ide unifikasi kedua asosiasi sudah secara serius dimulai sejak awal tahun 2015 walau sebelumnya sudah banyak dilakukan diskusi informal tentang ide unifikasi.

Juga dilatarbelakangi dengan semakin cerahnya masa depan kopi spesial khususnya di benua Asia dimana masing-masing organisasi saling memperebutkan anggota. Sebuah kondisi yang dinilai tidak sehat hingga mayoritas anggota dari kedua Asosiasi dari 2 benua yang berbeda ini merasa sudah saatnya mereka bekerjasama.

Mereka bisa bersinergi dalam berbagai program seperti penyatuan standard, program pelatihan, Guild (Barista, Roaster), bidang penelitian dan berbagai kegiatan kompetisi lainnya.

Baca juga: Roasting Kopi, Proses Penting Dalam Menentukan Cita Rasa

Diskusi lebih serius di antara kedua organisasi tersebut berlangsung secara terbuka di bulan Juni 2016 yang diikuti dengan berbagai pertemuan selanjutnya. Akhirnya di bulan Januari 2017 dalam sebuah pemungutan suara yang mengesahkan penyatuan kedua asosiasi tersebut yang sekaligus melahirkan organisasi, Specialty Coffee Association (SCA) yang saat itu ketuanya dipercayakan kepada Paul Stack.

Specialty Coffee Association (SCA) adalah asosiasi perdagangan yang dibangun di atas dasar keterbukaan, inklusivitas, dan kekuatan pengetahuan bersama. Tujuan SCA adalah untuk mendorong komunitas kopi global untuk mendukung produksi kopi yang berkelanjutan, adil, dan berkembang dari hulu ke hilir. 

Dari petani kopi hingga barista dan roasters, keanggotaannya tersebar di seluruh dunia, mencakup setiap elemen dari rantai kopi. SCA bertindak sebagai pemersatu dalam industri specialty coffee dan bekerja untuk membuat industri kopi lebih baik dengan meningkatkan standar di seluruh dunia melalui pendekatan kolaboratif dan progresif. SCA memanfaatkan wawasan dan inspirasi bertahun-tahun dari para komunitas specialty coffee.

Asosiasi Kopi Spesial Indonesia

Asosiasi Kopi Spesial Indonesia / Specialty Coffee Association of Indonesia (AKSI / SCAI)  adalah sebuah serikat dagang yang mewadahi para pemangku kepentingan dalam industri kopi di Indonesia, mencakup para petani, pengolah kopi, rumah sangrai (roastery), barista, pedagang, eksportir, kedai kopi (coffee shop), penyedia peralatan kopi, peritel, serta pihak pemerintahan dan swasta.

Organisasi ini didirikan tahun 2007 dan per Desember 2017 memiliki lebih dari 700 anggota aktif. Semboyan dari serikat dagang ini adalah “Keistimewaan dalam keanekaragaman” yang mengangkat kekayaan berbagai jenis kopi di Indonesia, juga mewakili keanekaragaman latar belakang para anggotanya, tetapi bersatu untuk memajukan industri kopi Indonesia.

Baca juga: Jenis Tanaman Kopi di Indonesia dan Perbedaannya

AKSI mempunyai misi meningkatkan mutu (Quality), Jumlah (Quantity) dan Harga Pasar (Market Price) specialty coffee Indonesia. Menjadi forum yang efektif sebagai mediator dan fasilitator bagi semua anggota yang terlibat untuk menghasilkan pendapatan dan kehidupan yang lebih baik. Dan membantu pembelajaran/edukasi di tingkat budidaya, proses, Sertifikasi Uji Citarasa (Q dan R Grader), sertifikasi biji kopi (Q Coffee License) serta pemasaran specialty coffee Indonesia di pasar lokal dan Internasional.

Baca juga: Bermacam Proses Pengolahan Pasca Panen Kopi

Selain asosiasi di atas masih banyak asosiasi specialty coffee yang tersebar di dunia, dan juga asosiasi milik mandiri. Tentunya semua mempunyai tujuan yang sama, agar ada standarisasi dalam rantai produksi kopi dari hulu ke hilir. Dan juga untuk lebih meningkatkan kesejahteraan para penggiat kopi.

Semoga ulasan singkat ini sedikit menambah wawasan anda mengenai asosiasi specialty coffee dan sepak terjangnya. Atau anda bisa bagi di kolom komentar mengenai industri specialty coffee. Oh ya, Selamat Idul Fitri bagi teman-teman yang merayakan, mohon maaf lahir dan batin. 

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Baca juga: Varietas Kopi yang Populer di Dunia

Continue Reading

Hillside Cafe Lereng Kelir, Sensasi Ngopi di Lereng Pegunungan

Meneruskan perjalanan kami di Dusun Gertas. Kali ini kami menyambangi coffee shop yang ada di Lereng Kelir, Dusun Gertas, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Dari jalan raya Semarang Jogja, membutuhkan waktu sekitar 6 menit menggunakan kendaraan bermotor untuk sampai di sini. Coffee shop ini berlokasi di jalan utama dusun Gertas, yang juga merupakan akses ke objek wisata Lereng Kelir. Jadi bisa dibilang akses ke sana cukup mudah.

Kedai Kopi: Hillside Cafe Lereng Kelir, Dsn. Gertas, Kec. Jambu, Kab. Semarang, Jawa Tengah

Siang itu cuaca cukup cerah, kami langsung menuju lokasi. Tidak jauh dari kebun kopi tempat kami berbincang sebelumnya bersama mas Khamidin. Jam operasional Hillside cafe mulai pukul 14.00-22.00 WIB. Meski kami datang 2 jam lebih awal, tidak menjadi masalah, karena kami memang sudah janjian sebelumnya. Sesampainya di lokasi kami disambut oleh mas Wahyudi, yang kebetulan memang dipercaya untuk mengelola coffee shop tersebut.

Baca juga: Khamidin, Petani Kopi Millenial Lereng Kelir Dusun Gertas

Hillside Cafe bukan tempat yang asing bagi kami, bisa dikatakan kami cukup sering berkunjung ke sini. Tidak hanya untuk ngopi, tetapi juga tempat untuk menikmati suasana. Dengan udara yang masih sejuk khas lereng pegunungan dan suguhan pemandangan yang memanjakan mata. Kedai kopi ini bisa menjadi short escape bagi anda yang jenuh dengan hiruk pikuk kota.

Mulai beroperasi tahun 2017, Hillside Cafe merupakan hasil swadaya para pemuda Dusun Gertas. Tidak mengherankan memang, karena memang dusun ini merupakan salah satu penghasil kopi Robusta terbaik yang ada di Kabupaten Semarang. Dimana kebun kopi yang ada di Dusun Gertas sendiri, juga dikelola oleh para petani muda.

Baca juga: Kebun Kopi Lereng Kelir, Perkebunan Kopi Robusta Penghasil Java Mocha

Hasil olahan kopi dari Hillside Cafe juga sudah beberapa kali mengikuti kompetisi kopi specialty skala nasional. Salah satunya yang diselenggarakan oleh AEKI (Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia). Bahkan di tahun 2018 & 2019 masuk peringkat 10 besar nasional, untuk jenis kopi Robusta.

Sani di Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir
Sani (LUDEN) di Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir

Baca juga: Steam & Brew Semarang, Coffee Shop dengan Konsep Minimalis dan Menu Andalan Kopi Spesialti

Bangunan di Hillside Cafe terdiri dari bangunan utama dan gazebo. Untuk bangunan utama,  bangunan tersebut dibagi dan difungsikan sebagai roastery, tempat packing, meja kursi untuk customer, dapur, mini bar dan toilet. Sedangkan gazebo, ada 3 buah yang bisa dipakai oleh para pengunjung semisal datang berkelompok, dengan kapasitas 4-6 orang di tiap gazebo.

Yang unik dari bangunan di Hillside Cafe, kayu untuk ornamen serta bangunan gazebo menggunakan jenis kayu manis. Bentuknya cukup unik, kalau anak sekarang mungkin bilang, aesthetic. Semuanya dibangun dan dikerjakan sendiri oleh para pemuda Dusun Gertas, luar biasa bukan.

Siang itu kebetulan mas Wahyudi menyeduhkan kopi untuk kami dengan proses pasca panen anaerob. Kami baru dengar ada proses pasca panen seperti itu. Mas Wahyudi berujar, “Ada aroma dan sedikit rasa strawberry kopinya”. Ternyata benar, ada aroma harum buah berry ketika kopi digiling. Begitu diseduh manual, aromanya lebih kentara, tidak sabar untuk segera menyeruput. Ketika kami mulai meminumnya, ahh rasa kopinya menyegarkan. Kami bilang ke mas Wahyudi, “Istimewa seduhan kopimu mas”.

Baca juga: Nur Wahyudi, Pengelola Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir

Selain seduh manual, Hillside Cafe juga memiliki mesin espresso. Jadi semisal anda ingin menikmati kopi espresso based, seperti cappuccino, latte, dll, di sini juga tersedia. Semisal anda ingin menyeduh kopi sendiri di rumah, bisa juga beli di sini, baik dalam bentuk biji maupun bubuk.

Bagi anda yang memang tidak bisa mengkonsumsi kopi, Hillside Cafe juga menyediakan varian minuman lain. Untuk menu snack dan makanan ada beberapa opsi yang bisa anda pilih. Tapi menurut kami snack yang menurut kami juara adalah nugget durian. Masih ingat bukan pohon durian jadi tanaman tumpang sari di kebun kopi Lereng Kelir. Jadi ketika musim durian, bisa dipastikan Hillside Cafe akan ramai oleh para penggemar kopi dan durian.
Hillside Cafe bisa menjadi pilihan bagi anda, tidak hanya untuk menikmati kopi. Tapi juga ambience khas pedesaan, dengan udara yang masih sejuk, serta disuguhi pemandangan daerah Ambarawa dan sekitarnya. Kalau anda beruntung, anda juga bisa mencium aroma kopi ketika masih disangrai. Sungguh memanjakan bagi kami para penikmat kopi. Salam rahayu.

Baca juga: Sensasi Ngopi di Peternakan Kuda Suharno Horse Stable

Peta Jalan Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir
Peta Jalan Kedai Kopi Hillside Cafe Lereng Kelir

Hillside Cafe Lereng Kelir

Gertas, Brongkol, Kec. Jambu, Semarang, Jawa Tengah 50663

Hari Buka: Senin – Minggu
Jam Buka: 14.00 WIB – 22.00 WIB
Kontak: 0857-2716-5681 (Nur Wahyudi)
Instagram: @hillside_cafe

Continue Reading

Roasting Kopi: Proses Penting Dalam Menentukan Cita Rasa

Sebelum anda bisa menikmati secangkir kopi, mungkin kita sudah tahu bahwa kopi melalui beberapa proses. Dan proses akhir yang menentukan cita rasa kopi adalah menyangrai (roasting) kopi. Jadi green bean yang kadar airnya sudah sesuai, yaitu maksimal 12% akan melalui proses ini sebelum bisa kita nikmati. 

Proses roasting bisa diartikan pemanggangan atau penyangraian bіjі kopi yang masih mentah (green beans) sampai tingkat kematangan sesuai yang diinginkan. Bisa dikatakan pada tahap inilah notes, flavor, aftertaste dan rasa-rasa ajaib pada kopi dipengaruhi.

Baca juga: Proses Pengolahan Pasca Panen Kopi

Ada persentase menarik mengenai cita rasa kopi yang kita nikmati. Petani kopi memiliki peran sebesar 60%, kemudian 30% dari seorang roaster atau penyangrai kopi. Dan sisanya adalah barista, kalau kita menyeduh sendiri, berarti ada pada kita sisa persentasenya. Nah, di kopipedia kali ini kita akan membahas secara singkat angka 30% tadi yaitu tentang proses roasting kopi.

Roasting Kopi Tradisional

Jaman dahulu tiap keluarga di pedesaan mungkin memiliki tanaman kopi sendiri di kebunnya. Hal ini mendorong mereka untuk mengolah kopi secara sederhana, dan proses sangrai pun dilakukan sendiri di rumah.

Baca juga: Kesalahan Yang Sering Terjadi Saat Menyeduh Kopi

Alat yang digunakan seadanya, seperti wajan dari gerabah maupun besi baja. Proses roasting ini menggunakan kayu untuk pembakarannya. Untuk membolak-balik kopi yang disangrai, mereka hanya menggunakan sotil. Kopi yang dihasilkan roasting rumahan seperti ini cenderung gelap bahkan mungkin gosong, dan prosesnya memakan waktu yang cukup lama. 

Untuk skala yang lebih besar, roasting kopi tradisional sudah menggunakan semacam tabung, sebagai tempat green bean. Tabung ini akan diputar manual secara berkala, sehingga kopi yang dihasilkan matang merata. Proses ini juga masih menggunakan kayu bakar sebagai sumber panasnya. Roasting tradisional seperti ini masih bisa kita temui di daerah Aceh sampai sekarang.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Kopi Lanang Atau Peaberry

Tahapan Roasting Kopi Modern

Proses roasting kopi secara modern pada dasarnya sama, memanggang kopi untuk menghasilkan cita rasa yang diinginkan. Yang membedakan adalah alat yang digunakan sudah modern sedemikian rupa. Selain itu para roastery juga lebih memperhatikan tahapan yang ada dalam roasting kopi. Agar memiliki rasa yang diharapkan proses roasting paling tidak harus melalui tahapan berikut ini.

Drying

Merupakan fase yang terjadi pertama kali pada proses roasting, dimana green bean baru masuk, dari suhu ruang kedalam suhu drum yang cukup tinggi. Biji kopi akan menyerap panas dan menguapkan kandungan airnya. Proses pengeringan ini cenderung membutuhkan panas dan energi yang cukup besar.

Yellowing

Dimana pada fase ini kadar air green bean sudah berkurang drastis pada proses drying, warna biji kopi akan mulai berubah menjadi kekuningan. Pada fase ini biji kopi masih padat, kulit-kulit tipis mulai mengelupas, aroma masih seperti beras.

Dua tahap awal ini (drying dan yellowing) berperan penting dalam keseluruhan proses roasting, jika biji kopi tidak mengalami proses drying yang tepat maka nantinya biji kopi akan kelihatan matang diluar, tetapi sebenarnya masih mentah di bagian dalam.

First Crack

Biji kopi mulai pecah dengan ditandai bunyi letupan yang renyah, seperti bunyi popcorn. Pada fase ini biji kopi sudah tidak menyerap panas lagi, melainkan justru mengeluarkan panas. Pada tahap ini pula, segala karakter dan rasa-rasa yang familiar dari biji kopi akan mulai berkembang dan “terbentuk” sesuai karakter biji kopi masing-masing.

Roast Development

Pada fase ini biasanya roaster akan menentukan hasil akhir atau derajat kematangan yang diinginkan. Untuk kopi filter, biasanya proses roasting akan dihentikan saat ditengah-tengah fase development atau kisaran 1-2 menit setelah first crack.

Second Crack

Biji kopi pecah kembali untuk kedua kali, tetapi dengan letupan yang lebih ringan dan lebih lembut daripada first crack. Sampai pada fase ini minyak kopi akan muncul dipermukaan, dan banyak karakter acidity yang sudah berkurang jika roasting dilakukan sampai fase ini.

Baca juga: Jenis Tanaman Kopi di Indonesia dan Perbedaannya

Roast Level Kopi

Dalam proses roasting kopi juga dikenal roast level, atau tingkat kematangan pada kopi. Kalau anda membeli biji kopi, pada kemasan biasanya dicantumkan keterangan ini. Roast level pada dasarnya adalah indikator warna dari biji kopi yang Anda beli. Secara mendasar, ada 3 tingkatan yang biasanya paling sering kita lihat atau dengar: light, medium dan dark.

Light Roast

Pada level sangrai ini, biji kopi biasanya berwarna coklat muda terang, light body, dan tidak ada minyak pada permukaan biji kopinya. Light roasted beans seperti ini biasanya cenderung memiliki rasa seperti gandum panggang renyah dan tingkat keasaman yang lebih tinggi dibandingkan level sangrai lainnya. Selain karakter rasa kopinya yang lebih kaya dan kompleks, pada level ini kafein yang terdapat pada kopi juga lebih banyak. Salah satu roastery di Indonesia yang setia dengan light roast adalah Mas Pepeng dari Klinik Kopi. Istilah lain untuk level sangrai seperti ini adalah Half City, Light City, New England, atau Cinnamon.

Medium Roast

Pada level sangrai medium, biji kopi berwarna lebih coklat dibandingkan light roast. Serupa dengan level sangrai light roast, tidak ada minyak pada permukaan biji kopinya. Namun, medium roast memiliki karakter rasa kopi yang lebih balance dari sisi aroma, kompleksitas rasa dan tingkat keasaman. Kadar kafein pada kopi yang disangrai medium roast ini agak sedikit lebih rendah dibandingkan light roast. Pada umumnya, inilah level roasting yang paling sering kita jumpai saat membeli biji kopi ritel di kedai kopi. Istilah lain untuk level roasting ini adalah City, Breakfast, Regular, dan American.

Dark Roast

Pada level ini, biji kopi berwarna coklat gelap atau bahkan hampir berwarna hitam. Kopi dengan level dark roast memiliki permukaan yang sangat berminyak, sehingga saat kita seduh kopinya, minyak ini akan kelihatan kentara di permukaannya. Kopi yang disangrai pada level ini umumnya memiliki karakter rasa pahit, berasap atau terbakar dan body yang lebih terasa tebal. Kadar kafein pada kopi ini jauh lebih rendah dibandingkan light roast dan medium roast. Anda bisa temui kopi-kopi pada level ini di Starbucks atau di Italia.

Tidak semua biji kopi bisa diperlakukan sama dalam proses roasting kopi. Karena kita tahu tiap biji kopi dari daerah tertentu mempunyai ciri dan karakteristik tertentu juga. Begitu juga dengan roast level kopi, karena ada biji kopi yang akan menghasilkan rasa yang maksimal jika di-roasting dengan level light roast, atau malah dengan level dark roast.

Baca juga: Varietas Kopi yang Populer di Dunia

Seperti kami jelaskan di awal, 30% dari kenikmatan kopi yang akan kita seduh atau minum dipegang oleh para roastery. Oleh karena itu seorang roastery bisa diibaratkan juga seorang juru masak. Meski bahan yang dipakai sama, belum tentu rasa kopi yang dihasilkan juga sama.

Untuk anda para penikmat kopi, ulasan singkat ini semoga bisa menambah referensi kopi dengan level roast seperti apa yang sesuai dengan cita rasa anda. Atau mungkin anda bisa bagikan di kolom komentar hal-hal yang berhubungan dengan proses roasting kopi.

Selalu ikuti informasi terbaru perkembangan dunia kopi bersama LUDEN. Salam rahayu.

Baca juga: Beginilah Cara Menyimpan Kopi Yang Baik Dan Benar

Continue Reading